PERSIAPAN-PERSIAPAN MENUJU S2 DI NEGERI IMPIAN
Arundati Shinta
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Bepergian ke luar
negeri adalah impian indah, yang saya rasa tidak mungkin tercapai. Begitu ketakutannya
saya dengan impian itu, maka saya menjadi takut dan rendah diri bila
bercakap-cakap dengan orang bule. Orang bule itu adalah siswa SMA yang datang
bersekolah ke SMA saya di Yogyakarta. Ia datang tentu saja dengan sponsor suatu
bea siswa yang bergengsi yaitu AFS. Di kelas saya, ia duduk di dekat teman yang
paling jago bahasa Inggris. Teman itu begitu lancar dan cas-cis-cus berbahasa
Inggris. Saya duduk di pojok hanya melongo saja melihat mereka berdua ngobrol
dengan seru. Tidak mungkinlah saya berbicara bahasa Inggris dengan lancar seperti
itu.
Berdasarkan
pengalaman mengamati teman dan orang bule itu, kemudian saya memberanikan diri
untuk mengikuti tes AFS yang diadakan oleh alumni siswa SMA yang dulu juga ikut
program AFS. Tesnya tentu saja menggunakan bahasa Inggris. Tes yang lain adalah
menggambar pohon, orang, dan rumah. Saya tidak tahu apa arti tes seperti itu.
Ternyata setelah membaca buku-buku psikologi, itu adalah tes proyeksi. Tes yang
menggambarkan situasi diri sendiri di dalam keluarga. Apa hasil tes? Bisa ditebak
saya tidak lolos. Saya tahu, meskipun saya sedikit kecewa.
Setelah puluhan tahun
berikutnya, saya terkejut campur senang, karena SCD (Student Character Development)
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta pada 17 Desember 2016, mengadakan Seminar
Beasiswa Master Program. Ini adalah pertemuan yang sangat menarik dan menggugah
kenangan masa lampau. Tema seminar adalah “Peningkatan SDM Unggul Melalui
Pendidikan Tinggi. Seminar ini menghadirkan dua mahasiswa yang sangat
cemerlang. Mereka adalah Adnin Musadri Asbi, S.Hut dan Diyanti Isnani Siregar,
S.Hut. Adnin adalah pemenang beasiswa yang disebut sebagai Awardee Beasiswa
BPI-LPDP RI, dan Diyanti pemenang Awardee Beasiswa Unggulan BPKLN-Kemendibud
RI.
Seminar berjalan
lancar, dan nara sumber memberikan berbagai tips untuk lolos memenangkan
beasiswa ke luar negeri. Apa saja tipsnya?
Ø Kemampuan bahasa
Inggris adalah suatu keharusan. Nilai TOEFL minimal 500 atau IELTS minimal 6,0.
Kemampuan dalam bahasa asing lainnya adalah suatu bonus yang sangat menarik.
Ø Kemampuan menulis. Ini
sering dilupakan, namun kemampuan menulis adalah wajib dikuasai. Hal ini karena
sebagian besar kegiatan studi lanjut adalah menulis. Cobalah bayangkan, bila
calon pelamar tidak menguasai ketrampilan ini maka apa yang akan dilakukan di
negeri seberang?
Ø Kemandirian dalam
memutuskan banyak hal. Hal ini karena mahasiswa di negeri seberang hanya
sendirian saja. Orangtua dan kerabat tinggal jauh di Indonesia. Apakah mahasiswa akan sering pulang
dan memohon petunjuk orangtua bila mendapatkan suatu kesulitan?
Ø Kemampuan teknologi
informasi. Saya pikir generasi Y dan Z pasti tidak akan kesulitan bergulat
dengan tekonologi informasi. Hal ini karena tenologi informasi seolah-olah
sudah mendarah daging. Mereka lahir ke dunia sudah membawa gadget.
Ø Ketrampilan memasak
dan peduli pada kebersihan kamar. Dua ketrampilan ini juga sering diremehkan,
karena di luar negeri pasti banyak warung makan ala Indonesia. Kenyataannya,
warung makan di luar negeri bukanya hanya waktu-waktu tertentu. Sangat jarang
warung makan ala mie telor yang buka 24 jam. Selain itu harga makanannya juga
selangit. Habislah beasiswa bila mahasiswa makan di warung saja tanpa ada
ketrampilan memasak. Membersihkan kamar penting, akrena teman-teman sekolah
sering datang berkunjung, sehingga kita akan malu bila kamar berantakan.
Ø Bijak dalam mengelola
uang beasiswa yang terbatas. Jangan sampai beasiswa habis untuk piknik keliling
negeri, atau membeli barang-barang mewah. Oleh karena itu, ketrampilan literasi
keuangan juga sangat penting dikuasai.
Kedatangan dua nara
sumber itu menekankan bahwa bepergian ke luar negeri untuk melanjutkan studi
dengan beasiswa adalah bukan impian. Mereka berdua sudah mencicipi segala
fasilitas pendidikan di laur negeri. Mereka bisa, karena mereka gigih untuk
merealisasikan impian itu. Oleh karena itu, diharapkan semua mahasiswa UP45
juga termotivasi untuk mengikuti jejak dua nara sumber keren itu. Semoga acara
seperti ini sering dilaksanakan di Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta, karena
sangat memotivasi kita semua untuk melangkah lebih jauh.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji