PENDIDIKAN
SEKS DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN
PERILAKU
SEKSUAL SEHAT
FX. Wahyu Widiantoro
FAkultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Pendidikan seksual
merupakan suatu upaya mendidik dan mengarahkan perilaku seksual secara baik dan
benar. Permasalahannya adalah bagaimana informasi perilaku seks yang
sehat dapat dimiliki mahasiswa? Kondisi mengenai banyaknya seks bebas maupun
seks di bawah umur lebih disebabkan antara lain karena mahasiswa kurang memahami perilaku seks yang sehat. Hal
ini tentunya berkaitan dengan kurang terbukanya informasi mengenai seks yang
benar dan sehat dalam masyarakat, bahkan muncul kecenderungan membiarkan seks
dianggap tidak bermoral dan tabu jika dibicarakan secara terbuka.
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta dalam rangka mengawali kegiatan perkuliahan semester genap 2016,
menggelar acara dengan judul ”Pendidikan Seks Dalam Meningkatkan Pengetahuan
Perilaku Seksual Sehat”. Kegiatan yang dihadiri oleh 200 peserta terdiri dari
kalangan mahasiswa, guru, pekerja sosial dan praktisi yang mendedikasikan diri
di dunia pendidikan ini dilaksanakan di Ruang Seminar Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta pada 27 Februari 2016.
Panitia menghadirkan para tokoh maupun praktisi yang terkait
dengan pendidikan seksualitas dan berbicara mengenai permasalahan tersebut. ”Melalui acara yang dilaksanakan oleh Fakultas
Psikologi sebagai institusi yang mengemban tanggung jawab Tri Dharma Perguruan
Tinggi serta pemikiran yang disampaikan oleh para pembicara diharapkan dapat
membantu meningkatkan pengetahuan tentang seks yang sehat pada semua peserta
yang hadir di acara dan mahasiswa mampu sebagai pelaku seksual sehat”, demikian
diungkapkan oleh Bapak Drs. Jemadi, M.M., selaku Ketua LPPM UP45 dalam kata
sambutannya ketika membuka acara tersebut.
Ir. Dian Yudhawati, S.Psi.,M.Si., Dosen Psikologi UTY sebagai
pemateri pertama menjelaskan tentang kekerasan dalam berpacaran. ”Sebagian
masyarakat tidak sadar akan hak-hak hukum dan pribadi mereka sehingga memicu
timbulnya kekerasan fisik, emosional, verbal atau seksual terjadi”, demikkian diungkapkan
oleh Dian. Dilanjutkan oleh Hartosujono, SE.,S.Psi.,M.Si., Dosen UST sebagai
pemateri kedua menjelaskan tentang Pendidikan seks. ”Masa remaja yang
berorientasi pada kelompok, mudah terpengaruh dengan lingkungan. Pendidikan dan
pengawasan dari keluarga sangat diperlukan agar remaja tidak terjerumus kedalam
pergaulan bebas yang berakibat fatal misal kehamilan di luar nikah, stress dan
labeling dari lingkungan”, demikian dipaparkan oleh Hartosujono.
Materi ketiga tentang Berpacaran sehat disampaikan oleh Joko
Sutrisno, S.Psi., staff BKKBN Yogyakarta. ”Bahaya dan manfaat berpacaran bisa
meningkatkan mutu hidup atau bisa merusak kehidpan. Pacaran itu tidak hanya
mengumbar nafsu tetapi utk salinh menghargai”, demikian dijelaskan oleh Djoko.
Materi keempat tentang Reproduksi remaja dijelaskan oleh Armunanto staff
UNICEF. ”Kondisi remaja Indonesia yang rentan dengan seks bebas, HIV dan
pornografi memerlukan penanganan yg serius dari keluarga dan pemerintah.
Revolusi pencegahan dimulai dari diri sendiri misal melakukan kegiatan yang
bermanfaat dan positif”, demikian dijelaskan oleh Armunanto.
Diskusi dan sesi
tanyajawab dipimpin oleh DR. Arundati Sinta, S.Psi.,M.A., selaku
moderator. Keterlibatan peserta yang sangat aktif ditunjukan dengan berbagai
pertanyaan yang disampaikan, antara lain yaitu oleh Gazez , mahasiswa Stikes
Wira Husada yang menanyakan tentang bagaimana strategi untuk sosialisasi pendidikan
seks bagi masyarakat di daerah pedalaman? Sarifah, mahasiswi menanyakan tentang
bagaiamana anak autis memahami tentang seksual? Nunuk, mahasiswi Psikologi
UP45, menanyakan tentang LGBT dan bagaimana seharusnya kita menyikapinya? Asih
sebagai peserta yang berprofesi sebagai guru mengungkapkan bahwa setelah
mengikuti acara ini merasa lebih memahami tentang cara mensosialisasikan
tentang perilaku seksual sehat dan semakin mendapatkan gambaran tentang cara
menghadapi permasalahan perilaku seksual yang sering terjadi.
Masalah seksualitas tidak dapat dipandang hanya dari sisi
transaksi hubungan fisik. “Seksualitas lebih merupakan fenomena multidimensi
yang terdiri atas aspek biologi, psikososial, perilaku, klinis, moral, dan budaya
maka melalui acara ini mahasiswa terfasilitasi dalam mendapatkan pengetahuan
tentang pendidikan seksual yang baik dan benar”, demikian diungkapkan oleh Fx.
Wahyu Widiantoro, S.Psi.,M.A., sebagai dosen fakultas Psikologi UP 45.
R. Joko Prambudiyono, sebagai ketua panitia menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselengaranya
acara ini, antara lain para sponsor dari BRI, Pertamina PHE ONWJ, AQUA, TK
Khalifah, Isnpira Book, ECCD-RC, RSKIA Sadewa, Armineeka, PT ASDA JAYA MANDIRI
Graphic Design & Offset, Warung SS, Balnk on fc dan Uviconsultant. Acara
semakin meriah dengan adanya pebagian puluhan doorprize dari UNICEF dan penampilan
stand-stand yang memamerkan produk dari para sponsor di kampus UP45 ketika
acara berlangsung.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji