MEMANCING
MINAT MENGGAMBAR ANAK DENGAN STIMULUS MAKANAN
Arundati
Shinta
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Pelajaran menggambar pada anak-anak akan mendorong anak untuk
berperilaku kreatif. Dalam kegiatan menggambar, anak didorong untuk
berimajinasi dan menyusun warna kesukaannya. Tidak ada gambar yang salah,
sehingga anak menjadi lebih bebas dalam mencoretkan ide-idenya. Tidak ada gambar yang salah berarti tidak ada omelan dari
guru tentang kualitas gamabr anak. Bahkan anak selalu dipuji,
untuk membangkitkan semangat, sehingga gambar selesai.
Sebuah gambar dikatakan selesai bila semua bagian kertas
putih sudah terisi warna-warna. Warna yang digunakan tidak hanya satu (single colour), tetapi bermacam-macam
warna. Bentuk utama gambar juga harus jelas dan berbeda kontras dengan latar
belakangnya. Jangan sampai terjadi, bentuk utama gambar berwarna merah, dan
latar belakangnya juga merah. Situasi
seperti ini biasa terjadi pada anak yang senang dengan warna merah, sehingga
semua bagian kertas diisi dengan warna merah. Selain itu, anak memang belum
bisa membedakan antara bentuk utama dan latar belakang.
Pada kesempatan
kali ini, anak-anak mendapatkan stimulus berupa potongan kayu berbentuk
segitiga. Imajinasinya adalah membuat ice
cream. Hal yang baru pada kegiatan menggambar kali ini adalah anak diminta
untuk meneruskan stimulus. Pada minggu-minggu sebelumnya, anak
hanya menerima stimulus dan kemudian mewarnai. Pada kesempatan ini, diharapkan
kemampuan anak untuk ikut mendisain bentuk, sudah mulai terwujud.
Apa saja hal-hal menarik
dalam kegiatan menggambar kali ini? Ada tiga hal menarik dari kegiatan
menggambar kali ini yaitu:
- Seorang anak laki-laki sudah mampu menyelesaikan gambar dengan baik. Ia sangat tekun. Informasi dari guru, ia sering menantikan kedatangan tutor menggambar dari Psikologi UP45. Kemajuannya dalam psikomotorik bagus.
- Seorang anak perempuan pada minggu-minggu awal hanya bersedia mewarnai dengan dua warna saja yaitu ungu dan merah jambu. Pada kegiatan menggambar kali ini, ia sudah bersedia memberi warna seperti pelangi. Meskipun gambarnya belum selesai (masih banyak bagian putih dari kertas gambarnya), namun ia sudah bersedia berpartisipasi.
- Seorang anak mewarnai latar belakang dengan warna kuning, namun ia kemudian menimpanya dengan warna hijau. Hasilnya gambarnya menjadi tidak menarik. Untuk mengatasinya maka warna hijau tersebut justru ditebalkan dan diperluas menimpa warna-warna cerah lainnya. Langkah selanjutnya yaitu menggores dengan ujung pena yang runcing (saya biasa menggunakan dengan paku). Hasilnya adalah goresan-goresan cerah di atas latar belakang gelap, seperti lampu bercahaya. Sangat menarik.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji