Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
istimewa |
Setelah emosi reda, saya kemudian mempunyai ide cemerlang, meskipun
sebenanrya ide itu sederhana saja pengerjaannya. Dua dos tempat sampah itu saya
hias secantik mungkin dengan cara ditempel kertas kado. Agar pemandangan dos
sampah tidak membosankan, maka gambar kertas kado itu harus sering diganti
sehingga ukuran dos pun harus diperkecil. Dos ukuran kecil akan mempercepat
sirkulasi sampah. Dos yang digunakan yaitu bekas bungkus mie instan. Semua
sampah plastik dan kertas harus ditata rapi. Untuk memenuhi prinsip daur ulang,
maka produk detergen yang digunakan harus sama sehingga warna bungkusnya juga
sama. Kumpulan bungkus detergen ini kemudian disetorkan pada bank sampah dekat
desa saya. Oleh penduduk setempat, bungkus-bungkus detergen yang sama warnanya
itu kemudian ditata rapi, dijahit, dan dilapisi dengan kain blaco di dalamnya.
Jadilah bungkus detergen menjadi tas belanja yang cantik. Teman-teman dosen dan
mahasiswa menjadi tertarik dan ikut membelinya.
Jadi dampak dari usaha mempercantik dos sampah adalah suami
tidak marah lagi, rumah tetap nyaman, dan saya tidak mengalami depresi lagi.
Jadi kunci utama pengelolaan sampah non organik untuk skala rumah tanga yaitu
penataan yang menarik, rapi dan tidak mengganggu kenyamanan penghuninya.
Tulisan ini dimuat di Kompasiana.com
Tulisan ini dimuat di Kompasiana.com
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji