Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

PERINGATAN HARI IBU: CARA-CARA ANAK DAN BAPAK MENGASIHI IBU

 

PARTISIPASI RADIO SONORA & UP45 DALAM MEMPERINGATI HARI IBU

 

Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA.

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

 

 


Sudah selayaknya bila seorang suami dan anak harus peduli dengan beratnya beban yang disandang oleh seorang ibu. Terlebih bila seorang  ibu juga bekerja di luar rumah. Hendaknya suami dan anak-anak harus berbagi peran dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. “Cara-cara Anak dan Bapak Mengasihi Ibu”, diangkat sebagai tema yang menarik untuk dibahas, hasil kerjasama UP45 dan Radio Sonora 97.4 FM Yogyakarta (22/12).

 

Bertepatan dengan peringatan Hari Ibu ke 92 di tahun 2020, dengan tema “Perempuan Berdaya Indonesia Maju”, kita serukan penghargaan bagi semua perempuan di Indonesia, atas segala upaya dan peran bagi keluarga, masyarakat dan Negara ini. Perempuan Indonesia telah banyak mengambil peran penting pula dalam menghadapi pandemi covid 19. Berperan besar dalam penerapan protokol kesehatan keluarga, hingga banyak pula yang dengan dedikasi tinggi melaksanakan tugas sebagai dokter dan perawat.

 

Acara interaktif yang disiarkan secara langsung ini juga menghadirkan Bapak Hari Muryanto, S.S., selaku perwakilan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kota Yogyakarta.  Dijelaskan bahwa kedekatan anak pada seorang ibu tentu berbeda-beda. Ungkapan kasih dan perhatiannya pun memiliki cara yang unik dalam setiap keluarga. Banyak kejadian pula karena kurangnya perhatian yang didapat dari ibu maka seorang anak melakukan ragam tindakan yang merugikan diri bahkan masyarakat.

 

“Penting adanya komunikasi yang baik antara ibu dan anak dalam suatu keluarga. Meskipun seorang ibu tidak mengharapkan sebuah ucapan terima kasih dari anaknya, namun hendaknya seorang anak mampu memahami dengan cara kreatifnya menyatakan perasaan dan perhatian kepada ibunya”, demikian diungkapkan oleh Yudha Andri Riyanto, S.Psi., dari Resource Development Yayasan Tunas Sekar Lintang, DIY, serta sebagai Alumni Fakultas Psikologi UP45 Yogyakarta.

 


Harapan dengan peringatan hari ibu saat ini, mampu mencerahkan pemahaman bagi generasi muda sebagai kaum milenial tentang semangat dan perjuangan kaum perempuan di masa pergerakan kemedekaan Indonesia. Hingga saat ini pun kontribusi dan pengorbanan perempuan tetap mampu menjadi inspirasi dalam keluarga dan masyarakat.

 

Berikut merupakan rangkuman dari ragam interaktif pendengar radio saat acara berlangsung dan tanggapan dari penulis dan narasumber lainnya.

 

1)    Mas Ahmad Prasetyo, di Mantrijeron. Apa yang bisa dilakukan bila seorang anak merasa sakit hati pada suatu sikap ibu nya ?

Jawaban: Bila pola komunikasi dalam keluarga berjalan dengan baik tentu ada keterbukaan antara anak dengan orantua terlebih anak kepada ibu. Baik bila semua perasaan dapat diungkapkan secara terbuka dan jujur karena keterbukaan dari massing-masing anggota keluarga juga sebagi bentuk perhatian.

 

2)    Bapak Duta, di Yogyakarta. Saya selalu mensuport istri, dengan anak-anak juga membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Di saat-saat tertentu saya juga memberikan hadiah-hadiah kecil dengan tujuan menyenangkan hati istri dan ibu dari anak saya.

Jawaban: Perhatian dan mengasihi tentu dapat diungkapkan dengan beragam cara. Tidak semua dapat diungkapkan dengan kata-kata atau sekedar ucapan. Kualitas komunikasi dalam sebuah ikatan keluarga lebih berdasar kedekatan dan semakin dalam karena adanya saling mempercayai.

 

3)    Bapak Afandi, di Mlati. Mohon penjelasan kenapa Hari ibu diperingati pada tanggal 22 Desember?

Jawaban: Mengutip dari KOMPAS.com,  menurut Dosen Departemen Sejarah Universitas Gadjah Mada, Dr. Mutiah Amini, M. Hum, sejarah peringatan Hari Ibu bermula dari penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia III pada 22-27 Juli 1938 di Bandung. Salah satu hasil dari kongres tersebut adalah peringatan Hari Ibu pada setiap 22 Desember. Tanggal tersebut dipilih karena bertepatan dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan I pada 22 Desember 1928.

 

4)    Bapak Baskara, di Baciro. Bagaimana mengungkapkan rasa kasih pada ibu, bila Ibu sudah meninggal dunia?

Jawaban: Mengungkapkan rasa kasih bisa dengan berbagai cara. Antara lain dengan terus memanjatkan doa agar belio mendapat tempat yang layak di sisi Nya. Bisa pula dengan terus melanjutkan berbagai perjuangan belio semasa hidupnya, menjalankan nasehat dan pesan-pesan belio serta terus bersikap hormat terhadap semua perempuan.

 

5)    Mba Fikri Aulia Madani, di UMY. Bagaimana bila kita merasa malu ketika ingin bercerita, mencurahkan isi hati kepada ibu?

Jawaban: Bila merasa malu dalam bercerita, mencurahkan isi hati kepada ibu maka bisa dengan terlebih dulu mencari waktu yang tepat untuk bercerita. Pilih waktu ketika ibu benar-benar santai dan berkenan mendengarkan cerita kita.

 

6)    Mba Ratri, di Yogya. Bila menceritakan masalah dan berkeluh kesah kepada ibu, kadang kita merasa kasihan karena khawatir dapat menambah beban pikiran ibu. Bagaimana menanggapi hal tersebut?  

Jawaban: Baik bila kita yakin dan mampu menyelesaikan masalah yang kita hadapi tanpa berkeluh kesah kepada ibu. Bagaimanapun juga dalam menghadapi suatu masalah tentunya seseorang membutuhkan figure yang tepat dan mampu menenangkan sehingga dapat berpikir lebih jernih ataupun memberikan dukungan sehingga lebih memiliki keyakinan dan semangat dalam menghadapi masalah tersebut.

 

Pendengar yang telah mengirim pertanyaan menarik dan beruntung mendapat hadiah berupa pulsa cellular yaitu pemilik nomor 083…54 dan 081…93. Terima kasih kepada seluruh Ibu dan juga Sahabat Sonora 97.4 FM Yogyakarta. Selamat Hari Ibu ke-92.

 

Widiantoro, FW (22 Desember 2020)

Post a Comment

0 Comments