By : Aristanti Oktavia Dewi
Petroleum Engineering Department/ University of Proklamasi 45
Kondisi suatu sumur apabila diproduksikan terus-menerus maka lama kelamaan
akan mengakibatkan tekanan reservoir turun sehingga laju alir turun. Hal
tersebut mengakibatkan produktivitas sumur akan turun juga. Untuk itu perlu
adanya tenaga yang dapat membantu untuk mengangkat fluida sampai ke permukaan.
Metode Produksi dibagi menjadi tiga, yaitu Primary Recovery, Secondary Recovery (Pressure
Maintenance), dan Tertiary
Recovery (Enhanced Oil Recovery).
Tulisan ini bertujuan
untuk mengetahui prinsip
kerja gas lift, mengevaluasi dan mengoptimasi pekerjaan gas lift
berdasarkan efisiensi laju alirnya, dan mengetahui prosedur penentuan titik injeksi, jumlah gas yang di injeksi, dan
kedalaman katup-katup gas lift.
Gas lift adalah suatu cara
pengangkatan fluida dari dasar sumur dengan menggunakan gas yang bertekanan
tinggi (minimal 250 psi) yang diinjeksikan ke dalam sumur (melalui katub gas
lift) dan membantu mengangkatnya.
Fluida terangkat dari dasar sumur ke permukaan karena :
1. Dorongan
dari gas bertekanan tinggi melalui katub gas lift
2. Fluida
dalam tubing (di atas katub operasi) menjadi lebih ringan, karena densitasnya
lebih rendah, viscositasnya lebih rendah, perbandingan antara gas dan cairan
(GLR, GOR) lebih besar dibandingkan dengan fluida reservoir
3. Pressure loss yang terjadi di dalam tubing
menjadi lebih kecil, sehingga mengakibatkan adanya aliran dari dasar sumur ke
permukaan.
Proses
dari pada gas lift dapat diterangkan sebagai berikut :
Cairan yang ada pada annulus
ditekan oleh gas injeksi, akibatnya permukaan cairan sekarang berada di bawah
valve, pada saat ini valve yang pertama membuka sehingga gas akan masuk pada
tubing, sehingga density minyak turun akibatnya gradient tekanan kecil dan minyak
dapat diangkat ke atas.
Pertimbangan utama yang digunakan dalam
menentukan cara penginjeksian gas di atas didasarkan pada tekanan dasar sumur
(BHP) dan Productivity Index (PI). Tabel 1.1 menunjukkan kriteria dalam menentukan cara atau
sistem injeksi.
Tabel
1.1. Kriteria Penentuan Sistem Injeksi
PI
|
BHP
|
Sistem
Injeksi
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Continous
|
Tinggi
|
Rendah
|
Intermittent
|
Rendah
|
Tinggi
|
Intermittent
|
Rendah
|
Rendah
|
Intermittent
|
1.1 Tipe Gas Lift
Ada dua
cara pengangkatan buatan dengan metode gas lift, yaitu penginjeksian secara
kontinyu (continuous gas lift) dan penginjeksian terputus-putus (intermittent
gas lift)
1.1.1 Continuous Flow Gas Lift
Continuos
Gas Lift merupakan proses pengangkatan fluida dari suatu sumur dengan cara
menginjeksikan gas yang bertekanan relatif lebih tinggi secara terus menerus
kedalam tubing dengan maksud untuk meringankan kolom cairan yang ada didalam
tubing. Karena penginjeksian dilakukan secara kontinyu, maka memerlukan
kesetimbangan aliran minyak dari formasi kedalam lubang sumur dengan rete yang
cukup tinggi.
Apabila dapat diperkirakan
besarnya gradien tekanan aliran rata-rata dibawah dan diatas titik injeksi,
maka Pwf dapat dihitung dengan persamaan:
Pwf = Pt
+
Gfa L + Gfb (D-L) ................................................. (2-75)
dimana :
Pwf = Tekanan alir
dasar sumur, psi
Pwh = Tekanan pada
Well Head, psi
Gfa = Gradien
tekanan rata-rata di atas titik injeksi, psi/ft
Gfb = Gradien
tekanan rata-rata di bawah titik injeksi, psi/ft
L = Kedalaman titik
injeksi, ft
D = Kedalaman sumur total,
ft
Gambar 1.1.
Gas Lift System 5)
Dengan demikian dasar dari perencanaan gas lift adalah menetukan
Pwf yang diperlukan supaya sumur dapat berproduksi dengan rate yang
diinginkan, yaitu dengan cara menginjeksikan gas pada kedalaman tertentu di
dalam tubing.
Sesuai dengan fungsinya, katup-katup gas lift terdiri dari :
1. Katup
Unloading, yaitu sebagai jalan masuk dari annulus ke tubing, untuk mendorong
cairan yang semula digunakan untuk mematikan sumur.
2. Katup
Operasi, yaitu sebagai jalan masuk gas dari annulus ke tubing untuk mendorong
fluida reservoir ke permukaan.
3. Katup
Tambahan, yaitu sebagai katup operasi jika Ps turun.
Pada tahap pertama, injeksi gas akan mengaktifkan katup-katup unloading
sehingga cairan untuk mematikan sumur akan terangkat ke permukaan dan level
cairan dalam annulus turun. Kemudian katup unloading secara bergantian bekerja
dan level cairan dalam annulus akan mencapai katup operasi. Gas injeksi akan
masuk ke dalam tubing secara kontinyu jika tekanan injeksi gas dalam annulus
lebih besar dari tekanan aliran dalam tubing. Oleh karena itu letak katup
operasi ditempatkan pada kedalaman sehingga tekanan alir dalam tubing lebih
kecil dari tekanan injeksi gas di annulus. Penempatan katup operasi ini
ditentukan dari titik keseimbangan, yaitu titik dimana tekanan aliran di dalam
tubing sama dengan tekanan injeksi gas di annulus, setelah dikurangi dengan
tekanan differensial 100 psi.
Dengan masuknya gas injeksi melalui katup operasi maka perbandingan
gas cairan di atas titik injeksi akan lebih besar daripada perbandingan gas
cairan di bawah titik injeksi. Dengan demikian dasar perencanaan gas lift
adalah penentuan Pwf yang diperlukan agar sumur dapat berproduksi
dengan rate yang diinginkan, yaitu dengan cara menginjeksikan gas pada
kedalaman tertentu di dalam tubing.
Perencanaan continous gas lift meliputi :
1. Penentuan
titik injeksi.
2. Penentuan
jumlah gas injeksi.
3. Penentuan
kedalaman katup-katup sembur buatan
4. Menentukan ukuran port dan tekanan buka katup-katup di
bengkel.
Referensi:
1. Brown, K.E., “The Technology of Artificial Lift Methods”,
Volume 2A, PennWell Publishing Company, Tulsa, Oklahoma, 1980.
2. Brown, K.E., “The Technology of Artificial Lift Methods”,
Volume 4, PennWell Publishing Company, Tulsa, Oklahoma, 1984.
3.
Dewi, Aristanti O., “Seminar Evaluasi dan Optimasi
Produksi Menggunakan Metode Continuous
Gas Lift”, Universitas Proklamasi 45, Yogyakarta, 2016.
4.
Mandala, Wirawan W., “Metode Pengangkatan Buatan (Gas Lift)”, -, Yogyakarta, -.
5.
Purwaka,
Edi., “Gas Lift”, Universitas
Proklamasi 45, Yogyakarta, 2011.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji