Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

KERJASAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UP45 DAN RADIO EMC MINGGU KE-45



VAKSIN PALSU DAN PENDIDIKAN MORAL DALAM KELUARGA

Fx. Wahyu Widiantoro
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta

Beberapa bulan terakhir ini masyarakat dihebohkan dengan adanya peredaran vaksin palsu. Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengaku setuju apabila pelaku pemalsu vaksin dihukum mati. Sebab, perbuatan para pelaku sudah mengancam keselamatan banyak anak dan balita (Ihsanuddin, 2016). Dampak yang ditimbulkan dari adanya peredaran vaksin palsu yaitu banyak orangtua menjadi resah. Perlu upaya dan kerja keras pemerintah untuk menghentikannya. Ketua Umum Lembaga Perlindungan anak (LPA) Indonesia Seto Mulyadi menilai kasus vaksin palsu merupakan kelalaian banyak pihak (Hakim, 2016).


Pemerintah telah berhasil menemukan oknum pembuat vaksin palsu dan memproses secara hukum. Instansi yang terkait pun telah berusaha bertanggungjawab atas kelalaiannya. Selanjutnya kita sebagai masyarakat bertanggung jawab untuk mencegah bersama terjadinya kasus-kasus serupa. Salah satu tindakan nyata yang dapat dilakukan sedini mungkin oleh masyarakat untuk mencegah terjadinya perilaku yang mengambil keutungan bagi diri sendiri serta tega mengorbankan oranglain tanpa merasa bersalah yaitu dengan meningkatkan pendidikan moral dalam keluarga.


Peran orangtua mendidik anak-anak dalam keluarga diharapkan mampu mengarahkan anak hingga menjadi pribadi hingga mencapai tahap perkembangan moral yang menghayati kebenaran sebagai hasil dari suara hati yang logis dan sesuai dengan prinsip-prinsip etika universal yaitu prinsip keadilan, pertukaran hak, keseimbangan, dan kesamaan hak asasi manusia serta penghormatan terhadap martabat manusia. Tingkatan serta tahap perkembangan moral tersebut oleh Kohlberg (1984), dijelaskan pada tahap 6 yaitu orientasi asas etika universal.

Tulisan dengan tema vaksin palsu dan pendidikan moral dalam keluarga ini adalah tema siaran di Radio EMC pada 26 Juli 2016. Siaran ini merupakan hasil kerjasama dengan Fakultas Psikologi UP45, dan sekarang sudah memasuki minggu ke-45. Nama program adalah PEKA (Pelita Keluarga). Adapun peserta yang terlibat dalam acara ini adalah Ibu Norita dari bagian marketing UP45 dan Tri Welas Asih, mahasiswa Psikologi UP45 yang cemerlang. Selain itu, ada juga quiz. Peminat quiz sangat banyak, namun yang menang adalah Bapak Antok Sumantoro yang beralamat di Nologaten Yogyakarta.

Referensi:
Hakim, R. N. (2016). Kak Seto: Vaksin Palsu Kelalaian Bersama, Jangan Saling Menyalahkan. Editor: Sandro Gatra. Jakarta, Kompas.com. Diakses pada 17 Juli 2016. 08:01 WIB.
Ihsanuddin, (2016). Menkes Setuju Pembuat Vaksin Palsu Dihukum Mati. Editor: Sandro Gatra. Jakarta, Kompas.com. Diakses pada 28 Juni 2016. 12:31 WIB.
Kohlberg, L., The Psychology of Moral Development, San Fransisco: Harper and Row, 1984.

Suggested citation:

Widiantoro, Fx. W. (2016). Vaksin palsu dan pendidikan moral dalam keluarga, Radio EMC Yogyakarta. 26 Juli 2016.

Post a Comment

0 Comments