Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

PEMBEKALAN MOTIVASI BAGI CALON WISUDAWAN DARI NEGARA MANCA

KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT SEBAGAI PERSIAPAN AKREDITASI PRODI PSIKOLOGI UP45 – ST. 8.1.

Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta


Menjadi wisudawan sering memusingkan. Setelah lulus, mereka akan dikejar-kejar pertanyaan “Bekerja di mana?”. Tentu saja para wisudwan itu akan mengalami stress berat. Hal ini karena mencari pekerjaan pada era disrupsi 4.0 sekarang ini, adalah sangat sulit. Para wisudawan itu akan berkompetisi melawan robot yang canggih. Para pemilik organisasi cenderung mempekerjakan robot daripada karyawan fresh graduate. Robot-robot itu tidak pernah menuntut kenaikan gaji, ruang kerja yang nyaman, jaminan kesehatan, dan tuntutan lainnya yang memusingkan. Jadi permasalahan dunia kerja sekarang ini adalah: Mampukah para wisudawan fresh graduate dari UP45 bersaing melawan robot?


Bersaing melawan robot tentu saja sangat berat, karena biasanya hanya perusahaan besar saja yang mampu memanfaatkan tenaga robot. Selain robot, perusahaan besar itu juga cenderung mempekerjakan calon karyawan yang unggul kualitas SDM-nya. Mereka tidan hanya mempunyai IP yang sangat tinggi (lulus cum laude), tetapi juga memiliki soft skill yang komplet. Pendeknya, tingkat persaingannya sangat tinggi. Apakah para wisudawan dari UP45 tersebut mampu bersaing melawan lulusan dari universitas lain yang kemampuannya lebih bagus? Jadi tips pertama untuk bersaing dengan robot atau sarjana lain yang lebih bagus kualitasnya adalah tidak boleh rendah diri. Para wisudawan tetap harus mengirim berbagai lamaran pekerjaan yang ditujukan baik pada perusahaan besar maupun kecil. Sambil melamar pekerjaan, sambil memperbaiki kualitas SDM-nya.

Tips selanjutnya dikemukakan oleh Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA, dosen Fakultas Psikologi UP45 Yogyakarta. Beliau sangat menekankan bagi para wisudawan itu untuk jernih dalam berpikir, bersih dalam merasa, bijak dalam bersikap, santun dalam berucap, dan iman dalam bertindak. Intinya adalah para wisudawan diajak untuk memperkuat motivasi internalnya. Strateginya yaitu menjadi pribadi yang efektif. Ada lima unsur cara memiliki pribadi yang efektif yaitu:

Ø  Berani menampilkan potensi diri, sehingga menjadi diri sendiri yang positif.
Ø  Mampu melihat peluang untuk mendapatkan reward / imbalan. Reward harus diperjuangkan, akrena tidak mungkin reward datang begitu saja di pangkuan seseorang.
Ø  Setelah berjuang keras dengan segala taktik dan strategi, maka individu harus mampu bersyukur. Bersyukur atas apa pun hasil yang diperolehnya, baik sesuai maupun yang tidak sesuai dengan harapan.
Ø  Berani jujur, paling tidak kepada diri sendiri. Kata lain dari jujur pada diri sendiri adalah penerimaan diri. Ini adalah tahap yang sangat sulit, karena kebanyakan orang akan menyalahkan lingkungan / orang lain karena diri sendiri bernasib buruk. Berani jujur pada diri sendiri adalah langkah krusial dari kegiatan memetik prestasi. Berani jujur artinya mampu melihat diri sendiri sebagai faktor penyumbang dari kegagalan yang dihadapinya. Ini sangat sulit, namun bisa dilatih.
Ø  Memiliki energi positif yang akan menuntun individu pada keberhasilan studi dan karir. Hal itu berarti individu mampu menangkap hal-hal positif dari lingkungan buruk yang ada di sekitarnya. Ia selalu berpikiran positif.

Tips selanjutnya datang dari Drs. Anton Eknaton, M.Hum. Beliau adalah tamu di UP45 yang berasal dari perusahaan Panin Dai-Ichi Life Yogyakarta. Beliau adalah pakar motivasi yang mampu membakar semangat hadirin. Kredo yang selalu terkenang dari orasi Pak Anton adalah BAKMI. Apa bakmi itu?
Ø  B = Bosenan. Bila seseorang ingin sukses, maka janganlah bosenan. Bosenan berasal dari bahasa Jawa, yang artinya pembosan, lekas bosan, senang berganti-ganti kegiatan. Orang yang pembosan cenderung tidak menguasai ketrampilan apa pun. Ia akan tersingkir dari kompetisi ketat dalam dunia kerja.
Ø  A = aras-arasen. Bila seseorang ingin sukses, maka janganlah aras-arasen. Aras-arasen berasal dari bahasa Jawa, yang artinya merasa tidak perlu melakukan sesuatu, selalu punya alasan bagus untuk menolak melakukan suatu kegiatan meskipun kegiatan tersebut jelas sangat bagus.
Ø  K = keset. Bila seseorang ingin sukses, maka janganlah keset. Keset berasal dari bahasa Jawa, yang artinya malas. Jelas, kalau pemalas pasti tidak akan mampu meraih cita-citanya.
Ø  M = minderan. Bila seseorang ingin sukses, maka janganlah minderan. Minderan berarti rendah diri. Untuk sukses, maka seseorang harus mempunyai jaringan sosial yang kuat atau pertemanan yang luas. Semakin banyak teman, semakin banyak informasi. Orang yang rendah diri akan cenderung menarik diri dari pergaulan sosial sehingga jaringan pertemanannya sempit.

Tips selanjutnya untuk sukses datang dari saya sendiri. Saya menampilkan suatu games (simulasi yang bersifat permainan) yang menarik dan menantang. Peserta diminta untuk melemparkan bola dari kertas ke dalam suatu kotak. Jarak lemparan bola bervariasi, dari paling dekat (1 m) sampai dengan paling jauh (4 m). Bila jaraknya sangat dekat, maka tidak ada imbalannya. Bila imbalannya 1,5 m maka imbalannya bila bola masuk ke dalam kotak adalah Rp. 5.000,-. Jarak 2 m maka imbalannya Rp. 100.000,-, jarak 3 m (Rp. 20.000,-), jarak 3,5 m (Rp. 50.000,-) dan jarak 4m (Rp. 100.000,-). Peserta sangat bersemangat, terutama untuk mendapatkan imbalan Rp. 100.000,-. Hasil games adalah ada 2 orang yang berhasil mendapatkan imbalan Rp. 5.000,- dan 1 orang mendapatkan imbalan Rp. 20.000,-. Tidak ada seorang pun yang mendapatkan imbalan Rp. 50.000,- dan Rp. 100.000,-.

Apa pesan dari games tersebut? Agar sukses (hidup beruntung) maka seseorang harus melakukan 4 hal yaitu:

Ø  Tekun / terus-menerus melakukan suatu kegiatan. Meskipun gagal, terus dilakukan sampai berhasil. Jadi agar bisa mendapatkan reward Rp. 100.000,- maka kegiatan melempar bola kertas itu bisa dilatih, dan latihan harus dilakukan secara rutin, terus menerus.
Ø  Bila mengalami kegagalan, maka harus dicari sisi positifnya.
Ø  Menjadi orang yang ekstrovert atau tidak minderan, atau mempunyai jaringan pertemanan yang luas.
Ø  Mengasah mata batin melalui meditasi atau perenungan, sehingga mata batin menjadi tajam.

Tullisan ini dipersiapkan sebagai laporan Pengabdian Masyarakat dari para dosen-dosen Psikologi UP45. Kegiatan dilaksanakan pada Kamis, 28 Maret 2019 di gedung Soekarno UP45. Materi narasumber adalah pemberian motivasi melalu pengambangan soft skill agagr para calon wisudawan siap terjun ke dunia kerja, mampu bersosialisasi dengan masyarakat luas, dan mencintai alma maternya. Adapun penyelenggara kegiatan adalah KUI (Kantor Urusan Internasional) UP45 Yogyakarta.















Post a Comment

0 Comments