Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

BEROBAT DI JOGJA BONUS WISATA



Ditulis Oleh : Yanuar Siswo Nugroho
Iming-iming wisata yang menyehatkan sekaligus mewah di luar negeri memang membuat Indonesia menjadi pilihan kedua. Alasannya? Pasien dengan uang berlebih ingin mencoba pengobatan di luar negeri yang katanya sangat ampuh dengan adanya teknik dan peralatan pengobatan baru, lantas ujung-ujungnya juga sekalian berlibur. Beberapa mengaku jika di luar negeri obat-obatan yang tersedia lebih lengkap dan belum tersedia di Indonesia.
            Diprediksikan oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes) gelombang pasien asal Indonesia yang berobat ke luar negeri telah ‘menerbangkan’ devisa dengan jumlah tak tanggung-tanggung, yaitu senilai 100 triliun rupiah. Menilik adanya investasi yang begitu besarnya di bidang pariwista itu, ada baiknya kita mengembangkan wisata kesehatan dan kebugaran melalui program Indonesian Wellness and Healthcare Tourism Movement (IWHT). Dengan menyuguhkan kekayaan ciri khas yang alami nan holistik, dan menonjolkan kearifan budaya lokal, kita sudah mendapatkan modal utama untuk menjalankan program wisata yang menjanjikan. Tentu saja jangan menyepelekan ada tidaknya sarana pelayanan kesehatan atau rumah sakitnya yang terakreditasi secara nasional maupun internasional.
            Program serupa sudah dibangun terlebih dahulu oleh Korea Selatan. Di sana program wisata ini merujuk pada layanan operasi plastik, yang terbukti menghasilkan wujud rupa memuaskan. Di Yogyakarta sendiri kita sudah mempunyai semua syarat-syarat itu. Rumah sakit dengan tipe A dengan akreditasi internasional, juga faktor yang menarik wisatawan baik mancanegara atau nusantara menggenggam destinasi wisatanya ke Yogyakarta. RSUP dr. Sardjito adalah salah satu rumah sakit milik pemerintah yang akan mendapat akreditasi internasional dari Joint Commision Internasional dan Rumah Sakit swasta ‘JIH’ yang merupakan rumah sakit berstandar internasional berdasarkan ketentuan rumah sakit syariah yang didukung dengan teknologi tepat guna sesuai standarnya.
Dengan gambaran di atas, pengembangan dan peningkatan pariwisata kita sudah tertuju pada perbaikan sistem layanan kesehatannya. Ini juga meliputi layanan prima terfokus pada kebutuhan dan kepuasan pasien serta dukungan teknologi memadai demi membuktikan bahwa Yogyakarta mampu menyamai langkah daerah atau negara-negara lain yang sudah sejak lama mengusung konsep pariwisata ini. Antar lembaga pemerintah yang terkait seperti dinas kesehatan, dinas pariwisata, dan dinas kebudayaan harus bekerja sama menangani ini. Wisatawan akan tinggal lebih lama untuk melakukan perawatan, maka penting bagi mereka untuk berada dalam lingkup yang baik seperti hotel, resort, atau villa di mana mereka tinggal bukan hanya perawatan tapi juga melakukan kegiatan lain yang berkaitan dengan kepariwisataan.
           
           
         

DAFTAR PUSTAKA

Alramadona, 2012, Tujuh Rumah Sakit Pemerintah Akan Segera Dapat Akreditasi, http://epi4-indonesia.org/id/?p=588, diakses tanggal 20 Desember 2012

Kapanlagi.com, 2012, Jogja International Hospital, http://travel.kapanlagi.com/yogyakarta/kesehatan/rumah-sakit/35693-jogja-international-hospital.html, diakses tanggal 20 Desember 2012

Rike, 2012, Dua Kementerian Luncurkan Indonesian Wellness and Healthcare Tourism Movement, http://tourismnews.co.id/category/tourism-news/dua-kementerian-luncurkan-indonesian-wellness-and-healthcare-tourism-movement, diakses tanggal 20 Desember 2012

The Indonesia Medical Council, 2012, Pasien Berobat Ke Luar Negeri? Benarkah Dokter Kita Kurang Berkualitas?, http://www.inamc.or.id/index.php?open=detHome&id=243, diakses tanggal 20 Desember 2012

Post a Comment

0 Comments