Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

MEMAHAMI PENDIDIKAN KARAKTER DARI PELAJARAN SEJARAH

 

IMPLEMENTASI MOU RADIO SONORA DAN UP45

 

Fx. Wahyu Widiantoro

Fakultas Psikologi Univervsitas Proklamasi 45

Yogyakarta

 


Pelajaran Sejarah merupakan pembelajaran yang strategis untuk menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik. Pembentukan sikap semangat patriotisme, demokratis dan toleransi akan memberikan dasar bagi peserta didik dalam memiliki karakter yang luhur dalam dirinya. “Memahami Pendidikan Karakter dari Pelajaran Sejarah”, diangkat sebagai tema acara dialog hasil kerjasama antara UP45 dengan Radio Sonora 97.4 FM Yogyakarta (6/10).

 

Pembelajaran sejarah menjadi cara dalam pembentukan karakter generasi muda. “Pendidikan sejarah yang diajarkan di SD-SMA diarahkan pada pengembangan pengetahuan dan pemahaman terhadap berbagai peristiwa sejarah. Peserta didik dapat mengetahui dengan jelas tantang kejadian-kejadian yang terjadi di masa lampau. Cara berpikir kronologis tentang masa lampau sebagai bentuk pengetahuan peradaban manusia sampai saat ini. Ilmu pengetahuan yang modern saat ini tidak akan lahir, bila tidak ada cikal bakal ilmu pengetahuan pada masa lampau”, demikian dijelaskan oleh Faizal Aco, M.IP., Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UP45.

 

Pendidikan karakter dapat secara optimal ditumbuhkan ketika adanya keseimbangan antara pengembangan aspek afektif dan aspek kognitif pada peserta didik. Kontribusi pembelajaran Sejarah terhadap pendidikan karakter ditunjukkan melalui eksplorasi nilai-nilai yang dapat membangun karakter positif bagi peserta didik yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Peristiwa sejarah bisa diambil hikmah dan teladannya.

 


Realita adanya isu krisis moral yang terjadi saat ini menjadi alasan pentingnya penanaman pendidikan karakter. Masyarakat diharapkan lebih memahami bahwa sekolah sebagai tempat penumbuhan dan pembelajaran karakter bagi peserta didik. “Pelajaran Sejarah perlu diajarkan kepada anak sejak dini karena pentingnya menumbuhkan rasa bangga dan memiliki rasa cinta tanah air”, ungkap Yudha Andri Riyanto, S.Psi., narasumber dari Resource Development Yayasan Tunas Sekar Lintang, DIY.

 

Berikut merupakan rangkuman dari ragam pertanyaan pendengar radio saat acara berlangsung dan jawaban dari penulis dan pembicara lainnya.

 

1)    Ibu Intan, di Wonosari. Bagaimana dalam membagi pengetahuan yang diajarkan pada anak antara pengetahuan sejarah masa lalu, masa kini dan masa depan?

Jawaban:

Hendaknya pengetahuan yang diajarkan kepada anak secara seimbang. Pemahaman tentang adanya kondisi pengetahuan saat ini merupakan hasil dari sejarah masa lalu, dan pengetahuan saat ini menjadi penentu kondisi masa depan.

 

2)    Bapak Hasan, di Pleret Bantul. Bagaimana agar generasi milinial mau mengkaji sejarah sehingga tidak kehilangan jejak sejarah yang ada?

Jawaban:

Butuh peran aktif dan kreativitas dari berbagai pihak, baik sekolah, Orang tua serta masyarakat dalam memberikan perhatian tentang pentingnya penanaman nilai-nilai sejarah kepada generasi saat ini.

 

3)    Bapak Ananto, di Cikditiro. Mungkin pelajaran Sejarah perlu tampilan baru, diperbaiki cara penyajiannya. Misal  seperti di Negara Jepang ada komik Manga, dan sebagainya?

Jawaban:

Setiap masa memiliki cara yang efektif dalam menyajikan pengetahuan pada generasinya. Misal di masa teknologi yang berkembang pesat seperti saat ini tentu peranan sosial media, film animasi bisa menjadi alternatif sarana penyampaian pelajaran sejarah yang lebih menarik bagi anak-anak.

 

4)    Ibu Mayang di Pakualaman. Apa akibat yang terjadi pada perkembangan mental anak-anak bila Mata pelajaran Sejarah jadi dihapuskan?

Jawaban:

Bila mata pelajaran Sejarah dihapuskan hendaknya telah dipersiapkan metode pembelajaran yang mampu memberi dasar bagi perkembangan mental anak-anak dalam semangat kebangsaan, cinta tanah air. Penting penanaman nilai-nilai agar anak tidak kehilangan jati diri sebagai rakyat Indonesia untuk memberikan arah dalam pembentukan karakter bangsa.

 

5)    Ibu Indi, di Jogja. Bagaimana agar anak-anak tertarik dengan pelajaran Sejarah, karena saat ini pembelajaran dilakukan di rumah dan sangat minim materi yang di dapat dari sekolah?

Jawaban:

Orang tua dapat terus mendampingi anak-anak dalam mengembangkan nilai-nilai yang terkandung dalam mata pelajaran Sejarah, misal semangat cinta tanah air, tanggung jawab, serta toleransi. Alternatif yang dapat dilakukan antara lain anak dapat belajar sejarah  melalui proses melihat, mengamati, mengkaji, serta memperoleh informasi secara langsung mengenai sejarah lokal yang diperoleh langsung dari tokoh masyarakat yang ada di lingkungan sekitar.

 

6)    Ibu Hafizah, di Giwangan. Bagaimana memahamkan anak tentang nilai sejarah?

Jawaban:

Perlu kemampuan untuk menjelaskan hubungkan antara masa lalu yang tidak bisa diamati langsung dengan masa kini yang dapat langsung dirasakan oleh anak-anak. Misalnya menjelaskan tentang teladan kepahlawanan dan patriotisme, perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, peninggalan sejarah kerajaan di Indonesia, dan sebagainya.

 

7)    Mba Manik, di Kepatihan. Bagaimana agar anak-anak di era milineal tertarik dengan mata pelajaran Sejarah, karena buku Sejarah umumnya tebal-tebal, dan banyak yang ingin menjadi ahli di bidang teknologi?

Jawaban:

Butuh kreatifitas dari pendamping dalam menyajikan mata pelajaran sejarah agar lebih menarik bagi anak-anak. Misal anak-anak diajak untuk terjun langsung ke lapangan untuk dapat lebih meningkatkan pemahaman dan penghayatan nilai-nilai kesejarahan. Perlu dijelaskan bahwa setiap masa memiliki perkembangan teknologi dan adanya teknologi saat ini sebagai hasil perkembangan teknologi di masa lalu.

 

8)    Ibu Yani, di Bantul. Katanya Karakter adalah sesuatu hal yang sulit dirubah, bagaimana kaitannya dengan memahami sejarah. Apa artinya bisa dirubah kalau misalnya paham tentang sejarah hidupnya?

Jawaban:

Dengan memahami sejarah diharapkan dapat lebih mempelajari peristiwa di masa lalu serta mampu mengambil hikmah dan teladannya. Dengan sendirinya akan muncul semangat dalam membentuk karakter yang lebih baik sesuai dengan jati dirinya.

 

Di akhir acara diberikan hadiah oleh Two Hundred Sixty Six Coffe and Barber Shop sebagai salah satu sponsor, berupa pulsa cellular bagi 2 orang pendengar yang telah mengirimkan pertanyaan yang menarik yaitu pemilik nomor 087…48 dan 081…96. Terima kasih kepada seluruh Sahabat Sonora 97.4 FM Yogyakarta.

 

Widiantoro, FW (6 Oktober 2020)

Post a Comment

0 Comments