STUDI BANDING DI PSIKOLOGI UII YOGYAKARTA
Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Kurikulum adalah instrumen
bagi Program Studi untuk memoles lulusan dengan berbagai kompetensi. Lulusan
yang mempunyai kompetensi unggul, tentu akan mudah terserap oleh dunia kerja.
Masa tunggunya untuk mendapatkan pekerjaan pertama akan menjadi pendek. Selain
itu, jenis pekerjaannya akan menjadi sesuai dengan ilmu yang ditempuhnya.
Selanjutnya gaji pertama yang diterimanya akan sepadan dengan kompetensinya.
Suatu Prodi akan diminati oleh calon mahasiwa baru bila para lulusannya
mempunyai karakteristik seperti di atas tersebut.
Permasalahan dengan
kurikulum adalah para pemegang kebijakan di Prodi sering berpikir kolot,
sehingga enggan untuk berubah. Perubahan memang tidak menjamin hasil yang lebih
baik, namun kesediaan untuk berubah akan membuat para dosen menjadi lebih
dinamis dan lebih waspada tentang segala sesuatu yang mengancam kelangsungan
hidup Prodi. Sesungguhnya perubahan kurikulum itu akan menyelamatkan hidup
Prodi.
Beruntunglah, Prodi
Psikologi UP45 mendapat kesempatan untuk studi banding ke Psikologi UII
Yogyakarta, pada 22 Agustus 2017. Utusan dari UP45 adalah Dewi Handayani
Harahap, S.Psi., M.Psi. selaku Wakil Dekan dan saya sendiri selaku Kaprodi.
Pertemuan di UII tersebut dihadiri oleh:
Ø Bapak Dr.rer.nat. Arief Fahmi, MA., HRM., Psikolog., selaku
Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII Yogyakarta.
Ø Ibu Mira Aliza Rachmawati, S.Psi., M.Psi., selaku Kaprodi
Psikologi UII Yogyakarta
Ø Ibu Nisa selaku Kepala Penjaminan Mutu Prodi Psikologi
Ø Sekretaris Penjaminan Mutu Prodi Psikologi UII.
Hasil diskusi
antara lain:
Ø Cara memberi nilai mahasiswa ada 2 macam yaitu menurut kurve
linier dan absolut. UII menganut pemberian nilai secara absolut. Hal itu
berarti seorang mahasiswa akan mendapatkan nilai tertentu berdasarkan usahya
sendiri, bukan menurut keadaan teman-teman satu kelas. Oleh karena itu, bisa
saja terjadi nilai satu kelas menjadi buruk semua atau bagus semua.
Ø Permasalahan klasik di kalangan mahasiswa adalah rasa tidak
nyaman terhadap nilai yang diperoleh. Mahasiswa merasa sudah mengerjakan semua
tugas, ujian dikerjakan dengan sungguh-sungguh, daftar hadir penuh, di kelas
aktif, namun nilai yang diperoleh jauh dari harapan. Di UII situasi seperti itu
difasilitasi yaitu mahasiswa harus mengisi formulir pengaduan. Formulir
ditujukan kepada Kaprodi, dan Kaprodi memberikan kepada dosen pengampu mata
kuliah yang dituju mahasiswa. Dosen akan memberikan penjelasan secara resmi
tentang perolehan nilai mahasiswa. Pada umumnya, mahasiswa enggan melakukan
pengaduan nilai tersebut, karena sistem yang ada akan menyebabkan mahasiswa
justru memperoleh nilai yang lebih rendah lagi daripada nilai yang diperdebatkan.
Meskipun demikian, biasanya mahasiswa mengadu pada dosen secara tidak resmi
saja, dan dosen memberi penjelasan, kemudian mahasiswa akhirnya bisa memahami
nilai yang diperolehnya. Berdasarkan sistem pengaduan ini maka sangat sedikit
peritiwa mahasiswa mempertanyakan secara resmi nilai yang diperolehnya.
Ø Sistem belajar di Psikologi UII adalah sangat menghargai
proses yang ada pada mahasiswa. Mahasiswa tidak semata-mata divonis oleh
nilai-nilai ujian. Oleh karena itu, kebijakan yang ada di Psikologi UII yaitu
tugas-tugas yang harus dikerjakan mahasiswa mendapat porsi besar yaitu 50%,
sedangkan ujian mid dan ujian akhir masing-masing mendapat porsi 25%. Hal ini
untuk mengantisipasi bahwa mungkin saja ada mahasiswa yang rajin masuk kuliah,
mengerjakan tugas, taat apda peraturan, namun karena ada suatu halangan maka ia
tidak dapat hadir pada saat ujian berlangsung. Mahasiswa yang mendapat halangan
seperti itu akan tetap mendapatkan nilai (bukan E atau F).
