Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

PELATIHAN PEMBUATAN BIOPORI (PENGELOLAAN SAMPAH YANG RAMAH LINGKUNGAN) BAGI ANAK-ANAK SEKOLAH


IMPLEMENTASI MOU ANTARA PSIKOLOGI UP45 DENGAN SMPN I SLEMAN

Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
dan
Ai Siti Patimah
Pusat Studi Lingkungan Hidup, Universitas Papua, Manokwari, Papua Barat

Menciptakan lingkungan yang sehat, indah, dan lestari adalah dengan mengelola sampah secara ramah lingkungan. Ada banyak cara mengolah sampah. Salah satu pengeolahan sampah yang populer di daerah perkotaan adalah pembuatan biopori di halaman rumah, sekolah, dan gedung. Biopori atau lubang resapan biopori adalah lubang yang dibuat tegak lurus ke dalam tanah. Diameter lubang sekitar 10 – 30 cm. Lubang tersebut kemudian diisi dengan sampah organik yang berupa kulit buah, sayur, atau daun-daun (garden waste). Sampah organik tersebut akan menjadi makanan berbagai makhluk hidup yang ada di tanah seperti cacing, semut, dan serangga lainnya. Sampah organik yang sejatinya mengandung berbagai protein tersebut, juga bagus untuk menyuburkan akar tumbuh-tumbuhan yang hidup di sekitar biopori.


Apa manfaat pembuatan biopori ini? Seperti halnya pengelolaan sampah model Takekura, biopori ini juga mempunyai manfaat besar yakni:

Ø Jumlah sampah organik menjadi berkurang. Sampah organik yang dihasilkan setiap orang akan berkurang, karena sampahnya diletakkan di lubang biopori. Sampah yang diletakkan di TPA juga akhirnya berkurang. TPA menjadi berumur lebih panjang.

Ø Mendorong orang-orang untuk memilah sampah, karena lubang biopori itu hanya untuk sampah organik saja.

Ø Menyuburkan tanah. Kompos yang dihasilkan oleh biopori akan menyuburkan tanah di sekelilingnya.

Ø Mencegah terjadinya banjir. Bila suatu daerah padat penduduknya, maka tanah yang tersedia untuk menjadi area penangkapan air / area penyerapan air hujan akan menjadi sempit. Situasi ini akan menyebabkan banjir. Apalagi bila ternyata sistem pengairan / selokan di sekitar tempat itu tidak tersedia / tersumbat sampah, maka banjir akan semakin parah. Untuk mengatsinya adalah dengan memperluas area penangkapan air, yaitu dengan biopori. Biopori akan menyebabkan air segera masuk tanah. Kompos yang ada di dalam lubang biopori akan menyebabkan cacing tanah menjadi lebih banyak. Cacing tanah ini kemudian membuat jalur-jalur tanah (semacam terowongan kecil). Jalur-jalur tanah ini akan memperkuat daya serap tanah terhadap air di atasnya.


Ø Memperbanyak persediaan air tanah. Adanya biopori menyebabkan jumlah air tanah menjadi semakin banyak. Hal ini karena cacing dan kompos telah menghambat air untuk segera lari ke muara. Jadi lubang biopori ini pada hakekatnya merupakan cara untuk menabung air.


Tulisan ini adalah laporan dari pelaksanaan kerjasama antara UP45 dengan SMP N I Sleman Yogyakarta. Kerjasama itu tentang pengelolaan sampah sekolah dengan cara yang ramah lingkungan. Pelatihan kedua dilakukan pada 8 Agustus 2019. Fasilitator pelatihan ini ada 3 orang. Pertama, Bapak Wira Widura, ST., M.Eng. (dosen Prodi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, UP45 Yogyakarta). Kedua, Ibu Ai Siti Patimah, ST., M.Sc. (alumni Fakultas Teknik UP45 dan juga dosen di Pusat Studi Lingkungan Hidup, Universitas Papua, Manokwari, Papua Barat). Ketiga, Ibu Arundati Shinta (dosen Fakultas Psikologi UP45).



Post a Comment

0 Comments