SATU SEMESTER PEMBELAJARAN JARAK JAUH
Fx. Wahyu
Widiantoro, S.Psi., MA
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Satu semester pembelajaran
jarak jauh merupakan sebuah tantangan bagi dunia pendidikan saat ini.
Masyarakat terlebih bagi keluarga yang memiliki putra-putri yang sedang sekolah
dan kuliah dengan segala kondisi yang ada berupaya semampunya untuk
melangsungkan kegiatan belajar-mengajar.
Tema yang sangat menarik dan dibahas dalam acara dialog psikologi hasil
kerjasama Radio Sonora 97.4 FM dan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta, 21 Juli
2020.
Anastasia Neni Candra Purnamasari,
S.Si.,M.Sc., selaku narasumber mengisahkan tentang suka duka pembelajaran on line di Prodi Teknik Perminyakan UP45. Mahasiswa Teknik Perminyakan
berasal dari Sabang sampai Merauke yang banyak diantara mereka berasal dari
daerah bukan kota besar. Keadaan yang mengharuskan mereka untuk kuliah on line membuat beberapa mahasiswa
kebingungan. Salah satunya akibat kendala sinyal internet. “Duka untuk
mahasiswa dan untuk dosen juga sebenarnya. Dosen khawatir bila mahasiswa
mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan. Kuliah di kelas
saja tidak mudah untuk mencerna materi apalagi on line”, papar Neni yang juga sebagai Dosen Teknik Perminyakan
UP45.
Kondisi akibat dampak pandemi
seperti yang terjadi saat ini tentunya menjadi suatu kondondisi yang memprihatinkan. Kondisi masyarakat dari
berbagai sektor pun berubah drastis dan perlahan berubah menjadi lebih sulit. “Ketika individu mampu berfikir kreatif dalam
berbagai hal, tentunya individu tersebut
mempunyai banyak alternatif solusi dalam menyelesaikan masalah dengan
baik. Bahkan individu dapat menemukan
cara terbaik dalam menghadapi masalah bukan hanya saat ini akan tetapi masa
yang akan datang”, demikian diungkapkan oleh Yudha Andri Riyanto, S.Psi.,
Alumni Psikologi UP45, salah satu narasumber acara.
Memasuki tahun ajaran baru
dengan situasi yang baru di tengah pandemi bukanlah hal yang mudah.
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) dalam satu semester ke depan tentu membutuhkan
upaya dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Ragam pemahaman tentang PJJ
di kalangan masyarakat akan menentukan kelancaran dalam pelaksanaannya. PJJ bukan semata-mata pembelajaran on line seperti yang dipahami oleh
sebagian masyarakat. Ada tatap muka dengan mengikuti prosedur kesehatan. Proses PJJ pun tidak semata-mata memberikan
tugas . Tenaga pengajar berfungsi pula sebagai motivator bagi peserta didik.
Respon pendengar saat acara
dialog psikologi on air pun sangat
beragam. Begitu banyak pertanyaan serta pernyataan yang diungkapkan. Kendala
yang dialami dalam melaksanakan PJJ antara lain tentang belum tersedianya
fasilitas pendukung seperti yang diharapkan serta pertanyaan tentang seberapa
efektifkah program PJJ dalam menunjang proses kegiatan belajar mengajar. Berikut
merupakan kutipan dialog yang terjadi antara Penulis serta narasumber lainnya
dengan para pendengar.
1)
Mas Kafi di Bantul.
Pembelajaran daring akan cukup membosankan apabila pemateri yaitu guru atau
dosen monoton dalam cara penyampaiannya dan hanya satu arah. Seperti sekedar
memenuhi kewajiban. Apakah itu memang zona nyaman bagi para pengajar padahal
bisa melakukan seperti institusi-institusi pendidikan lain misal penggunaan
aplikasi-aplikasi yang cukup menarik. Bagaimana menurut para narasumber?
Jawaban: Kegiatan pembelajaran saat ini lebih membutuhkan kerjasama yang baik dari
semua pihak. Baik tenaga pengajar untuk selalu kreatif dan inovatif dalam
menyajikan materi, Orang tua sebagai wali murid agar lebih sabar dalam
mendampingi putra-putri ketika belajar di rumah hingga siswa dan mahasiswa yang
hendaknya memiliki motivasi yang baik dalam kegiatan belajar. Konsekwensi dari
penggunaan aplikasi-aplikasi tentu membutuhkan fasilitas yang mendukung serta
menambah biaya proses pembelajaran.
2)
Mba Nana di Taman Siswa. Ada
pro dan kotra tentang efektifitas pembelajaran di rumah. Apa langkah yang tepat
untuk dijalankan baik dari pemerintah maupun masyarakat agar semua dapat
berjalan dengan lancar?
Jawaban: Efektifitas pembelajaran baik di rumah maupun di sekolah tergantung dari
kesadaran dan peran serta secara aktif dari semua pihak yang terkait, yaitu
para tenaga pengajar, Orangtua dan siswa sendiri.
3)
Ibu Cindy di Jalan Kaliurang.
Anak saya baru lulus SMA dan akan masuk kuliah. Karena Corona ini maka
pembelajaran akan dilaksanakan secara on
line sampai akhir tahun. Anak merasa kecewa karena tidak dapat bertemu
teman-teman baru di kampusnya. Apa yang bisa saya lakukan sebagai Orang tua untuk
membesarkan hati anak?
Jawaban: Orang tua hendaknya selalu memotivasi anak agar lebih kreatif dalam
menjalani masa pandemi. Kegiatan pertemuan dengan rekan di kampus bisa
menggunakan berbagai aplikasi yang ada di media sosial, seperti Zoom meeting,
Istagram, Tik tok, dan lainnya.
4)
Mbak Wiwid di Mergangsan. Seberapa efektif PJJ?
Bagaimana memenuhi capaian pembelajaran yang membutuhkan kegiatan praktikum
untuk mengatasi kendala yang dihadapi mahasiswa seperti akses internet yang
terbatas? Hal-hal apa yang bisa dilakukan oleh para tenaga pengajar dalam
mensikapi hal tersebut?
Jawaban: Tentu tidak bisa hanya menggantungkan semua pada tenaga pengajar. Butuh kerjasama
semua pihak untuk mencapai efektifitas pembelajaran. Jelas praktikum tidak akan
maksimal bila tidak dilakukan di laboratorium. Kegiatan praktikum untuk
sementara ditunda, menunggu kondisi pandemi mereda.
5)
Mas Rio Wahyu Nugroho dari fakultas
psikologi UP45. Bagaimana pendapat narasumber seputar PJJ. Apakah sektor
pendidikan di Negara kita siap menghadapi abad 21? Bagaimana semestinya
menjalankan KBM dan PJJ tersebut? Apa yang perlu dibenahi agar pendidikan di negara
kita tidak menjadi korban di masa pandemi?
Jawaban: Sektor pendidikan di saat pandemi seperti saat ini menuntut semua lapisan
masyarakat untuk mau berinovasi, meningkatkan kreatifitas dan kemampuan dalam
menggunakan teknologi.
6)
Mba Iin di Jogja. Saya bekerja
sebagai pendidik di PAUD. Bagaimana agar di masa PJJ, kami mampu memenuhi
materi yang ada dalam kurikulum selama satu semester ini? Bagaimana kerjasama antar
Orang tua dan Guru? Kreatifitas Orang tua yang seperti apa yang diperlukan
dalam menemani putra-putri ketika belajar di rumah?
Jawaban: Pihak sekolah bisa kreatif dalam menyusun rencana pembelajaran. Materi
semacam permainan dapat diberikan pada siswa melalui aplikasi ataupun jasa
pengiriman yang ada. Orang tua dapat menyediakan materi pembelajaran di rumah
dari barang-barang bekas agar kreatifitas anak pun bisa lebih terasah.
7)
Mas Anton di Prawirotaman.
Anak saya kelas 2 SD. Anak ingin sekali kembali belajar di sekolah. Bagaimana saran
dalam memotivasi agar anak-anak bersemangat belajar di rumah?
Jawaban: Memotivasi anak bisa disampaikan dengan menggunakan kalimat dan bahasa
yang dipahami oleh anak. Penting bagi Orang tua menunjukkan teladan berupa
perilaku nyata dalam penanaman nilai-nilai seperti disiplin, tekun, kerja keras
pada anak-anak.
8)
Mas Doni di Gejayan. Adakah
inovasi untuk melaksanakan proses pembelajaran yang harus melibatkan kelompok
dan praktek secara langsung di masa pandemi?
Jawaban: Lakukan kegiatan pembelajaran dengan tetap memperhatikan protokol
kesehatan. Misal, dengan menyesuaikan jumlah peserta yang lebih sedikit dalam
kelompok dan menjaga jarak serta penggunaan masker.
Penting adanya kesadaran
bagi semua pihak untuk aktif bekerjasama dalam menjalankan proses satu semester
pembelajaran jarak jauh. Kreatifitas dan kemampuan berinovasi membutuhkan
motivasi yang tinggi dari masing-masing individu guna mencapai efektifitas
seperti yang diharapkan bersama. Terdapat 2 orang pendengar yang telah mengirim
pertanyaan menarik yaitu pemilik nomor 087…100 dan 089…185. Diberikan hadiah
berupa pulsa cellular oleh Two Hundred Sixty Six Coffe and Barber Shop sebagai
salah satu sponsor.
Widiantoro, FW (22 Juli 2020)
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji