SIARAN DI FORUM DIALOG PSIKOLOGI, RRI MINGGU KE-192
Fx. Wahyu Widiantoro
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Individu yang berfungsi sebagai penggerak di
lingkungan kerja, keluarga, dan masyarakat merupakan seorang pribadi yang
memiliki kecakapan sehingga mampu mempengaruhi orang-orang di sekitarnya untuk
bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu
tujuan. Individu sebagai penggerak memiliki kemampuan memotivasi dan melibatkan
orang lain untuk dapat berkontribusi secara efektif dan mensukseskan tujuan
serta cenderung disebut sebagai individu yang memiliki jiwa kepemimpinan.
Burns (1978), menjelaskan bahwa kepemimpinan
dideskripsikan sebagai sebuah proses yang mendorong pengikut mencapai tujuan tertentu
yang mewakili nilai, motivasi, keinginan, kebutuhan dan aspirasi kedua belah
pihak, baik pimpinan maupun individu-individu yang dipimpinnya (Burns, 1978;
Zayani, 2008). Kepemimpinan meliputi kemampuan untuk menciptakan visi yang
menantang bagi organisasi, kemampuan untuk memberikan inspirasi bagi
pengikutnya, dan kemampuan untuk memotivasi pengikutnya dalam bekerja mencapai
tujuan yang menantang. Selanjutnya,
dijelaskan pula bahwa kepemimpinan merupakan proses personal yang bertujuan
tidak hanya meningkatkan motivasi pengikutnya tetapi mampu juga meningkatkan
kepuasan kerja, self-esteem,
self-efficacy dan komitmen kerja (Alimo-Metcalfe dan Alban-Metcalfe, 2004).
Ada perbedaan pengertian antara individu yang
mampu menjadi penggerak dengan seseorang yang menjadi pemimpin karena suatu
jabatan. Individu yang menjadi penggerak merupakan pribadi yang secara sukarela
berusaha mencapai tujuan kelompok dan karena kecakapannya maka mampu
menginspirsi hingga memotivasi individu lain di sekitarnya untuk memenuhi
segala tuntutan kebutuhan yang ada sesuai yang diharapkan oleh seluruh anggota
yang di dalamnya hingga mencapai kesejahteraan bersama.
Seseorang yang menjadi penggerak di lingkungan
kerja, keluarga, dan masyarakat memiliki jiwa kepemimpinan yang melalui usaha
penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri. Sifat-sifat
pemimpin kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai
dengan tuntutan lingkungan. Seorang yang mampu menjadi penggerak merupakan pemimpin
yang baik dan mampu memberi contoh kesuksesan yang bisa diraih para pengikutnya.
Tulisan ini adalah narasi siaran di RRI
Yogyakarta, pada 15 Maret 2017, pukul 20.15-21.00. Acara yang dilaksanakan
adalah Forum Dialog Psikologi. Siaran ini bisa berlangsung karena adanya kerjasama
antara RRI Yogyakarta dengan Fakultas Psikologi UP45. Punggawa kali ini adalah
Fx. Wahyu Widiantoro (dosen), dan 2 mahasiswa cemerlang yaitu Yudha Andri serta
Irwanto. Yudha Andri kini sudah menyandang gelar Sarjana Psikologi. Diperkirakan
Irwanto sebentar lagi juga akan menyandang gelar S.Psi., karena ia berpretasi
cemerlang.
Referensi:
Alimo-Metcalfe,
B., & Alban-Metcalfe, J. (2004). The
myths and morality of leadership in the NHS. Clinician in Management, 12,
49-53.
Zayani, F. A.
(2008). The impact of transformational leadership on the success of global virtual
teams : An investigation based on the multifactor leadership questionnaire. Dissertation. Proquest Information and
Learning Company, Ann Arbor.
Suggested citation:
Widiantoro, F. W. (2017). Menjadi penggerak di
lingkungan kerja, keluarga, dan masyarakat. RRI
Yogyakarta. 15 Maret 2017.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji