SERI
ALUMNI BERPRESTASI: ALUMNI PSIKOLOGI UP45 YANG
PIAWAI
MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT
Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas
Proklamasi 45
Yogyakarta
Memberdayakan masyarakat adalah salah satu kompetensi sarjana
lulusan Psikologi UP45 Yogyakarta. Pemberdayaan mengandung unsur adanya
keyakinan bahwa diri sendiri mampu (self-efficacy).
Pemberdayaan masyarakat berarti meyakinkan masyarakat bahwa masyarakat mampu
melakukan suatu kegiatan positif dan menghasilkan uang. Hal ini bukanlah tugas
yang mudah, apalagi bila menyangkut modal. Masyarakat sangat sering mendebat
bahwa diri mereka adalah orang miskin dan tidak mampu membuka suatu usaha. Ironinya,
mereka mempunyai aset yang banyak dan berharga namun mereka tidak mampu melihat
manfaatnya. Selain itu perilaku sehari-hari mereka cenderung boros, sehingga kehidupannya
tetap saja berada di sekitar garis kemiskinan. Hal ini nampak jelas ketika
masyarakat agraris itu sedang musim panen padi, maka mereka akan membeli
barang-barang mewah yang sebenarnya manfaatnya kurang signifikan. Sebagai contoh,
masyarakat akan berlomba-lomba mengganti telepon genggam yang model jadul dengan
model baru yang canggih. Pemanfaatan telepon genggam model baru sama saja
dengan model lama, yaitu hanya mengirimkan pesan pendek (SMS) dan telepon. Hal itu
menunjukkan pola perilaku masyarakat yang masih konsumtif. Tidak terbersit
dalam benak masyarakat untuk menabung dan membuka usaha.
Adalah Jati Pramono, S.Psi., yang merupakan salah satu alumni
Prodi Psikologi UP45 yang cemerlang. Ia lulus dengan predikat cumlaude karena
Indeks Prestasinya di atas 3,5. Sebetulnya mas Jati ini belum resmi menyandang
gelar S.Psi., karena wisudanya masih akan dilaksanakan pada Oktober 2017. Ia
resmi menjadi mahasiswa Psikologi UP45 pada September 2013, dan menjalani ujian
skripsi pada 26 Mei 2017. Jadi sebetulnya lama studinya adalah 3,5 tahun, namun
surat yudisium akan menuliskan lama studinya 4 tahun. Hal ini karena ia harus
membenahi berbagai tugas pekerjaan dan juga revisi skripsinya. Adapun judul
skripsinya adalah “Perbedaan Kepuasan terhadap Kualitas Pelayanan PT. X
Yogyakarta pada Nasabah Desa dan Nasabah Kota”.
Masa tunggunya untuk mendapatkan pekerjaan pertama setelah
lulus adalah 0 bulan. Sekarang ini, mas Jati sudah berkarya di perusahaan
ternama yaitu PT. Permodalan Nasional Madani (PNM), unit pelayanan Modal Mikro
di Prambanan. Posisinya adalah sebagai AOM (Account
Officer Micro). Tugas sehari-hari sebenarnya sederhana yaitu mencari
nasabah, menyalurkan modal usaha, dan melaporkan keberhasilan nasabah dalam
mengelola modal yang dipinjam.
Tugas sederhana tersebut dalam kenyataannya sangat sulit,
karena ia harus bisa meyakinkan masyarakat bahwa mereka mampu membuka suatu
usaha. Operasionalisasi proses meyakinkan itu antara lain:
Ø Dimulai
dari analisis kebutuhan masyarakat untuk mempunyai suatu usaha. Pada tahap ini
mas Jati harus jeli melihat motivasi calon nasabah. Bila motivasinya cukup kuat
untuk membuka suatu usaha maka ia akan berusaha sekuat tenaga untuk
membantunya. Bila proses pemunculan motivasi itu hasilnya calon nasabah justru
ketakutan, maka mas Jati akan mencoba metode penumbuhan motivasi yang lain. Mas
Jati akan melakukan semua metode psikologi yang dikuasainya untuk menumbuhkan
efikasi diri calon nasabah. Ia sangat gigih karena proses meyakinkan ini bisa
berlangsung berminggu-minggu.
Ø Analisis
harta yang dimiliki. Pemahaman tentang harta ini merupakan salah satu metode
mas Jati untuk menumbuhkan efikasi diri calon nasabah. Harta yang semula sepele
ternyata merupakan aset yang luar biasa. Pada proses ini mas Jati harus bisa
membuka mata calon nasabah tentang kekayaan yang dimilikinya. Ini adalah tahap
sulit, karena calon nasabah biasanya mengingkari. Agak aneh juga perilaku calon nasabah
itu yang percaya bahwa dirinya miskin, tidak mampu, dan tidak berdaya. Oleh karena
itu pemahaman tentang konsep self-empowering yang diperolehnya di pelajaran
Psikologi Inovasi sangat berguna untuk ‘menaklukkan’ rasa tidak berdaya calon
nasabah.
Ø Analisis
besarnya modal yang dibutuhkan. Pada tahap ini, perlu adanya kemampuan finansial.
Beruntunglah mas Jati mempunyai kemampuan pemahaman finansial, karena ia adalah
lulusan D3 Ekonomi Akuntasi. Ia piawai memasukkan angka-angka dalam analisis
peminjaman modal.
Ø Analisis
kemampuan membayar pinjaman. Pada tahap ini, calon nasabah dituntun perilakunya
untuk berhati-hati dalam mengelola keuangannya. Calon nasabah dimotivasi untuk
menabung, tidak konsumtif, dan cerdik menentukan prioritas kebutuhan hidup. Pendeknya,
mas Jati pada tahap ini menerapkan konsep Psikologi Uang pada calon nasabahnya.
Setelah proses meyakinkan selesai dan calon nasabah sudah
resmi menjadi nasabah, maka tugas selanjutnya sudah menanti. Tugas itu adalah
mendampingi nasabah. Ia secara rutin menyambangi nasabah untuk memastikan bahwa
perilaku berdaya benar-benar sudah dijalankan oleh nasabah. Ini adalah tahap
penguatan perilaku (reinforcement
behavior). Bila nasabah tidak didampingi maka hancurlah bangunan perilaku ‘hemat
pangkal kaya’ pada nasabah. Mas Jati harus mulai dari nol lagi. Agar hal ini
tidak terjadi maka jurus perilaku tekun menjadi andalan mas Jati dalam mendampingi
nasabah.
Apakah jenis pekerjaannya sesuai dengan ilmu yang diperoleh
dari Psikologi UP45? Berdasarkan Keputusan Asosiasi Penyelenggara Pendidikan
Tinggi Psikologi Indonesia (AP2TPI) No. 01/Kep/AP2TPI/2015 tentang Perubahan
atas Surat Keputusan Asosiasi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Psikologi
Indonesia (AP2TPI) No. 01/Kep/AP2TPI/2013 tentang Kurikulum Inti Program Studi
Psikologi Jenjang Sarjana, maka jenis pekerjaannya termasuk dalam kriteria Perancang
dan Fasilitator Pengembangan Komunitas.
Siapa pimpinan mas Jati ini? Nama pimpinan mas Jati adalah Bapak Dwi Aryanto, Kepala Kantor Unit PNM Klaten. Beliau sangat peduli dengan prestasi kerja mas Jati. Usaha-usaha yang dilakukan agar prestasi kerja mas Jati semakin berkilau antara lain mendorong mas JAti untuk mengikuti:
1) Pelatihan dari kantor tentang Analisis Kredit.
2) Pelatihan tentang Penagihan Kepada Konsumen
3) Pelatihan Quantum Turn Around.
Setelah menyandang gelar S.Psi., Bapak Dwi ini menuturkan bahwa mas Jati ini prestasinya melejit. Indikatornya adalah para nasabahnya patuh pada saran-sarannya. Usaha nasabah menjadi sukses. Jumlah nasabah juga meningkat sekitar 20% banyaknya. Ini menandakan bahwa ilmu psikologi yang dikuasai mas Jati ternyata benar-benar diterapkan dan dampaknya memang signifikan.
Semasa menjadi mahasiswa Psikologi UP45, mas Jati adalah orang yang tekun mengerjakan semua tugas, dan piawai menaklukkan hati para dosen. Dalam hal keuangan, ia juga hemat, teliti, dan tidak konsumtif. Meskipun konsep hemat dan pelit itu beda tipis, namun ternyata mas Jati termasuk bermurah hati terhadap almamaternya. Sebagai ungkapan rasa syukurnya, mas Jati telah mendonasikan sebagian gajinya untuk kelancaran kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi para dosen.Selain itu mas Jati juga tidak pelit dengan ilmu. Ia telah mengajar para mahasiswa pada pelajaran Metode Penelitian. Ia mengisahkan tentang suka-duka menyelesaikan skripsi, mengejar-ngejar dosen pembimbing untuk konsultasi, meyakinkan dosen bahwa ia sudah menguasai skripsi, dan akhirnya menempuh ujian. Semua dilaluinya dengan ikhlas. Berikut fotonya ketika ia mengajar adik-adiknya.
1) Pelatihan dari kantor tentang Analisis Kredit.
2) Pelatihan tentang Penagihan Kepada Konsumen
3) Pelatihan Quantum Turn Around.
Bapak Dwi Aryanto & mas Jati. |
Setelah menyandang gelar S.Psi., Bapak Dwi ini menuturkan bahwa mas Jati ini prestasinya melejit. Indikatornya adalah para nasabahnya patuh pada saran-sarannya. Usaha nasabah menjadi sukses. Jumlah nasabah juga meningkat sekitar 20% banyaknya. Ini menandakan bahwa ilmu psikologi yang dikuasai mas Jati ternyata benar-benar diterapkan dan dampaknya memang signifikan.
Semasa menjadi mahasiswa Psikologi UP45, mas Jati adalah orang yang tekun mengerjakan semua tugas, dan piawai menaklukkan hati para dosen. Dalam hal keuangan, ia juga hemat, teliti, dan tidak konsumtif. Meskipun konsep hemat dan pelit itu beda tipis, namun ternyata mas Jati termasuk bermurah hati terhadap almamaternya. Sebagai ungkapan rasa syukurnya, mas Jati telah mendonasikan sebagian gajinya untuk kelancaran kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi para dosen.Selain itu mas Jati juga tidak pelit dengan ilmu. Ia telah mengajar para mahasiswa pada pelajaran Metode Penelitian. Ia mengisahkan tentang suka-duka menyelesaikan skripsi, mengejar-ngejar dosen pembimbing untuk konsultasi, meyakinkan dosen bahwa ia sudah menguasai skripsi, dan akhirnya menempuh ujian. Semua dilaluinya dengan ikhlas. Berikut fotonya ketika ia mengajar adik-adiknya.
Seluruh civitas akademika Prodi Psikologi UP45 sangat bangga,
karena telah menjadi salah satu ‘sekrup’ bagi kesuksesan mas Jati. Ia juga bercita-cita
meneruskan pendidikan hingga jenjang S2. Semoga cita-cita itu segera terlaksana
dengan lancar. Selanjutnya, kami juga mengucapkan semoga mas Jati semakin
sukses memberdayakan masyarakat. Indonesia membutuhkan orang-orang muda dengan
kinerja seperti mas Jati ini.
Sebagai catatan, pengelola kegiatan tracer sudy (jejak
alumni) ini adalah Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA., dosen Prodi Psikologi UP45
yang paling gigih mengulik alumni. Kepiawaian mengulik alumni inilah yang
menjadi dasar terbitnya tulisan seri alumni berprestasi ini. Data diambil beberapa kali pada rentang waktu September - Oktober 2017. Semoga
tulisan-tulisan tentang seri alumni berprestasi ini akan terus berlanjut.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji