IMPLEMENTASI KERJASAMA DENGAN RADIO EMC YOGYAKARTA
MINGGU KE-65
Fx. Wahyu Widiantoro
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Syukur merupakan emosi yang melibatkan perasaan
terima kasih, penghargaan kebahagiaan, dan takjub atas anugerah dan kehidupan
yang dijalani. Kebersyukuran sebagai konstruksi perilaku yaitu melakukan
tindakan balasan kepada orang lain atas manfaat dan anugerah yang telah
diterima. Kebersyukuran memiliki hubungan yang besar dengan komponen
kesejahteraan psikologis yaitu penguasaan lingkungan, pertumbuhan pribadi,
hubungan positif, tujuan hidup, dan penerimaan diri (Wood, Joseph, &
Maltby, 2009).
Peran orangtua, guru, pendamping dan orang dewasa
lainya menjadi penentu dalam menumbuhkan karakter syukur pada anak sejak usia
dini. Ketika seorang anak sering dilok-olok, terlebih dengan menggunakan ukuran
orang dewasa atau orang lain maka bisa dibayangkan bagaimana perkembangan
mental anak tersebut. Anak akan tumbuh menjadi orang dewasa yang tidak percaya
diri. Individu tersebut tidak memiliki karakter syukur secara tepat. Syukur yang
dilakukan akan lebih bersyarat karena sepanjang dia tumbuh juga diperlakukan secara
"bersyarat".
Kebersyukuran merupakan konstruksi kognitif,
emosi, dan perilaku (Emmons, 2007). Kebersyukuran sebagai konstruksi kognitif
ditunjukkan dengan mengakui kemurahan dan kebaikan hati atas berkah yang telah
diterima dan fokus terhadap hal positif di dalam dirinya saat ini. Sebagai
konstruksi emosi, kebersyukuran ditandai dengan kemampuan mengubah respons
emosi terhadap suatu peristiwa sehingga menjadi lebih bermakna (Rosenberg dalam
McCullough, Tsang, & Emmons, 2004).
Penelitian yang dilakukan oleh Miller, Bansal,
Wickramaratne, Hao, Tenke, Weissman, dan Patterson (2013), mengungkap bahwa
orang yang bersyukur dengan landasan keimanan mengalami penebalan pada
parietal, oksipital, dan lobus frontal medial di hemisper kanan dan juga di
cuneus dan precuneus di hemisper kiri. Penebalan pada bagian korteks ini
meningkatkan ketahanan terhadap depresi.
Upaya menumbuhkan karakter syukur sejak usia dini
yang dapat dilakukan antara lain yaitu membiasakan pada anak untuk bersih diri,
pola makan makanan yang sehat, memuji, tidak mengumpat orang lain, menolong,
aktif tidak bermalas diri dan sebagainya. Rasa syukur yang direalisasikan maka
akan membantu individu pada proses penerimaan diri sehingga dapat berkembang
secara optimal dan penuh penghargaan. Anak
yang tumbuh dengan karakter syukur diharapkan akan sehat secara raga dan jiwa.
Tulisan ini adalah materi siaran di Radio EMC
Yogyakarta pada 6 Desember 2016. Materi siaran ini merupakan bentuk
implementasi kerjasama antara Fakultas Psikologi UP45 dengan Radio EMC
Yogyakarta. Siaran kali ini sudah memasuki minggu ke-65, yang berarti para
dosen dan mahasiswa Psikologi UP45 sudah berkarya untuk memotivasi lingkungan
sosial, lebih dari 1 tahun. Semoga kerjasama ini berlangsung terus dengan
lancar. Punggawa kali ini adalah Fx. Wahyu Widiantoro dan Yudha Andri. Mereka
adalah dosen dan mahasiswa Psikologi UP45 yang energik dan sangat peduli pada
kehidupan sosial. Semoga jejak kedua orang super ini diikuti oleh dosend an
mahasiswa lainnya.
Referensi:
Emmons, R. A. (2007). Thank’s! How the new science
of gratitude can make you happier. Boston New York: Houghton Mifflin
Company
Emmons, R. A., & McCullough, M. E. (2004). The
psychology of gratitude. New York: Oxford University Press, Inc.198 Madison
Avenue.
Wood, A. M., Joseph, S., & Maltby, J. (2009).
Gratitude predicts psychological well-being above the big five facets. Personality
and Individual Differences, 46, 443–447.
Miller, L. Bansal, R., Wikramaratne, P., Hao, X.,
Tenke, C. E., Weissman, M. M., & Patterson, B. S. (2013). Neuroanatomical correlates
of religiousity and spirituality; A study in adults at high and low familial risk
for depression. JAMA Psychiatry. http://dx.doi.org/
10.101.jamapsychiatry.2013.3067
Suggested citation:
Widiantoro, F.W. (2016). Menumbuhkan Karakter syukur
sejak usia dini, Radio EMC Yogyakarta.
6 Desember 2016.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji