Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

PERAN MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN VAKSIN COVID-19

 

KEGIATAN PENGABDIAN DOSEN & MAHASISWA UP45

DI RADIO SONORA YOGYAKARTA

Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA

Fakultas Psikologi UP45

Yogyakarta

 


Pelaksanaan vaksinasi yang dilakukan secara bertahap tentu bukan hal yang mudah, maka perlu peran serta dan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. Peran masyarakat  dalam mendukung pelaksanaan vaksin Covid-19 menjadi tema yang hangat untuk didiskusikan.  Acara ini hasil kerjasama antara Fakultas Psikologi UP45 dengan Radio Sonora 97.4 FM (13/4).

 

“Setelah divaksin, bukan berarti terlindungi seutuhnya dari penularan virus Covid 19. Pemberian vaksin untuk saat ini merupakan alternatif terbaik, sebagai slahsatu upaya pencegahan penularan Covid 19”, ungkap Dr. Armunanto, M.Ph. Health Specialist UNICEF.

 

Lebih dijelaskan bahwa sangat disayangkan bila masih ada masyarakat yang menolak untuk divaksin karena pemerintah telah memberikan fasilitas. Wajar bila masyarakat masih merasa ragu terhadap vaksin. Keraguan bisa disebabkan oleh informasi sepotong-sepotong yang diperoleh sebagian masyarakat. Ada pula yang dikarenakan jadwal untuk vaksinasi tidak sesuai sehingga merasa enggan untuk hadir di lokasi vaksinasi.

 


Sebenarnya meskipun terlambat atau tidak sesuai jam yang dijadwalkan, asal dengan membawa KTP, maka masih akan dilayani. Hal ini biasa terjadi pada lansia. Banyak kondisi yang dapat dijadikan alasan misal tentang kondisi kesehatan, menderita diabet, darah tinggi, dan sebagainya.

 

Kenyataan yang terjadi, bila kadar gula darah seseorang tidak tinggi, masih diperkenankan untuk divaksin.  Jadi bukan berati yang memiliki penyakit degeneratif, tidak diperbolehkan menerima vaksin. Alangkah baiknya bila memiliki suatu penyakit bawaan, untuk tetap bisa hadir, karena di lokasi pelaksanaan vaksinasi pasti terdapat dokter yang akan memeriksa sebelum seseorang menerima vaksin.

 

Sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah sudah sangat masif. Hanya saja masyarakat juga menerima informasi dari berbagai sumber. Pada saat sosialisai dilakukan, vaksin pun terus dikembangkan. Misal ketika pada awalnya lansia tidak boleh menerima vaksin, dan seiring berjalannya waktu, saat ini lansia pun diperkenankan untuk menerima vaksin.

 

Berikut merupakan rangkuman dari ragam pertanyaan pendengar radio saat acara berlangsung dan jawaban dari penulis dan pembicara lainnya.

 

1) Ibu Susi, di Jl. Parangtritis. Saya ragu untuk menerima vaksin. Ada info yang saya dapat, bahwa ada orang yang sudah divaksin tapi dikatakan orang tersebut masih ada kemungkinan terkena virus Covid. Bagaimana penjelasannya?

Jawaban: Vaksin bukan berarti obat sebagai antisipasi terhindar dart virus Covid 19. Penelitian menyatakan bahwa 99,2% imunitas terbangun rerata setelah 4 bulan, meskipun sudah mendapat 2 kali vaksin. Bila hanya mengikuti protokol kesehatan, tanpa vaksin maka kita tidak mendapat 99,2% perlindungan tersebut. Kita berutung, karena pemerintah sangat peduli sehingga masyarakat mendapat vaksin secara gratis. Banyak di Negara lain misal di Eropa yang belum mendapat vaksin dan membebaskan masyarakat untuk divaksin atau tidak.

 

2) Ibu Eni, di Jogja. Usia Saya 58 tahun dan belum divaksin. Bagaimana agar dapat segera divaksin?

Jawaban: Saran, ajak saudara yang sudah lansia ke tempat pelaksanaan vaksinasi. Selain turut mensukseskan program vaksinasi, sekaligus akan mendapat bonus ikut divaksin.

 

3) Bapak Andri, di Jogja. Saya beserta keluarga sudah divaksin. Pertanyaannya yaitu setelah divaksin maka isteri merasa drop, dan bersin-bersin. Apakah memang demikian efeknya? Apakah vaksinasi sekedar formalitas? Bila vaksinasi sudah terlaksana pada semua masyarakat, apakah pandemi sudah selesai?

Jawaban:

a.    Misal bersin-bersin terjadi dalam 30 menit setelah divaksin, ada kemungkinan memang efek dari vaksin. Bila bersin-bersin terjadi setelah 3 hari, maka harus cek kesehatan.

Meskipun telah divaksin 2 kali, masih harus melakukan tes Swab Antigen, dll.

b.    Apakah vaksin sekedar formalitas? Tidak. Karena semua negara berlomba-lomba untuk mendapatkan vaksin agar dapat melindungi rakyatnya. Program vaksinasi merupakan bentuk kepedulian pemerintah kepada rakyat.

c.    Usaha yang dapat kita lakukan saat ini yaitu menerima vaksin dan terus disiplin menjalankan protokol kesehatan.

 

Siaran ini terlaksana berkat kolaborasi beberapa dosen dan mahasiswa UP45 yakni:

§  Dosen Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA sebagai nara sumber utama

§  Dosen Dr. Arundati Shinta sebagai kontibutor ide dan acara, serta publikasi.

§  Mahasiswa Tris Sabila Rahmah sebagai disainer poster.

 

Pendengar yang telah mengirim pertanyaan menarik dan beruntung mendapat hadiah berupa pulsa cellular yaitu pemilik nomor 081…85. Terima kasih kepada seluruh Sahabat Sonora 97.4 FM Yogyakarta.

 

Widiantoro, FW (13 April 2020)

 

Post a Comment

0 Comments