Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

KETERLIBATAN DALAM KEGIATAN SOSIAL DAN KEROHANIAN SEBAGAI SARANA MENJADI LANJUT USIA YANG PRODUKTIF



SIARAN DI RRI MINGGU KE-190


Fx. Wahyu Widiantoro
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta

Lanjut usia yang terus meningkat jumlahnya di Indonesia, memunculkan kenyataan baru yaitu semakin banyak jumlah lanjut usia yang tinggal di panti-panti wreda.  Lanjut usia merupakan tahap akhir siklus perkembangan manusia, masa bagi semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun bersama anak dan cucu tercinta dengan penuh kasih sayang.

Santrock (2002), mengungkapkan bahwa masa lanjut usia dimulai ketika seseorang mulai memasuki usia 60 tahun. Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Santrock, Hurlock (2001), juga mengemukakan bahwa yang disebut lanjut usia adalah orang yang berusia 60 tahun ke atas. Pada masa lanjut usia, seseorang akan mengalami perubahan dalam segi fisik, kognitif, maupun dalam kehidupan psikososialnya (Papalia, 2001).

Lanjut usia yang produktif adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan atau jasa, sehingga hidupnya tidak bergantung pada bantuan orang lain.  Upaya agar mencapai penuaan yang berkualitas, maka harus tercakup ketiga fitur yaitu kemungkinan yang rendah mengalami penderitaan suatu penyakit atau ketidakmampuan dikarenakan penyakit tertentu, kognitif dan fisik yang tetap berfungsi baik, dan keterlibatan yang aktif dalam kehidupan (Hoyer & Roodin, 2003).

Brown (2004), menekankan pentingnya harapan hidup dan kualitas hidup bagi lanjut usia. Terdapat empat domain dalam kualitas hidup adalah kesehatan fisik, kesehatan psikologi, hubungan sosial, dan aspek lingkungan. jika kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, akan timbul masalah-masalah dalam kehidupan lanjut usia yang akan menurunkan kualitas hidupnya (Rapley, 2003).

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup bagi lanjut usia antara lain yaitu banyaknya kegiatan di setiap lingkungan masyarakat yang dilakukan serta diikuti oleh lanjut usia. Terdapat aktivis yang mampu memfasilitasi hubungan antara lanjut usia satu dengan lanjut usia lainnya sehingga terbentuk relasi sosial yang baik di antara lanjut usia tersebut, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kualitas hidup mereka.

Tulisan ini adalah materi siaran di RRI, hasil kerjasama antara RRI Yogyakarta dengan Fakultas Psikologi UP45. Siaran ini berlangsung pada 8 Maret 2017, pukul 20.15-21.00, dalam acara Forum Dialog. Punggawa kali ini adalah Fx. Wahyu Widiantoro (dosen), dan 2 mahasiswanya yang berprestasi tinggi yaitu Wahyu Relisa NIngrum dan Ratih. Dua mahasiswa itu terpilih mendampingi dosen karena prestasinya memang cemerlang.


Referensi:

Brown, J. (2004). Models of quality of life: A taxonomy, Overview and systematic review of the literatur. European Forum on Population Ageing Research. Page: 6, 8, 46.
Hoyer, W. J. & Roodin, P.A. (2003). Adult development and aging, 5th edition. New York: Mc Graw and Hill.
Hurlock E.B. (2001). Psikologi perkembangan. Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Edisi ke-5. (Terjemahan oleh Istiwidayanti & Sujarwo). Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Papalia D.E., Old S.W., & Feldman R.D. (2008). Human development (Psikologi Perkembangan) Edisi IX. (Terjemahan oleh A.K Anwar). Edisi IX Cetakan 1. Jakarta: Kencana.
Rapley, M. (2003). Quality of life research: A critical introduction. London: Sage Publications. Page: 53, 54, 92-94, 180-181, 235, 236, 238-242, 244-248
Santrock, J.W. (2002). Life span development. 8th Ed. New York : Mc Graw-Hill Companies.

Suggested citation:

Widiantoro, F. W. (2017). Keterlibatan dalam kegiatan sosial dan kerohanian sebagai sarana menjadi lanjut usia yang produktif. RRI Yogyakarta. 8 Maret 2017.

Post a Comment

0 Comments