Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

MINGGU KE-2 DI KAMULAN SCHOOL DENGAN STIMULUS LINGKARAN:



LABORATORIUM PSIKOLOGI PERKEMBANGAN


Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta

Menggambar bagi anak-anak di bawah usia 4 tahun masih merupakan kegiatan bermain yang menyenangkan, bukan kegiatan memproduksi suatu hasil karya. Oleh karena itu, kualitas gambar yang dihasilkan masih berupa coret-coret tidak bermakna. Pada minggu kedua (Selasa, 23 Februari 2016, pukul 10.00-11.00) di Kamulan School, saya memberikan stimulus berupa lingkaran. Lingkaran itu akan memicu kreativitas anak-anak untuk membuat berbagai bentuk misalnya wajah manusia, ayam, kucing, mata hari, dan berbagai bentuk lainnya.


Hasil yang diperoleh adalah anak-anak tersebut mengambar sesuka hati mereka. Hanya sedikit saja yang bisa menggambar berbagai bentuk yang menarik untuk dilihat. Ada anak yang menggambar matahari, wajah manusia. Pada umumnya mereka menggambar coret-coret, dan warnanya tidak tertata dnegan rapi. Mereka masih melanggar garis lingkaran, yaitu dengan menimpakan warna pada garis stimulus.

Kegiatan pelayanan masyarakat yang diselengarakan berkat kerja sama antara Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta dengan Kamulan School ini rencanannya akan berlangsung selama 12 kali pertemuan. Pertemuan-pertemuan itu dilakukan pada setiap minggu ke-3 dan ke-4. Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa berprestasi yaitu Sri Mulyani. Sri Mulyani terlibat dalam kegiatan ini karena ia senang dengan dunia anak-anak. Ia berharap segera bisa lulus Fakultas Psikologi UP45, dan segera berkarya dalam dunia anak-anak.

Kegiatan pelayanan masyarakat ini juga menjadi laboratorium bagi pelajaran Psikologi Perkembangan bagi para mahasiswa Psikologi UP45. Tujuan berkarya di laboratorium itu adalah untuk memahami anak-anak secara cepat, teliti, dan realistis (tidak hanya berdasarkan teori saja). Selain itu berkarya di Kamulan School akan mendorong mahasiswa untuk memahami berbagai karir bagi para sarjana psikologi. Menjadi guru TK di Kamulan School ternyata tidak gampang. Calon guru itu harus punya fisik yang kuat, karena tenaga anak-anak itu sangat kuat dan mereka juga lincah. Menjaga anak kecil dan mengarahkan pada berbagai kegiatan kreatif, tentu saja menguras pikiran dan tenaga. Sesudah mengajar menggambar, biasanya saya berkeringat seperti habis melakukan olah raga yoga. Lelah, namun puas karena saya bisa memberikan sesuatu yang baik bagi generasi emas, calon penerus bangsa.

Post a Comment

0 Comments