Teguh Kurnia
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Foto : Teguh K |
Anak sungai masih sangat jarang terdengar di telinga kita sebagai tempat objek wisata terutama di kawasan Yogyakarta, padahal menurut pengalam saya sendiri dan beberapa sahabat yang pernah merasakan berwisata dan menginap di penginapan dekat dengan anak sungai merasakan ketenangan yang sebenarnya dan merasakan seperti sedang berada di tengah hutan belantara. Seperti pada pagi hari udara di dekat anak sungai sangat sejuk tapi airnya terasa hangat jika kita memasukan tubuh kita ke dalam air. Teluk kecil yang terdapat di pinggiran sungai bisah dimanfaatkan tempat pengunjung menikmati anak sungai sambil bersantai-santai, menikmati makanan dan minuman. Anak sungai tempat wisata yang paling tidak membosankan dimata saya karena pada dasarnya kita dibolehkan berenang hingah puas.
Supaya berwisata keanak sungai menjadi menarik dan menjadi pengalaman yang mengesankan bagi pengunjungnya buatlah perjalanan-perjalanan yang seruh dan menguji nyali bagi pengunjungnya seperti : sebelum turis memasuki kawasan pusat anak sungai mereka di angkut mengunakan ketinting melewati sungai-sungai kecil, pasti ini akan membuat pengunjung yang belum pernah merasakan naik perahu akan gembira, setelah mereka sampai di pusat wisata anak sungai mereka di tawarkan untuk mencoba berpetualangan mengikuti teluk-teluk sepanjang anak sungai kita juga tidak lupa memberi alat perlengkapan seperti sepatu anti peleset dan obat memabuk serangga yang suka hidup didekat anak-anak sungai (pacat,nyamuk) tas gunung dan topi. Tidak lupa kita mengikutsertakan satu orang pemandu wisata yang ahli memasak mengunakan bahan alami seperti kayu, daun, buah yang terdapat didalam hutan, pemandu yang memiliki kemampuan memanfaatkan yang terdapat di dalam hutan akan membuat turis senang dan merasakan seperti benar-benar sedang di dalam hutan belantara dan seperti sedang tersesat sekaligus memberi gambaran untuk bertahan hidup jika suatu saat berada dihutan atau pengetahuan baru untuk seorang anak pramuka.
Foto : Teguh K |
Pemandu yang dipilih harus berjiwa pengertian, sabar, dan penolong, karena didalam kelompok turis pasti ada yang tidak kuat jalan, mudah terperanjat melihat binatang dan ada yang suka menyusuri jalan sendiri. Pemandu harus mengajar Turis untuk makan sederhana yang terdapat di dalam hutan seperti mengunakan daun dari pohon-pohon sebagai piring, kayu-kayu kecil yang sudah di desain pemandu sehinga seperti berbentuk sebuah sendok dan membuat api mengunakan kayu jabuk yang mereka temukan di pinggir jalan.
Tidak lupa pemandu juga membagi-bagikan pengetahuannya kepada para turis, menceritakan sejarah anak sungai itu atau menceritakan legenda dari anak sungai itu jika ada, memberi kesempatan waktu tersendiri untuk mengambil gambar setelah itu kembali melanjutkan perjalanan lagi. Setelah selesai menjelajah hutan yang terdapat di dekat anak sungai,turis diajak kembali kepusat wisata anak sungai. Setelah keluar dari hutan turis dipersilakan menikmati anak sungai seperti berenang, bermain air. Penginapan di dekat anak sungai sangat menarik ada baiknya dubuat beranda depan yang langsung memandang aliran anak sungai sekalian di gunakan turis untuk makan sembari menikmati anak sungai yang mengalir.
Foto : Teguh K |
Seringkali turis yang berkunjung ke tempat wisata menjadi tidak nyaman dengan adanya peraturan-peraturan yang berlebihan dari pihak pengelola tempat wisata, seperti ada beberapa tempat wisata yang melarang pengunjungnya membawa makanan di tempat wisata, dilarang menyentuk binatang, dilarang membawa benda-benda dari tempat wisata. Wisata anak sungai tidak sama dengan tempat wisata seperti biasanya yang banyak aturan berwisatanya, demi kenyamanan turis kita memberi kepercayaan pada mereka boleh membawa makanan dari luar hanya kita perlu memberi pengarahan dan petunjuk saja untuk menjaga kebersihan udara dan lingkungan wisata anak sungai tersebut dan denda jika ada turis yang sengaja membuang sampah di tempat wisata anak sungai dan hutan sekitarnya, pengelola mengharuskan turis ikut serta menjaga lingkungan anak sungai dan hutannya sampah-sampah plastik harus dibawa pulang, dengan begitu kita sekalian mengajarkan turis untuk sama-sama menjaga lingkungan sekaligus tidak melarang mereka membawa jenis makanan apapun dari luar. Agar tempat wisata anak sungai ini terlihat alami sebaiknya jangan memperlihatkan alat-alat elektronik di sekitar tempat wisata, seperti di pondok sekitar tempat wisata anak sungai sebaiknya hanya di berikan tempat peristirahatan yang nyaman saja.
Anak sungai terdapat bermacam-amacam hewannya ada hewan yang didalam hutan di dekat sungai itu ada juga hewan yang di dalam air. Pengelola tidak boleh melarang turis menyentuh hewan-hewan yang terdapat di tempat wisata anak sungai, tetapi memberi peringatan tidak boleh membunuh hewan-hewannya. Tempat wisata anak sungai ini menarik karena sangat jarang ada dan sangat bagus untuk orang-orang yang bosan dengan kebisingan di daerah kota, jarang menghirup udara lingkungan sungai, dan orang-orang yang masih kurang pengetahuannya tentang alam. Sangat menarik sekali pengelola wisata anak sungai ini menyediakan daerah tersendiri tempat tumbuhnya buah-buah hutan dan jamur, ada yang beracun dan ada yang dapat dimakan, sebaiknya tempat buah beracun dan buah yang dapat dimakan di pisahkan masing-masing tempatnya agar tidak terjadi kesalahan memakan buah jika ada turis yang mencoba memakan buah itu, tujuannya mengajar anak-anak dan orang dewasa yang ikut berkunjung bisah membedakan mana buah beracun dan buah yang dapat dimakan, pada umumnya buah beracun berwarna lebih cerah seperti putih, dan pohon buahnya berduri daun tumbuhan yang mengkilat. Setelah itu pengetahuan tentang serangga yang dapat dimakan juga sangat baik seperti belalang , ini pengetahuan bagi anak-anak dan orang dewasa jika suatu saat berada di dalam hutan yang sesungguhnya. Buat juga tempat pemeliharaan kupu-kupu dengan jenis yang berbeda-beda ini juga pengetahuan tambahan bagi turis. Permainan uji nyali yang berhubungan dengan sungai juga akan menjadi menarik buat turis seperti tempat balapan perahu, tempat lomba berenang, tempat bergantungan diatas air yang pasti permainannya harus berhubungan dengan air.
Pemanfaatan hutan disekitar tempat wisata anak sungai digunakan dengan sebaik-baiknya namun dengan bijak, akan menjadi kurang menarik jika di hutan dibuat tempat-tempat bermain sebaiknya alami saja namun tetap terlihat terawat dan tentu harus memiliki jalan setapak yang tidak perlu terlalu besar yang cukup untuk berjalan kaki saja. usahakanla kesan yang timbul di dalam diri turis setelah mereka mengikuti wisata anak sungai ini mereka menyadari akan pentingnya kelangsungan hidup manusia itu salasatunya dari terjaganya kelangsungan anak-anak sungai dan hewan tumbu-tumbuhan yang berada di sekitar manusia, dan manfaat wisata anak sungai ini ampuh membuat turis cinta akan lingkungan hidup terutama anak-anak sungai.
Pegawai di tempat wisata anak sungai pertama harus memiliki kepedulian terhadap manusia dan lingkungan, jujur dan rendah hati, ramah, tegas, memiliki keahlian yang berhubungan dengan hutan, pecinta hewan tumbuhan, ahli dalam membuat strategi, memiliki bakat manajemen.
3 Comments
Contoh wisata sungai di Yogyakarta mana ya? Apa sungai Code? Arusnya kan hanya deras waktu banjir? Kalau sungai Gadjah Wong justru wisata sampah, karena banyak sampahnya. Apakah contohnya sungai Progo? Sungai Progo sudah dijadikan wisata arung jeram, karena arusnya deras. Contoh sungai yang digambarkan mas Kurnia itu mana ya?
ReplyDeleteIlustrasi yang digambarkan mas Kurnia itu menyenangkan. Berwisata di sungai, sambil memancing, memasaknya, dan kemudian menyantapnya. Kok seperti siaran televisi itu ya.
ReplyDeleteFoto-fotonya bagus, orisinil ya? Atau diperoleh dari internet? Atau pas mas Kurnia sedang pesiar di sungai-sungai di Yogya? Bagus dong. Boleh ya saya pinjam untuk tulisan saya? Trims mas Kurnia.
ReplyDeleteTidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji