Yudha Andri Riyanto & Arundati
Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi
45
Yogyakarta
El Nino adalah fenomena peningkatan suhu laut di Samudra
Pasifik bagian Timur dan Tengah. Diperkirakan suhu air laut akan naik paling
tidak 0.5 derajat Celsius. Di Indonesia, El Nino akan menarik uap air sehingga udara
di sekitarnya semakin kering. Dampak lanjutannya adalah berbagai daerah akan
mengalami musim kemarau yang lebih panjang. Parahnya musim kemarau ini diperkirakan
akan sama seperti peristiwa kekeringan pada tahun 1997-1998. Pada periode
tersebut, berbagai daerah di Indonesia mengalami kegagalan panen dan kebakaran
lahan yang parah. Pada periode 1991-1994 dan 1997-1998, di Samudra Pasifik
telah terjadi peningkatan suhu air laut sekitar 2,9 derajat Celsius.
Bagaimana dengan situasi El Nino sekarang? El Nino
diperkirakan sekarang belum aktif atau uap air di udara Indonesia belum
tertarik ke Samudra Pasifik. Uap air menjadi melimpah di Indonesia, sehingga hujan
deras masih saja terjadi pada awal musim kemarau. Pada berbagai daerah di
Indonesia Barat, El Nino agak melemah karena adanya pasokan dan ketersediaan
uap air yang melimpah. Dampaknya adalah musim kemarau justru akan menjadi lebih
pendek, bahkan mungkin saja terjadi musim kemarau basah.
Belum aktifnya El Nino diperkirakan karena lemahnya
radiasi sinar matahari. Lemahnya radiasi tersebut berdampak global. Pada
berbagai daerah di pulau Jawa, suhu pada malam hari turun 3-9 derajat Celsius.
Di Jakarta rata-rata penurunan suhu pada malam hari yaitu dari 31 derajat
menjadi 23 derajat Celsius.
Apa sumbangan artikel tersebut untuk psikologi
lingkungan? Artikel tersebut memberikan inspirasi agar pembaca mewaspadai
tentang bahaya El Nino, yaitu kita semua harus peduli pada lingkungan hidup
sekeliling. Contoh perilaku yang dianjurkan antara lain tidak menebang pohon
secara sembarangan, menanam mangrove, dan membuat sumur resapan. Perilaku-perilaku
tersebut akan membentengi kita semua bila terjadi musim kemarau yang
berkepanjangan dan juga mencegah terjadinya banjir. Tentu masih banyak perilaku
pro lingkungan hidup yang dapat ditularkan, dan hal itu akan ditulis pada
ringkasan artikel berikutnya.
Sumber tulisan:
Wahyudi, M. Z. & Ikawati, Y. (2014). Musim
kemarau lebih pendek. Kompas, 17
Juli.
1 Comments
Bagus artikelnya, mana artikel yang lain? Ditunggu ya
ReplyDeleteTidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji