Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

PENJAMINAN MUTU INTERNAL



USAHA MEMPERBAIKI MUTU MANAJEMEN & KURIKULUM
PRODI PSIKOLOGI UP45

Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta


Pada 10 Februari 2017, saya mendapat surat dari Kepala Kantor Penjaminan Mutu UP45, Drs. Bambang Sugeng D., MM. Surat ‘cinta’ tersebut mencerminkan kinerja dosen mulai Agustus 2016 sampai dengan Januari 2017. Dalam surat tersebut terkandung 4 dokumen yaitu:

Ø  Rekapitulasi angket evaluasi oleh mahasiswa UP45
Ø  Rekapitulasi komentar mahasiswa pada angket tentang dosen mengajar di kelas
Ø  Rekapitulasi kehadiran dosen mata kuliah
Ø  Rekapitulasi daftar penyerahan SAP (Satuan Acara Perkuliahan).

Bisa ditebak, surat semacam itu berasa surat ‘cinta’, karena isinya adalah komentar dan penilaian mahasiswa terhadap kinerja dosen. Bisa dibayangkan, mahasiswa yang tidak puas dengan standar pelayanan dosen maka ia akan memberikan penilaian negatif. Terbayanglah betapa sakitnya perasaan saya ketika membaca komentar-komentar pedas, padahal saya sudah berusaha setengah mati menampilkan materi pelajaran yang menyenangkan. Saya sudah berusaha ‘mengunyah-ngunyah’ buku berbahasa Inggris dan menyajikan dalam slide-slide berbahasa Indonesia yang mudah dipahami. Usaha-usaha itu ternyata tidak digubris mahasiswa.


Surat ‘cinta’ dari Kepala Kantor Penjaminan Mutu ini tidak bermaksud untuk menjatuhkan dosen, namun justru berusaha untuk menggugah kesadaran dosen untuk bekerja lebih baik lagi. Sebetulnya tidak hanya agar bekerja lebih baik lagi, namun surat ‘cinta’ itu juga bertujuan agar dosen lebih baik lagi dalam melayani mahasiswa. Mengapa melayani? Ya, karena dosen pada hakekatnya bekerja dalam bidang jasa, sehingga faktor pelayanan adalah yang primer. Berikut adalah penjelasan dari dokumen-dokumen tersebut.


Dokumen Rekapitulasi Angket Evaluasi oleh Mahasiswa UP45.

Untuk Prodi Psikologi, ada 10 dosen yang dievaluasi kinerjanya. Mereka adalah Drs. Indra Wahyudi, M.Si., Dra. Muslimah Zahro Romas, M.Si., Daris Kesuma Wangsa, S.Psi., Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA, Dra. Murdiasih, M.Si., Drs. TA. Prapancha Hary, M.Si., Harto Sujono, SE., S.Psi., M.Si. Dewi Handayani, S.Psi., M.Psi. dan H. Ali Sofro, SH, MH/ Hendra. Dari daftar itu, agaknya masih ada 1 dosen yang terlewat yaitu Eny Rohyati, S.Psi., M.Psi.

Ada 9 aspek penilaian pada evaluasi kinerja dosen dalam bidang pendidikan oleh mahasiswa UP45. Setiap aspek terdiri dari 5 alternatif jawaban, mulai dari 1-5. Nilai 5 mencerminkan sangat bagus, sedangkan nilai 1 mencerminkan sangat buruk. Berikut adalah daftar aspek yang digunakan untuk Skala Evaluasi Kinerja Dosen – Pendidikan:
Ø  Kesesuaian jadwal
Ø  Lama kuliah (dalam jam dan menit)
Ø  Persiapan mengajar,
Ø  Penguasaan materi
Ø  Kemenarikan presentasi,
Ø  Upaya menjaga suasana kelas,
Ø  Kesediaan memberikan contoh yang relevan
Ø  Upaya menjaga kegairahan / antusiasmue mahasiswa dalam mengikuti kuliah
Ø  Kesesuaian materi kuliah dengan ujian.

Berikut adalah hasil penilaian kinerja dosen. Dosen dengan angka lebih kecil berarti lebih buruk daripada dosen dengan angka lebih besar.
Ø  Skor 5,0 diperoleh Dewi Handayani, S,Psi., MA dan Ali Sofra, SH, MH, masing-masing untuk pelajaran Tes Inventori dan Pendidikan Pancasila
Ø  Skor 4,685 diperoleh Drs. Indra Wahyudi, M.Si. untuk pelajaran statistik dan psikometri.
Ø  Skor 4,2 diperoleh Fx. Wahyu Widiantoro, S,Psi., MA. untuk pelajaran Psikologi Kepribadian, Psikologi Umum, Psikologi Kognitif, dan Kesehatan Mental.
Ø  Skor 4,0 diperoleh Andri Aziz Putra, Lc. M.Phill. untuk pelajaran Filsafat Umum.
Ø  Skor 3,93 diperoleh Dra. Muslimah Zahro Romas, M.Si., untuk pelajaran psikoterapi
Ø  Skor 3, 89 diperoleh Harto Sujono, SE., S.Psi., M.Si., untuk pelajaran Antropobiologi
Ø  Skor 3,67 diperoleh Dra. Murdiasih, M.Si., untuk pelajaran Analisis Jabatan.
Ø  Skor 3,595 diperoleh Daris Kusuma Wangsa, S.Psi., untuk pelajaran Ilmu Budaya Dasar dan Sosiologi.
Ø  Skor 3,48 diperoleh penulis sendiri untuk pelajaran Metodologi Penelitian, Psikologi Sosial, Psikologi Inovasi, dan SSK Industri. Ini adalah skor paling rendah.


Rekapitulasi Komentar Negatif Pada Dosen

Hasil evaluasi kinerja dosen itu juga menyertakan komentar-komentar yang bernada negatif. Komentar datang dari mahasiswa. Apa saja komentar tersebut?

ü  Dra. Murdiasih, M.Si., dan Arundati Shinta, komentarnya adalah mahasiswa merasa terbebani oleh tugas yang terlampau banyak.
ü  Dra. Muslimah Zahro Romas, M.Si., komentarnya adalah mahasiswa mengharapkan adanya tugas pengganti untuk memperbaiki presensi dan tugas yang tidak terkejar. Hal ini penting karena mahasiswa ingin cepat lulus.
ü  Daris Kusuma, S.Psi., komentarnya adalah metode mengajarnya kurang santai.


Rekapitulasi Kehadiran Dosen Mata Kuliah

Hasil evaluasi ini juga menyertakan DHMD (Daftar Hadir Mengajar Dosen). Berikut adalah hasil evaluasinya:
Ø  Rata-rata 13,9 kali pertemuan untuk Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA, dengan kategori sangat baik.
Ø  Rata-rata 13,75 kali pertemuan untuk Dra. Muslimah Zahro Romas, M.Si., dengan kategori sangat baik.
Ø  Rata-rata 13,25 kali pertemuan untuk Dewi Handayani, S.Psi., M.Psi., dan Eny Rohyati, S.Psi., M.Psi., dengan kategori baik.
Ø  Rata-rata 12,85 kali pertemuan untuk Drs. Indra Wahyudi, M.Si, dengan kategori baik.
Ø  Rata-rata 12,25 kali pertemuan untuk Daris Kesuma, S.Psi., dengan kategori baik
Ø  Rata-rata 12 kali pertemuan untuk Arundati Shinta, dengan kategori baik.
Ø  Rata-rata 11,5 kali pertemuan untuk Harto Sujono, SE., S.Psi., M.Si., dengan kategori baik.


Rekapitulasi Penyerahan SAP

Dari 10 dosen yang mengajar, ternyata hanya 3 dosen (30%) saja yang berhasil menyerahkan SAP. Mereka adalah Dra. Murdiasih, M.Si., Eny Rohyati, S.Psi., dan Daris Kesuma, S. Psi. Situasi semacam ini tentu saja menyedihkan. Diharapkan pada masa depan ada perbaikan kepedulian dosen untuk menyerahkan SAP. Dampaknya kelak pelajaran yang diampu dosen menjadi lebih terstandarisasi.

Memang ada beberapa kelemahan mekanisme evaluasi kinerja dosen ini. Kelemahan itu ialah:
Ø  Mahasiswa yang mengisi angket tidak diseleksi berdasarkan kerajinan masuk kuliah. Sangat mungkin mahasiswa tidak pernah masuk kuliah namun ikut ujian dan mengisi angket dengan asal-asalan saja. Dampaknya adalah hasil rekapitulasi kurang mencerminkan keadaan sesungguhnya.

Ø  Ada 1 dosen yaitu Eny Rohyati, S.Psi., M.Psi., yang tidak dievaluasi mengenai kinerjanya (dokumen pertama di atas). Ada 3 alasan yang mungkin mendasari terlewatnya Eny Rohyati dari proses evaluasi ini. Pertama, proses evaluasi ini tidak cermat sehingga satu dosen terlewati. Alasan kedua, dosen tersebut memang tidak mengajar. Dalam hal ini, Kaprodi Psikologi telah lalai dalam memperhatikan kinerja salah satu anggota dosen. Alasan ketiga, mahasiswa yang mengambil pelajaran Eny Rohyati tidak mengisi angket sehingga Kepala Kantor Penjaminan Mutu tidak mendapatkan data yang memadai. Hal ini menunjukkan kurangnya koordinasi antara bagian akademik, Kaprodi Psikologi, dan Kantor Penjaminan Mutu.

Ø  Ada mahasiswa yang tidak mengisi angket, dan hal ini tidak diketahui oleh tenaga akademik.

Ø  Mahasiswa mengisi angket pada saat ujian akhir berlangsung. Hal ini memungkinkan mahasiswa memberikan penilaian tertinggi dengan harapan nilai ujiannya juga menjadi tinggi. Hasil akhir evaluasi menjadi tidak mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.

Apa makna dari evaluasi kinerja dosen dalam bidang pendidikan ini? Diharapkan hasil evaluasi ini menjadi masukan bagi Prodi Psikologi untuk memperbaiki kinerja para dosennya. Skor ini menjadikan saya harus lebih mawas diri, bahwa sebagai pimpinan prodi belum bisa memberikan suri tauladan perilaku yang membanggakan.

Selain itu, mekanisme dari Kantor Penjaminan Mutu dalam mengevaluasi dosen ini diharapkan menjadi lebih baik lagi untuk masa depannya. Perlu adanya perubahan mekanisme terutama tentang kriteria mahasiswa. Mahasiswa yang rajin dan yang malas kuliah perlu dibedakan komentar-komentarnya. Pembedaan ini agar hasil evaluasi mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.

Selain itu, perlu adanya tindak lanjut lain dari bagian SDM dalam melihat hasil evaluasi dosen ini. Selama ini hasil evaluasi belum mendapatkan tindak lanjut yang nyata. Contoh tindak lanjut itu antara lain dosen dengan perilaku rajin mengajar dan disukai oleh mayoritas mahasiswa mendapatkan bonus tahunan atau dinobatkan menjadi dosen of the year. 



















Post a Comment

0 Comments