IMPLEMENTASI KERJASAMA DENGAN RADIO EMC YOGYAKARTA
MINGGU KE-64
Fx. Wahyu Widiantoro
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Moral berasal dari bahasa Latin mores yang berarti tata cara, kebiasaan,
perilaku, dan adat istiadat dalam kehidupan (Hurlock, 1990). Rogers (1977)
mengartikan moral sebagai pedoman salah atau benar bagi perilaku seseorang yang
ditentukan oleh masyarakat. Simpton (dalam Allen, 1980) mengartikan moral
sebagai pola perilaku, prinsip‐prinsip, konsep dan aturan‐aturan
yang digunakan individu atau kelompok yang berkaitan dengan baik dan buruk.
Menurut Paul Suparno, dkk., (dalam Budiningsih,
2004), untuk memiliki moralitas yang baik dan benar, seseorang tidak cukup
sekedar telah melakukan tindakan yang dapat dinilai baik dan benar. Seseorang
dapat dikatakan sungguh‐sungguh bermoral apabila tindakannya disertai dengan keyakinan
dan pemahaman akan kebaikan yang tertanam dalam tindakan tersebut.
Coles (2000) menjelaskan bahwa, perilaku moral
diungkap dengan cara menunjukkan perilaku dan sikap kepada orang lain. Perilaku
tersebut muncul bersamaan dengan peralihan eksternal ke internal yang disertai
perasaan tanggung jawab pribadi atas setiap tindakan seperti adanya
pertimbangan kesejahteraan kelompok di atas keinginan atau keuntungan pribadi.
Menumbuhkan budaya disiplin moral pada anak lebih
fokus pada kualitas pendampingan orang tua terhadap proses tumbuh kembang
kepribadian anak-anaknya. Kemampuan yang perlu dibiasakan sedini mungkin antara
lain yaitu senyum, salam, sapa. Kemampuan untuk mengucapkan terima kasih,
meminta maaf, dan minta tolong. Keterampilan untuk permisi, meminta ijin atau
pamit.
Orangtua diharapkan mampu menjadi model bagi anak
dalam menumbuhkan budaya disiplin moral. Setiap sikap orangtua dapat menjadi
contoh nyata bagi anak. Misalkan ekspresi wajah, gerakan tubuh, intonasi suara.
Kesadaran dalam memahami pola pinjam-menggembalikan, minta-memberi,
tanya-jawab, komunikasi-konfirmasi, tugas-tanggungjawab, tanggungjawab-laporan,
hak-kewajiban, menolong atau memberi tanpa alasan atau syarat dan lain
sebagainya.
Tulisan inia dalah materi siaran di Radio EMC
Yogyakarta, pada 29 November 2016. Siaran ini merpakan bentuk implementasi
kerjasama antara Fakultas Psikologi UP45 dengan Radio EMC Yogyakarta. Siaran
kali ini sudah memasuki minggu ke-64. Punggawa kali ini adalah Fx. Wahyu
Widiantoro dan Yudha Andri, dua orang yang sangat peduli dengan kejayaan Prodi
Psikologi UP45 di kancah nasional. Hal ini karena Radio EMC sudah dikenal
amsyarakat seluruh Indonesia. Semoga kerjasama yang baik ini terus bwrlangsung
dengan lancar.
Referensi:
Allen, D.E. (1980). Social psychology as a social process. California: Wodworten
Publishing Company.
Budiningsih, C.A. (2004). Pembelajaran moral: Berpijak pada karakteristik siswa dan budayanya.
Jakarta: Rineka Cipta.
Coles, R. (2000). Menumbuhkan kecerdasan moral pada anak. (Alih bahasa: T Hermaya).
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hurlock, E.B. (1990). Perkembangan anak. (Alih bahasa: M. Tjandrasa & M. Zarkasi).
Jakarta: Erlangga.
Rogers, D. (1977). The Psychology of adolescence. Englewood Cliff, New Jersey:
Prentice Hall.
Suggested citation:
Widiantoro, F. W. (2016). Menumbuhkan budaya disiplin
moral pada anak, Radio EMC Yogyakarta.
29 November 2016.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji