MENGGAMBAR FIGUR ORANG SEBAGAI STIMULUS
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI
PADA ANAK
Fx. Wahyu Widiantoro
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Kemampuan bersosialisasi merupakan kemampuan
perilaku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan masyarakat di
lingkungan anak itu berada. Kemampuan bersosialisasi diperoleh anak melalui
kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respon terhadap dirinya. Tema
pendampingan menggambar pada pertemuan minggu ini yaitu ”Masyarakat” dengan sub
tema Masyarakat lokal dengan objek bentuk ”Orang”. Tujuannya adalah
mengembangkan kemampuan bersosialisasi pada diri anak.
Hurlock (1987) mengemukakan bahwa mulai usia 2
sampai 6 tahun anak belajar melakukan hubungan sosial dan bergaul dengan
orang-orang di luar lingkungan rumah, terutama dengan anak-anak yang umurnya
sebaya. Anak belajar menyesuaikan diri dan bekerja sama dalam kegiatan bermain.
Tahapan pendampingan menggambar yaitu mahasiswa sebagai
pendamping mengajak anak-anak bernyanyi bersama dengan menirukan
gerakan-gerakan yang sederhana, mengangkat tangan, berputar dan sebagainya.
Alat yang digunakan yaitu kertas gambar, pastel sebagai alat pewarna.
Pendamping menanyakan apakah anak-anak bisa mengambar orang? Selanjutnya
anak-anak diajak menggambar bentuk orang lebih dari satu pada kertas gambar dan
diberi warna sesuai selera anak.
Kegiatan
pendampingan menggambar di TK Kamulan kali ini dilakukaan oleh para mahasiswa
Fakultas Psikologi UP45. Mahasiswa yang terlibat secara langsung dalam kegiatan
ini yaitu Tri Jumiati,
Maria Melinda, Naufal Afif, Junaidi, Manik, Dewi Larasati, Relisa dan Febrio.
Kegiatan pendampingan ini merupakan implementasi kerjasama antara TK Kamulan
Yogyakarta dengan Fakultas Psikologi UP45, periode ke II, minggu ke-1. Kesempatan
pendampingan ini berlangsung pada 20 September 2016.
Mahasiswa
melakukan evaluasi setelah kegiatan pendampingan menggambar berakhir. Ada perasaan canggung, malu, khawatir, bingung dan sebagainya
dalam menghadapi anak-anak di PAUD. ”Saya merasa anak-anak takut kepada saya
sehingga saya sulit berkomunikasi dengan mereka”, ungkap Tri Jumiyati. Berbeda
dengan yang dirasakan oleh Melinda yang menyatakan ”Sulit mengajak anak-anak
untuk menggambar, sepertinya mereka lebih suka bermain bola”. Demikian sebagian
ungkapan dari para mahasiswa setelah melakukan kegiatan perdananya dalam pendampingan
menggambar.
Kegiatan pendampingan ini sangat bermanfaat untuk
mempersiapkan para mahasiswa Psikologi UP45 untuk lebih mampu bersaing dengan
lulusan psikologi dari universitas lainnya. Di universitas lain untuk level S1,
belum pernah ada program pendampingan anak-anak TK seperti yang dilakukan oleh
Prodi Psikologi UP45. Kegiatan seperti ini banyak dilakukan untuk level S2
magister profesi. Pada level S1, kegiatan di tingkat TK juga dilakukan oleh univesitas
lain pada umumnya adalah observasi perilaku anak-anak saja. Dalam kegiatan observasi, pra mahasiswa hanya
pasif dan mencatat saja. Pada kegiatan pendampingan ini, mahasiswa Psikologi
UP45 dituntut untuk aktif. Ini adalah proses penggalian
potensi diri. Mahasiswa dituntut untuk kreatif dan percaya diri.
Referensi:
Hurlock, E. B. (1987). Child
development. 6th Ed. Tokyo McGraw Hill Inc. International Student Ed.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji