MENGGAMBAR TAHU BULAT SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI BAGI ANAK
Wahyu Widiantoro
Fakultas Psikologi Univesitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Menggambar bagi pendidikan anak usia dini mampu
menjadi sarana komunikasi. Saat anak menggambar, maka komunikasi ini terjadi,
begitu juga pada hasil gambarnya. Misal anak menggambar mobil sambil
menyuarakan bunyi mobil. Gambar yang dibuat anak merupakan hasil ekspresi yang
dituangkan, yang berasal dari perasaan dan pengalaman yang pernah terjadi. Seperti
salahsatu tujuan dari pelayanan di TK Kamulan yang telah dilakukan bersama
mahasiswa Fakultas Psikologi dengan menggunakan stimulus bentuk pola gambar ”Tahu
bulat” pada hari Selasa, 26 Juli 2016. Asisten yang terlibat adalah dua
mahasiswa cemerlang yaitu Wahyu Relisa Ningrum dan Ahmad. Ahmad adalah satu-satunya
mahasiswa laki-laki yang bersedia menjadi guru TK. Kehadiran Ahmad telah
mendobrak stereotip dalam masayarakat, bahwa guru TK harus perempuan. Ternyata
Ahmad sama terampilnya dengan Wahyu Relisa Ningrum dalam mengelola anak-anak
adlama pelajaran menggambar.
Santrock (2011). menjelaskan bahwa Anak-anak
mulai mewakili dunia dengan kata-kata, citra, dan gambar perkembangan kognitif
pada tahap PAUD yaitu tahap pra-operasional yang berlangsung antara usia 2-7
tahun. Berdasar pengertian tersebut maka individu dewasa sebagai pendamping
dalam kegiatan menggambar dapat
mengetahui perasaan ataupun peristiwa yang telah terjadi melalui gambar
anak. Gambar yang anak hasilkan merupakan pengulangan obyek yang pernah
digambar atau dilihat.
Pendamping memulai kegiatan dengan bercerita dan
menanyakan kepada anak-anak tentang bentuk-bentuk jenis makanan. Pemberian
stimulus kepada anak dengan cerita tentang makanan diharapkan merasang ingatan
anak tentang bentuk-bentuk benda yang diwakili oleh obyek makanan. Media yang
digunakan yaitu kertas gambar, alat pewarna dan potongan kertas kardus
berbentuk lingkaran dengan beragam ukuran yang telah disiapkan. Anak-anak
diminta menempelkan pola kertas yang
berbentuk lingkaran kemudian menggambar pada kertas gambar selanjutnya diwarnai
oleh anak sesuai dengan keinginannya.
Hasil kegiatan pendampingan menggambar dengan
objek berbentuk lingkaran yaitu karya gambar anak masih banyak coretan pada
gambar, pemberian warna masih banyak yang keluar dari pola lingkaran. Anak
bercerita tidak hanya tentang makanan melainkan bercerita tentang hewan
peliharaan, pengalaman waktu berlibur, kegembiraannya ketika ikut ibunya ke
pasar dan sebagainya. Simpulan yang didapat yaitu kegiatan menggambar
menggunakan pola mampu melatih mengembangkan daya imajinasi, seni dan
keterampilan anak. Menggambar sebagai tempat untuk mencurahkan ekspresi dan
perasaan dan mengembangkan kreativitas anak. Anak memperoleh pembelajaran yang
menyenangkan, menarik dan bervariasi.
Daftar Pustaka
Santrock, J. W. (2011). Masa perkembangan anak. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji