Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

MENGENALI DAN MEMAHAMI MENEJEMEN KONFLIK DALAM SEBUAH HUBUNGAN



IMPLEMENTASI KERJASAMA DENGAN RADIO EMC MINGGU KE-63

Fx. Wahyu Widiantoro
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta


Adanya kesalahpahaman dalam berkomunikasi berpotensi menimbulkan hubungan yang tidak harmonis. Pada dasarnya masalah atau perbedaan dalam sebuah hubungan pasti ada. Masalah atau perbedaan akan berlanjut menjadi konflik tergantung dari keterampilan menejemen konflik setiap individu. Pentingnya mengenali dan memahami menejemen konflik dalam sebuah hubungan merupakan upaya menjaga keberlangsungan sebuah hubungan secara lebih positif.

Menurut Gottman dan Korkoff (dalam Kurdek, 1994) disebutkan bahwa ada dua manajemen konflik, yaitu manajemen konflik yang konstruktif dan manajemen konflik yang destruktif. Positive problem solving (kompromi dan negosiasi) sebagai manajemen konflik yang konstruktif, dan conflict engagement (menyerang dan lepas kontrol, withdrawl (menarik diri), dan compliance (menyerah dan tidak membela diri) sebagai manajemen konflik yang destruktif.


Manajemen konflik disebut konstruktif bila dalam upaya untuk menyelesaikan konflik tersebut kelangsungan hubungan antara pihak-pihak yang berkonflik masih terjaga dan masih memungkinkan individu-individunya untuk berinteraksi secara harmonis. Sedangkan manajemen konflik disebut destruktif bila pihak yang berkonflik tidak menjaga keharmonisan interaksi, misal dengan menyerang dan lepas kontrol kepada salah satu pihak, menarik diri atau bahkan menyerah. 

Menurut Collins dan Laursen (1992), kemampuan manajemen konflik banyak didukung oleh karakteristik-karakteristik seperti keterbukaan akan pendapat, hubungan yang hangat, serta kebiasaan untuk tidak memecahkan masalah secara sepihak. Karakteristik kepribadian yang terutama berpengaruh terhadap gaya manajemen konflik individu adalah kecenderungan agresif, kebutuhan untuk mengontrol dan menguasai, orientasi koperatif atau kompetitif, kemampuan berempati, dan kemampuan untuk menemukan alternatif penyelesaian konflik (Boardman & Horowitz, 1994).

Punggawa siaran kali ini adalah Fx. Wahyu Widiantoro, dosen Fakultas Psikologi UP45 yang terkenal bertangan dingin dalam menyelesaikan konflik manajemen pada banyak organisasi. Ia mempunyai obsesi ketrampilan mengelola manajemen konflik ini juga dikuasai oleh para mahasiswanya. Oleh karena itu, ia sering mengajak mahasiswanya untuk ikut siaran di berbagai radio. Siaran di radio akan melatih para mahasiswa dalam menguasai emosi, sehingga piawai ketika menghadapi konflik di mana pun. Mahasiswa yang beruntung sering diajak dalam siaran di radio adalah Yudha Andri. Yudha Andri adalah mahasiswa yang sekarang ini jauh lebih bijak dalam mengelola emosinya daripada masa lampau (semester awal). Ia bahkan bisa tertawa terbahak-bahak ketika menghadapi situasi yang tidak menyenangkan.

Kegiatan positif di radio EMC ini dilaksanakan pada 22 November 2016. Kegiatan ini merupakan implementasi kerjasama antara Radio EMC Yogyakarta dengan Fakultas Psikologi UP45. Semoga kerjasama init erus berlangsung dengan baik.


Referensi:

Bourdman, S.K., & Horowitz S.V. 1994, Constructive conflict management and social problem: An introduction, Journal of Social Issues, 50,1, 1-2. Cambridge: Cambridge University Press.
Collins, W.A., & Laursen, B. (1992). Conflict and relation during adolescence, in C.U. Shantz & W.W. Hartup (Eds.), Conflict in child and adolescent development.
Kurdek, L.A. (1994), Conflict resolution in gay, lesbian, heterosesual nonparent, and heteroseksual parent couples. Journal of Marriage and the Family, 56,8,705-722.


Suggested citation:

Widiantoro, F. W. (2016). Mengenali dan memahami manejemen konflik dalam sebuah hubungan, Radio EMC Yogyakarta. 22 November 2016.

Post a Comment

0 Comments