Ø Mahasiswa akan otomatis tidak diijinkan mengikuti ujian, bila
daftar hadirnya kurang dari 80%. Hal ini sudah diatur oleh sistem akademiknya.
Ø Pada semester awal, mahasiswa mendapat pelajaran Bahasa
Indonesia. Hal yang menarik, 7 pertemuan pertama (sebelum ujian mid), mahasiswa
mendapat pelajaran pembentukan karakter. Materi perkuliahan antara lain:
berpikir kritis, kerjasama, motivasi belajar, kepemimpinan, berlatih
konsentrasi, dan lain-lain. Metode penyampaian adalah seperti pelatihan, yaitu
menggunakan games. Sesudah ujian mid, maka materi pelajaran adalah Bahasa
Indonesia, dengan materi antara lain: menyusun kalimat yang baik, ejaan EYD,
dan sebagainya. Ini adalah strategi agar mahasiswa Psikologi UII semenjak awal
semester sudah terbentuk karakter yang unggul.
Ø Studi Kasus dan Seminar di Psikologi UP45 adalah pelajaran
yang didasarkan pada Kurikulum 1992. Studi kasus justru untuk level magister
profesi. Jadi, kurikulum Psikologi UP45 sebenarnya sudah sangat ketinggalan
jaman. Perubahan nama (labeling) pelajaran mungkin tidak dilakukan, untuk
menghindari pro-kontra, namun isinya cenderung mendukung kemampan mahasiswa
untuk meneliti dan juga sebagai persiapan skripsi (studi pendahuluan). UII juga
melakukan satu kegiatan namun untuk banyak tujuan. Satu pelajaran yaitu teknik
penyusunan skripsi, satu dosen = 15 mahasiswa. Mahasiswa yang tertarik dengan
bidang industri akan dibimbing oleh dosen industri dan mengerjakan bab 1 sampai
dengan bab 3. Ketika skripsi, maka dosen industri tersebut menjadi pembimbing
skripsi dan mahasiswa sudah langsung mengerjakan bab 4 dan 5. Ini adalah usaha
untuk mempercepat kelulusan. Konsekuensinya, banyak dosen di Psikologi UII yang
mengajar Teknik Penyusunan Skripsi. Masing-masing dosen mengajar dan membimbing
mahasiswa sesuai dengan minat skripsinya. Dosen psikologi perkembangan akan
mengampu 15 mahasiswa yang skripsinya tentang perkembangan. Begitulah
seterusnya.
Ø Audit pada dosen dilakukan setahun sekali. Audit meliputi
kegiatan panca dharma (mengajar, meneliti, pengabdian, dan dakwah Islamiyah).
Pada awalnya banyak dosen yang alergi dengan audit, namun sekarang semua dosen
senang dengan proses audit. Ini karena audit memudahkan mereka dalam
mengerjakan tugas, dan membuat proses penilaian kinerja dosen menjadi lancar.
Ø Psikologi UII sangat sering mengundang alumni untuk mengisi
kuliah umum. Ini sebagai bentuk sumbangan akademik alumni dan juga sebagai
media bagi Psikologi UII untuk mendapatkan respon dari alumni.
Ø Keberlangsungan Psikologi UII disikapi dengan pembentukan
Markom (Marketing Komunikasi). Itu artinya dosen akan mengadakan ceramah
tentang Psikologi UII di berbagai SMA. Tujuannya untuk mencari calon mahasiswa
baru. Selain itu, kegiatan itu juga sebagai media pelayanan masyarakat. Kegiatan
markom lainnya yang juga menjadi kegiatan pengabdian pada masyarakat yaitu
menjadi narasumber di radio UNISI, menjadi narasumber pada kegiatan zakat,
membimbing mahasiswa baru di berbagai komunitas / masyarakat.
Ø Dosen didorong untuk mendapatkan hibah pengajaran yang
didanai oelh UII. Ini adalah metode untuk memperbaiki pengajaran dan sekaligus
sebagi poin untuk kinerja dosen.
Keberadaan
Psikologi UII yang sangat unggul, bahkan jauh lebih baik daripada universitas
negeri, telah menjadi motivator bagi Psikologi UP45 untuk menjadi lebih baik. Adanya
kerjasama ini telah membuka pikiran Ibu Dewi dan saya. Psikologi UII pada masa
lampau pernah mengalami masa suram yang mana akreditasinya naik turun, dan
mayoritas dosen sulit diatur. Hal ini sama dengan situasi di UP45. Adanya
kesungguhan hati dari para pengelola prodi, maka Psikologi UII telah berlari
jauh mendahului kompetitornya. Semoga Psikologi UP45 juga terinfeksi virus
sukses dari UII.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji