PRESTASI
MENULIS MAHASISWA PADA TINGKAT NASIONAL
Arundati
Shinta
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Keberanian untuk berada di level nasional harus dipaksa untuk
muncul. Oleh karena itu, ketika Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta mengadakan lomba menulis tingkat nasional, maka mahasiswa Universitas
Proklamasi diwajibkan untuk mengikutinya. Kewajiban mengikuti kompetisi menulis
ini berhubungan dengan nilai pelajaran.
Secara lebih rinci, penyelenggara kegiatan lomba menulis ini
adalah Forum Filosofis Mahasiswa Indonesia (Forkafmi) Fakultas Filsafat
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Jumlah seluruh peserta adalah 415 dari
seluruh Indonesia. Dewan juri adalah Dr. Rizal Mustansyir (Dosen, Peneliti dan
Direktur Pascasarjana Fakultas Filsafat UGM) dan Dr. Sindung Tjahyadi
(Akademisi, Penleitia dan Mantan Kepala Pusat Studi Pancasila UGM). Penguman
lomba adalah pada 11 September 2015.
Salah satu mahasiswa Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
ternyata menjadi pemenangnya. Ia menjadi 50 peserta terbaik, dan berhak
mengikuti seminar secara gratis di Fakultas Filsafat UGM. Nama mahasiswa
tersebut adalah Murjiwantoro. Berikut adalah tulisan dari Murjiwantoro dan
sertifikat kemenangannya.
MEMAKNAI
PENDIDIKAN NASIONALISME INDONESIA
MURJIWANTORO
UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
Sesuatu yang sengaja dilakukan secara
berulang-ulang agar
sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Pendidikan nasionalisme
sejak dini bagi setiap individu
melalui pembiasaan di sekolah.
Upaya
untuk menggalakkan lagi semangat nasionalisme
melalui jalur pendidikan
dapat
ditempuh dengan
melaksanakan
pengintegrasian nilai-nilai
nasionalisme dalam kegiatan pembiasaan pada satuan pendidikan sekolah. Dalam kegiatan pembiasaan itu dapat menanamkan nilai-nilai nasionalisme
kepada
siswa.
Nilai-nilai yang ditanamkan dalam kegiatan pembiasaan diantaranya yaitu cinta
tanah air, rela berkorban, semangat
kebangsaan, kerjasama, tanggungjawab,
peduli lingkungan, religi (ketuhanan),
berani, dan mandiri.
Dalam
pelaksanaannya juga anak dilibatkan secara langsung dalam penanaman dan
pengembangan
nilai-nilai
tersebut
serta
mempraktekannya secara
langsung dalam kehidupan
sehari- hari. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat
penting dalam
mencerdaskan kehidupan
bangsa dan negara, yang berdasarkan Pancasila
dan
UUD 1945. Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga peserta didik secara
aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang
diperlukan masyarakat, bangsa dan negara. Pencapaian tujuan nasional bangsa Indonesia yang dituangkan dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan tugas dan kewajiban seluruh warga negara Republik
Indonesia.
Tanggung jawab dan keikutsertaan
warga negara dalam pencapaian tujuan nasional tersebut merupakan perwujudan
nasionalisme dalam bentuk kesadaran
berbangsa
dan bernegara,
kecintaan
terhadap tanah air, keyakinan
terhadap nilai-nilai Pancasila
sebagai ideologi,
falsafah dan dasar negara, kerelaan berkorban bagi bangsa
dan
negara, serta kemampuan awal
bela negara.
Bangsa Indonesia
adalah negara yang
sangat majemuk dan beranekaragam, baik itu kebudayaannya maupun masyarakatnya. Keanekaragaman
itu
tentu saja merupakan suatu pedoman dan faham yang cocok dengan karakter kemajemukan itu sendiri. Paham yang dirasakan cocok dengan kemajemukan ini adalah konsep kebangsaan yaitu nasionalisme.
Nilai-nilai nasionalisme selalu dikaitkan dengan dunia pendidikan, karena untuk
memaknai penanaman nilai-nilai tersebut diperlukan
suatu upaya dari masyarakat Indonesia sendiri untuk berperilaku yang mengarah pada
nilai-nilai
Pancasila berdasarkan cita-cita luhur bangsa Indonesia, maka
untuk mengisi dan meneruskan kemerdekaan saat ini, sangat diperlukan jiwa-jiwa
nasionalisme yang
tinggi dari tiap-tiap warga negara. Dalam rangka mewujudkan
cita-cita tersebut, diperlukan usaha yang keras dan serius, dan untuk mewujudkannya
tidaklah harus
selalu tampak dimata orang
lain, akan tetapi bisa dimulai
dari hal-hal yang paling
sederhana sampai pada hal-hal yang kompleks.
Contoh sederhana penerapan
nasionalisme dalam dunia pendidikan diantaranya yaitu keikutsertaan para peserta
didik dalam mengikuti
upacara bendera, kesadaran para peserta
didik pada saat pengibaran penghormatan bendera
merah putih, dan kesadaran para peserta didik
dalam mematuhi aturan-aturan
dan norma-norma yang
berlaku. Terkait dengan penanaman nilai nasionalisme di era
global sekarang ini,
salah satu lembaga formal yang ikut bertanggung jawab adalah satuan pendidikan, dan salah satunya
sekolah dasar. Sekolah
dasar merupakan lembaga formal yang
menjadi pondasi awal untuk jenjang sekolah di atasnya. Oleh karena itu,
pendidikan di sekolah dasar mempunyai peranan yang sangat vital dalam menanamkan nilai-nilai
nasionalisme.
Mencermati
hal tersebut, perlu pengutamaan pendidikan
nasionalisme sejak dini
bagi setiap individu melalui pembiasaan di sekolah.
Pendidikan nasionalisme
menjadi sebuah jalan keluar bagi proses perbaikan
bangsa dan
negara Indonesia. Situasi sosial yang ada
menjadi alasan utama agar pendidikan nasionalisme
segera digalakkan
kembali dalam lembaga pendidikan.
Upaya
untuk menggalakkan kembali semangat nasionalisme melalui jalur pendidikan
dapat
ditempuh dengan melaksanakan
pengintegrasian
nilai-nilai
nasionalisme dalam kegiatan pembiasaan pada satuan
pendidikan sekolah dasar. Strategi ini ditempuh dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan usia dan
kejiwaan peserta
didik. Kegiatan pembiasaan
yang selama
ini telah diselenggarakan oleh
sekolah dasar
adalah salah satu media
potensial dalam rangka menanamkan nilai-nilai nasionalisme pada peserta didik. Jiwa
nasionalisme mayoritas masyarakat Indonesia saat ini mengalami
krisis.
Salah satu solusi agar dapat keluar dari krisis tersebut dilakukan dengan cara
menanamkan nilai-nilai dan semangat nasionalisme pada seluruh warga
bangsa, khususnya pada generasi
muda. Langkah efektif untuk membangun dan menanamkan jiwa nasionalisme kepada generasi muda ditempuh
melalui jalur pendidikan. Nilai-nilai
nasionalisme yang
ditanamkan kepada peserta
didik dalam setiap kegiatan berbeda-beda. Misalnya pada saat upacara bendera yang dilaksanakan
setiap
hari Senin itu,
nilai-nilai yang
terkandung dalam pelaksanaan
upacara bendera diantaranya membiasakan siswa untuk
bersikap tertib
dan disiplin, membiasakan siswa
berpenampilan rapi, meningkatkan
kemampuan mempimpin, membuat siswa patuh pada
aturan yang ada, dan menanamkan rasa
tanggungjawab. Sehingga
diharapkan dengan adanya kegiatan rutin
yang dilakukan di sekolah diharapkan kian
mempertebal semangat kebangsaan, cinta tanah
air, patriotisme, semangat dan nilai-nilai kepahlawanan, idealisme serta
membangkitkan peran
siswa
dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Kegiatan rutin yang
dilakukan diwujudkan sebagai bentuk keimanan
dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, mengenal kebersihan dan kesehatan,
berlatih untuk selalu tertib dan
patuh pada peraturan,
bertanggungjawab terhadap
tugas yang diberikan,
menjaga
kebersihan lingkungan, dan melatih keberanian.
Adapun bentuk kegiatan
rutin yang dilakukan pelaksanaan pendidikan nasionalisme
melalui pembiasaan antara lain upacara bendera yang dilaksanakan
setiap hari Senin dan hari-hari besar nasional, senam pagi, kerja bakti, jadwal
piket harian, dan kegiataan
sebelum proses
belajar mengajar.
Selama
kegiatan rutin itu dilakukan guru selalu berusaha
mendampingi siswa. Seperti pada
saat kegiatan kerja bakti dan senam pagi, guru
turut serta mendampingi siswa dengan
mengikuti kegiatan
tersebut.
Pada
saat upacara
bendera juga guru mengajarkan untuk bersikap disiplin dan tertib. Semua siswa harus mengikuti
kegiatan pembiasaan rutin di sekolah.
Apabila ada siswa yang
tidak
mengikuti kegiatan tersebut
maka akan diberi
teguran atau
sanksi
dari guru. Pembiasaan dalam kegiatan spontan dilakukan dengan cara
spontanitas, misalnya
saling menyapa
antar teman maupun antar guru, membuang sampah di
tempatnya, memungut sampah yang
berserakan, mengucapkan terima kasih.
Kesadaran diri dari seorang siswa
juga mempunyai peranan penting dalam
menunjang jiwa nasionalisme siswa. Karena kesadaran akan jiwa nasionalisme itu tumbuh
dari dalam diri seseorang. Kesadaran diri sendiri merupakan tonggak utama yang memberikan
kekuatan dan
pembentukan jiwa nasionalisme. Dengan pembentukan jiwa
nasionalisme yang dimulai dari diri
sendiri, diharapkan nantinya dapat memberikan contoh atau teladan kepada yang lain.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji