Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

KEHADIRAN BINATANG PELIHARAAN DI RUMAH UNTUK MENJAGA KESEHATAN MENTAL ANAK

 

KEGIATAN PENGABDIAN DOSEN & MAHASISWA UP45

DI RADIO SONORA YOGYAKARTA

Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA

Fakultas Psikologi UP45

Yogyakarta

 


Kegiatan memelihara binatang merupakan hal yang menyenangkan, sehingga bepengaruh pula  pada munculnya emosi yang positif. Meski tidak bisa berbicara, binatang peliharaan bisa menjadi tempat aman bagi anak untuk mencurahkan perasaan dan pikirannya tanpa takut dihakimi atau disalahkan. Tema yang menarik kali ini dibahas dalam dialog yang disiarkan secara langsung hasil kerjasama UP45 dan Radio Sonora 97.4 FM Yogyakarta (16/2/2021).

 

“Memelihara binatang dapat menjadi stimulus bagi perkembangan emosi anak. Adanya binatang peliharaan di rumah dapat melatih interaksi sosial anak dan mengatasi rasa kesepian ketika berada di rumah”, demikian diungkapkan oleh Yudha Andri Riyanto, S.Psi., Alumni Psikologi UP45, dari Resource Development Yayasan Tunas Sekar Lintang, DIY.

 

Adanya binatang peliharaan di rumah bermanfaat pula menjaga kesehatan mental anak. Anak dapat merasakan kasih sayang melalui memberi makan, merawat serta meluangkan waktu untuk bermain. Hewan peliharaan merupakan sumber dukungan, kenyamanan, dan kelegaan pada saat dibutuhkan. Anak akan merawat binatang peliharaannya sesuai kemampuan tanpa merasa terbebani.

 


Berikut merupakan rangkuman dari ragam pertanyaan pendengar radio saat acara berlangsung dan tanggapan dari penulis dan narasumber lainnya.

 

1)    Ibu Sari, di Wates. Anak saya ingin memelihara kucing, tapi alergi dengan bulu. Bila akan pelihara burung merasa memenjarakan binatang dalam kurungan. Bila memelihara ikan, anak saya malas membersihkan aquarium. Adakah saran sebaiknya memelihara binatang atau bagaimana?

Jawaban: Binatang yang dipilih untuk dijadikan peliharaan tentunya disesuaikan dengan minat anak. Tidak sekedar mempertimbangkan keadaan anak seperti kondisi, ukuran badan, jenis hewan serta biaya perawatan. Bila anak telah memilih hewan yang diminati untuk dipelihara tentunya anak akan merasa senang dan adanya proses pembelajaran untuk beradaptasi terhadap binatang yang dipeliharanya.

 

2)    Ibu Anisa, di Bantul. Saat ini kami sekeluarga belum memelihara binatang. Kami mengenalkan dunia binatang kepada anak-anak dengan metode mengajak anak ke kebun binatang. Saya menjelaskan misal, bahwa Harimau memakan daging, Kuda memakan rumput dan sebagainya. Apakah hal tersebut cukup bagi pengetahuan anak?

Jawaban: Tentunya perlu lebih dijelaskan bahwa binatang yang ada dalam kebun binatang hanya sebagai contoh dari sekian banyak hewan yang habitat sesungguhnya berada di alam bebas.

 

3)    Ibu Putri, di Jogja. Bagaimana mengatasi phobia kita pada binatang?

Jawaban: Phobia pada binatang dapat disebabkan oleh berbagai hal. Bisa karena kurangnya pengetahuan tentang seekor binatang hingga karena pernah mengalami suatu kejadian yang tidak menyenangkan di masa lalunya. Perlu pembelajaran dan pembiasaan agar lebih mengenal dengan baik terhadap binatang yang menjadi penyebab phobia. Pembelajaran dalam proses pembiasaan dapat melalui berbagai media, misal gambar, video hingga mengamati secara sadar dan langsung binatang tersebut.

 

Siaran ini terlaksana berkat kolaborasi beberapa dosen dan mahasiswa UP45 yakni:

§  Dosen Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA sebagai nara sumber utama

§  Dosen Dr. Arundati Shinta sebagai kontibutor ide dan acara, serta publikasi.

§  Mahasiswa Tris Sabila Rahmah sebagai disainer poster.

 

Pendengar yang telah mengirim pertanyaan menarik dan beruntung mendapat hadiah berupa pulsa cellular yaitu pemilik nomor 08…15. Terima kasih kepada seluruh Sahabat Sonora 97.4 FM Yogyakarta.

 

 

Widiantoro, FW (16 Februari 2021)

Post a Comment

0 Comments