Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

MENDESAIN POLA PENDIDIKAN UNTUK ANAK YANG ADIL GENDER PADA GURU

 

PARTISIPASI RADIO SONORA & UP45 YOGYAKARTA DALAM MENJAGA KESEHATAN MENTAL MASYARAKAT

 

Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA.

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

 

 


Realita yang terjadi yaitu adanya ketidaksetaraan gender berasal dari berkembangnya budaya di masyarakat yang patriarki. Guru sebagai tenaga pendidikan mempunyai peran strategis untuk mensosialisasikan sekaligus transfer nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat, termasuk nilai kesetaraan gender. “Mendesain pola pendidikan untuk anak yang adil gender pada Guru”, diangkat sebagai tema siaran kerjasama antara UP45 dengan Radio Sonora 97.4 FM Yogyakarta (10/11).

 

Perlu adanya pengembangan desain pola pendidikan adil gender yang dilaksanakan oleh para guru dalam melakukan proses belajar-mengajar. “Metode pembelajaran adil gender berarti siswa diarahkan untuk mampu melakukan tindakan yang sensitif gender dalam aktivitas kesehariannya”, ungkap Sapta Kurniawati, S.Psi., M.Psi., salah satu narasumber, praktisi Pendidikan dan Konselor UP45.

 

Gender masih sering disalahartikan oleh sebagian masyarakat sebagai perbedaan jenis kelamin. “Ketidaksetaraan gender berkaitan erat dengan diskriminasi. Masih sering terjadi persepsi bahwa bidang perempuan dan bidang laki-laki berbeda sehingga bidang-bidang terntentu tersebut hanya cocok untuk perempuan dan bidang lain untuk laki-laki”, jelas Yudha Andri Riyanto, S.Psi., narasumber dari Resource Development Yayasan Tunas Sekar Lintang, DIY.

 


 “Guru sebagai pendidik diharapkan memiliki kesiapan untuk melaksanakan pembelajaran yang berperspektif gender bagi mata pelajaran yang diampunya”, tandas Nia yang juga sebagai Founder Lingkar Positif.

 

“Masih sering secara tidak disadari tenaga pendidik, fasilitator melakukan ketidak adilan gender dalam mendampingi anak-anak di sekolah. Perlu adanya pelatihan sensitivitas gender bagi tenaga pendidik”, demikian diungkapkan oleh Andri yang juga sebagai Alumni Psikologi UP45.

 

Berikut merupakan rangkuman dari ragam pertanyaan pendengar radio saat acara berlangsung dan jawaban dari penulis dan pembicara lainnya.

 

1)    Mas Eko, di Jogja. Bila di kelas, anak-anak lebih suka memilih duduk dengan sesama teman sejenisnya. Anak laki-laki lebih memilih duduk dengan teman laki-laki, demikian pula sebaliknya. Apakah ini berpengaruh pada pendidikan gender?

Jawaban: Hendaknya pendidikkan adil gender disesuaikan dengan usia tahap perkembangan anak. Misal adanya kurikulum kesetaraan gender yang menanamkan nilai-nilai tentang perbedaan fisik laki-laki dan perempuan, persamaan hak laki-laki dan perempuan, keadilan bagi laki-laki dan perempuan, dan sebagainya.

 

 

2)   Mba Sinta, di Kepuh. Adanya kesenjangan gender masih sering kita jumpai. Materi bahan ajar yang masih bias gender. Bagaimana yang sebaiknya menjadi perhatian Orang tua bila dalam mata pelajaran masih belum sensitif gender?

Jawaban: Orang tua bisa mengusulkan metode pembelajaran khususnya tentang materi adil gender melalui wali kelas agar bisa disampaikan pada pihak sekolah. Orang tua hendaknya juga mengajarkan nilai-nilai adil gender pada anak.

 

3)   Mba Dias, di Jalan Kaliurang. Sekolah dan Guru memiliki bias terhadap anak laki-laki dan perempuan. Beberapa bukti menunjukkan bahwa di kelas terjadi bias gender terutama terhadap laki-laki. Salah satunya ada stigma bahwa anak laki-laki sering dianggap nakal. Kapan pendidikan gender selayaknya diberikan kepada putra-putri kita?

Jawaban: Anak laki-laki cenderung lebih aktif dan cenderung lebih sulit bersikap tenang dibandingkan anak perempuan. Sikap yang terlalu aktif akan lebih menarik perhatian serta mendapat predikat yang salah yaitu disebut nakal. Penting adanya metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter setiap siswa. Desain pembelajaran yang mampu mengaktifkan semua siswa (active learning). Pendidikan tentang kesetaraan gender sebaiknya diberikan sedini mungkin pada anak-anak. 

 

4)   Mas Adi, di Jogja. Bagaimana contoh bentuk ketidakadilan gender yang terjadi pada anak?

Jawaban: Misal, pada PAUD sering terjadi pemetaan warna, laki-laki menggunakan warna biru, sedangkan perempuan menggunakan warna merah muda. Masih ada pemikiran perbedaan jenis permainan, permainan laki-laki dan permainan perempuan. Di SD masih sering dijumpai contoh soal misal, ayah pergi ke kantor dan ibu pergi ke pasar, dan lain sebagainya. 

 

5)   Mas Afandi, di Melati Utara, kota Malang. Tidak diragukan manusia punya kepribadian masing-masing.  Bagaimana seorang ayah hendaknya bersikap agar adil gender terhadap putra, putrinya?

Jawaban: Hendaknya Orang tua mampu bersikap adil gender dengan memberikan kesempatan yang sama pada setiap anak laki-laki dan perempuan agar mampu optimal dalam mengembangkan segenap potensi dirinya.

 

6)   Ibu Mayang, di Jogja. Bagaimana batasan pendidikan adil gender pada anak?

Jawaban: Pada dasarnya tidak ada batasan yang mutlak. Lebih pada penanaman nilai-nilai kesetaraan gender hingga anak paham tentang pentingnya adil gender bagi dirinya dan bagi orang lain.

 

7)   Mba Manik, di Pakualaman. Di sekolah adik saya, jumlah murid perempuan lebih banyak daripada murid laki-laki. Apakah hal ini tidak berpengaruh pada prkembangan mental mrid laki-laki yang sering bermain dan bergaul dengan teman perempuan?

Jawaban: Dalam desain pola pendidikan untuk anak yang adil gender juga memberi pendidikan guna pemahaman tentang perbedaan fisik laki-laki dan perempuan, kesetaraan laki-laki dan perempuan, menghargai kemajemukan dan sebagainya. Harapannya anak dapat bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang sehat.

 

8)   Ibu Yani, di Bantul. Bagaimana membangun karakter agar mampu adil gender?

Jawaban: Dengan menanamkan serta mengembangkan pemahaman tentang persamaan hak pada laki-laki dan perempuan. Harapannya agar lebih mampu menghargai diri sendiri dan orang lain, baik laki-laki dan perempuan berharga, serta memiliki potensi yang sama.

 

Pendengar yang mengirimkan pertanyaan menarik dan beruntung yaitu pemilik nomor 087…21 dan 087…56, mendapat hadiah dari Two Hundred Sixty Six Coffe and Barber Shop sebagai salah satu sponsor. Terima kasih kepada seluruh Sahabat Sonora 97.4 FM Yogyakarta.

 

Widiantoro, FW (10 Nopember 2020)

 

Post a Comment

0 Comments