BERATNYA IURAN SEKOLAH BARU PADA SITUASI PANDEMI COVID- 19
Fx. Wahyu
Widiantoro, S.Psi., MA
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Keluhan tentang tingginya
biaya pendidikan yang ditarik oleh sekolah dan juga dibangku kuliah tak dapat
dibendung lagi. Situasi pandemi Covid- 19 berdampak pada ekonomi masyarakat. Saat
memasuki masa New Normal ternyata penarikan iuran sekolah maupun kuliah tetap
"normal', seperti tahun-tahun sebelumnya. Fakultas Psikologi UP45
bekerjasama dengan Radio Sonora 97.4 FM Yogyakarta menggelar acara interaktif
sebagai wujud empati dan keprihatinan atas kondisi yang ada dengan mengangkat
tema “Beratnya Iuran Sekolah Baru Pada Situasi Pandemi Covid- 19”. Disiarkan
pada Selasa, 14 Juli 2020, Pukul 11.00.-12.00.
Masyarakat masih dihadapkan
pada perjuangan melawan Covid-19. Banyak Orang tua yang mengalami PHK atau
usahanya tutup. Masyarakat pun harus memikirkan membayar kebutuhan sekolah
anaknya. Beratnya beban ekonomi tentu berdampak pula pada kondisi psikologis
masyarakat.
“Perlu adanya diskusi dua
arah antara pihak sekolah dengan Orang tua sebagai wali murid. Bagaimanapun
kondisi finansial antara satu orang dengan yang lain tidaklah sama. Perlu
adanya komunikasi yang efektif sehingga dapat menjembatani pemasalahan yang dihadapi
oleh kedua belah pihak”, demikian diungkapkan oleh Enda Apriani, S.T., M. Eng.,
Dosen Teknik Industri UP45, sebagai salahsatu narasumber.
Pendidikan merupakan salah
satu cara bagi masyarakat untuk meningkatkan status sosial. Bekal pendidikan
diharapkan dapat mengubah nasib dan pendapatan seseorang hingga mampu keluar
dari lingkaran kemiskinan. Tanpa dasar pendidikan yang kuat, seseorang akan
kesulitan ketika mereka masuk ke pasar tenaga kerja. Mereka tidak punya modal
untuk menuju warga negara yang sehat dan sejahtera,
Sebagian masyarakat yang
mempunyai anak bersekolah saat ini merasa resah karena di pojokkan dalam
situasi ekonomi yang sulit. Biaya sekolah terasa menjadi beban dikarenakan saat
ini masuk awal tahun ajaran baru. Seperti diungkapkan oleh Yudha Andri Riyanto,
S.Psi., dari Resource Development Yayasan Tunas Sekar Lintang, DIY.
“Ketika para Orang tua
membayar iuran sekolah, hendaknya pergunakan prinsip kontribusi. Misal, Saya
membayar maka mendapat fasilitas apa dari skolah? Penting untuk mendiskusikan
dengan pihak sekolah tentang jaminan bagi anak untuk dapat berkembang saat
menggunakan sistem pembelajaran pada sekolah tersebut”, tandas Andri narasumber
yang juga sebagai Alumni Psikologi UP45.
Berikut pertanyaan dari pendengar secara interaktif ketika
acara disiarkan.
1)
Ibu Nana di Pakualaman.
Bagaimana seharusnya Orang tua bekerjasama dengan pihak sekolah dalam
menghadapi kondisi seperti saat ini ?
Jawaban: Bina komunikasi secara intensif dengan para Guru. Hendaknya Orang tua bersedia
ekstra mendampingi anak dalam melaksanakan pembelajaran secara daring di rumah.
2)
Ibu Winda di Jogja.
Bagaimana kegiatan belajar- mengajar secara daring akan terus dilaksanakan padahal
fasilitas belum tentu tersedia?
Jawaban: Dibutuhkan kemauan berpikir kreatif dalam menghadapi setiap permasalahan.
Berdiskusi dengan sesama wali murid untuk mendapat alternatif cara yang bisa
dilakukan.
3)
Ibu Geisya di Jogja. Bagaimana
seharusnya kebijakan bagi siswa saat masa pandemi?
Jawaban: Tetap mengikuti aturan yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Kesehatan dan
keselamatan tetap menjadi prioritas utama dalam kegiatan belajar-mengajar.
4)
Ibu Nidya di Sleman. Ketika
orang tua bekerja, bagaimana pendampingan belajar bagi anak?
Jawaban: Orang tua dapat menyusun jadwal dalam mendampingi anak belajar Diskusi
dengan anak dan memberikan penyadaran tentang tanggungjawab belajar.
5)
Bapak Silrverius S., di Polsek Kalasan. Bagaimana bela rasa atas
biaya pedidikan yang terus naik? Langkah apa saja yang bisa ditempuh Orang tua
dalam menghadapi kondisi ini?
Jawaban: Diskusi dengan pihak sekolah. Alternatif subsidi silang antar Orang tua
siswa dalam pembayaran iuran sekolah, dispensasi serta berbagai skema
pembayaran hingga memohon kejelasan pihak sekolah tentang kualitas pembelajaran
yang akan didapat oleh siswa.
6)
Bapak Dani di Jogja.
Bagaimana mengelola stres bagi Orang tua karena kebijakan dari pihak skolah
tentang biaya pendidikan yang tinggi?
Jawaban: Perlu berdiskusi dengan sesama Orang tua murid beserta pihak sekolah.
Bagi Orang tua hendaknya segera berhitung dan berinvestasi sedini mungkin untuk
persiapan biaya pendidikan putra-putrinya.
7)
Ibu Sinta di Bantul. Biaya
pendidikan tetap mahal, padahal pembelajaran dilakukan secara online dan hanya
diberi tugas. Bagaimana menghadapi hal ini?
Jawaban: Pendidikan sangat penting bagi masa depan anak. Orang tua dan pihak
sekolah hendaknya mampu bekerjasama dengan baik demi kelancaran proses
belajar-mengajar.
8)
Bapak Rudi Babarsari. Bagaimana
menekan biaya sekolah, dalam situasi seperti saat ini?
Jawaban: Prioritaskan pada hal terpenting yang dibutuhkan anak dalam proses
belajar.
Kesimpulan, musyawarah antara
Orang tua siswa dan pihak sekolah hingga mencapai kesepakatan bersama menjadi
salah satu alternatif cara yang bisa ditempuh dalam mensikapi kondisi beratnya
iuran sekolah baru pada situasi pandemi Covid- 19. Setiap Orang tua memiliki
kesiapan dan kemampuan yang berbeda dalam menghadapi proses belajar mengajar
terlebih yang dilakukan secara daring. Orang tua dituntut belajar ekstra dalam
mendampingi kegiatan belajar anak-anak mereka. Demikian bagi mahasiswa
diperlukan perubahan pola belajar yang efektif agar bisa menyesuaikan dengan
keadaan.
Nomor pendengar yang
terpilih untuk mendapat hadiah berupa pulsa cellular oleh Two Hundred Sixty Six
Coffe and Barber Shop sebagai salah satu sponsor, yaitu 089…960 dan 085…821.
Widiantoro, FW (17 Juli 2020)
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji