Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Rejeki Dibalik Kembang Api



Nurul  Istiyani
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Fakultas Psikologi

foto : Elisa
Bisnis musiman memanglah tidak bisa menjadi penghasilan tetap dan mata pencaharian untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Bisnis  musiman ini sesekali dicobanya. Salah satu contoh bisnis musiman ini adalah berjualan kembang api, tentu semua orang sudah familiar dengan namanya kembang api. Kembang api identik dengan lebaran idul fitri dan tahun baru.

Di tahun baru dan lebaran banyak orang yang mengadakan pesta kembang api, hal ini dapat mendatangkan penghasilan yang lumayan bagi orang yang mau menjual kembang api pada saat itu. Orang yang melihat bisnis ini sepintas terlihat hanyalah bisnis yang ecek-ecek, dimana orang hanya berjualan di pinggir jalan menggunakan bangku yang sederhana. 
Tapi perlu diketahui bisnis yang musiman ini ternyata mendatangkan banyak uang bagi yang berani melakukan spekulasi modal yang besar. Contohnya melalui percakapan singkat penulis dengan pedagang kembang api asal Yogyakarta sebut saja si X. Dia selama kurun waktu 2 bulan yaitu sebelum ramadhan sampai usai lebaran idul fitri dengan modal 20 juta dia bisa mendapatkan laba bersih kurang lebih 50 juta. Ini baru pedagang dipinggir jalan, coba bayangkan bagaimana dengan produsennya berapakah untuk yang mereka dapatkan dalam kurun waktu semusim
Bisnis kembang api ini dilihat sepintas hanya seperti orang jualan biasa tetapi dengan melakukan bisnis ini kita dapat mengurangi sedikit pengangguran. Meski dalam waktu yang relatif singkat, selain itu dengan berbisnis kembang api kita dapat mengejar kebutuhan yang sangat mendesak. Biasanya menjelang lebaran banyak uang yang dikeluarkan bisnis kembang api dapat mendatangkan uang dengan waktu yang relatif singkat dan dengan cara mudah pula.
Kembang api ini merupakan salah satu contoh hasil kreatifitas orang-orang cina. Selama ini kembang api masih kita beli dari pengrajin kembang api dari cina.
Kembang api ini didatangkan dari cina dan dijual di Indonesia. Bisa kita bayangkan berapa laba yang mereka dapatkan jika dilihat dari pedagang-pedagang eceran saja yang menjual mendapakan laba dua kali dari modal. Kembang api ini jika kita lihat hanyalah barang yang terbuat dari kertas bekas atau kardus bekas yang ditutup luarnya dengan kertas kado yang tipis pula, kertas kado ini juga dapat memanfaatkan kertas kado bekas, sumbu kecil dan bubuk mercon.
Bahan-bahan sesederhana itu orang-orang cina dapat menyulapnya menjadi barang yang sangat menarik dan diminati semua kaum sehingga mendatangkan penghasilan bagi mereka. Melihat sekilas dari bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kembang api ini kita dapat mengembangkan kreativitas dengan memanfaatkan barang-barang kecil bekas disulap menjadi barang yang menarik dan mendatangkan penghasilan bagi kita. (-red)

Post a Comment

0 Comments