KELUARGA
DAN KEGIATAN YOGYA GARUK SAMPAH
Arundati
Shinta
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Yogya Garuk Sampah adalah nama sebuah komunitas anak-anak
muda di Yogyakarta yang kini sedang populer. Tujuan komunitas tersebut adalah memotivasi
masyarakat untuk peduli pada sampah. Alasan komunitas tersebut berdiri adalah
karena masyarakat Yogyakarta kini cenderung seenaiknya saja dalam membuang
sampah. Mungkin dalam benak orang-orang tersebut, sampah adalah urusan
pemerintah / petugas kebersihan bukan tugas masyarakat. Pemikiran seperti itu
tentu saja akan merendahkan partisipasi masyarakat dalam hal pembangunan
kotanya. Masyarakat menjadi tidak peduli pada kotanya sendiri.
Sebetulnya, perilaku untuk peduli pada sampah itu bisa
ditumbuhkan dalam keluarga. Hal ini karena keluarga adalah lingkungan sosial
pertama anak. Selain itu perilaku peduli sampah adalah perilaku yang merupakan
hasil belajar sosial (social learning).
Persoalan yang berhubungan dengan perilaku peduli sampah adalah orangtua
sebagai pimpinan keluarga juga tidak peduli pada sampah. Oleh karena itu tidak mengherankan bila anak-anak juga
tidak peduli pada sampah.
Situasi tidak
peduli pada sampah ini sangat buruk akibatnya. Selain berdampak pada kesehatan
penduduk, sampah itu juga akan memperburuk citra Yogyakarta sebagai destinasi
pariwisata. Turis akan menolak berkunjung ke Yogya. Dampak secara ekonomi
karena berkurangnya turis akan segera terasa oleh masyarakat Yogyakarta yang
hidupnya bergantung pada turis. Situasi pada masa depan yang mencemaskan
tersebut telah dipikirkan oleh sekelompok anak-anak muda Yogyakarta. Mereka
sangat visioner dan sangat peduli pada keberadaan kota Yogyakarta.
Dalam pemikiran
anak-anak muda yang peduli tersebut, perilaku peduli pada sampah harus
dimunculkan secara nyata. Masyarakat harus disadarkan melalui contoh-contoh
nyata dan aktual. Mereka melakukan kegiatan memungut sampah secara
bersama-sama. Tempat kegiatan memungut sampah dipilih yang paling sering
dikunjungi anak-anak muda pada umumnya yaitu di daerah titik nol. Pada daerah
ramai dan menjadi sasaran turis usia muda itu, anak-anak muda peduli sampah ini
beraksi. Mereka secara demonstratif memungut sampah yang bertebaran. Mereka
lansung bekerja tanpa perlu berceramah tentang kebersihan. Langkah selanjutnya
adalah kegiatan ini diunggah ke media sosial dan media massa. Seluruh dunia
mengetahui kegiatan yang unik ini. Tentu saja, kegiatan yang aneh ini menarik
perhatian dan memancing anak-anak muda lainnya untuk menirunya.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji