Lusia Gayatri
Alumni Magister Profesi Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Pada tanggal 16
Desember 2012 yang lalu, penulis bersama beberapa rekan pergi mengunjungi Taman
Sari yang merupakan salah satu obyek pariwisata di Yogyakarta. Penulis
menemukan beberapa rombongan pengunjung yang sedang dipandu oleh pemandu
wisata. Penulis mengamati bahwa keterampilan komunikasi antara pemandu wisata
dan pengunjung merupakan soft skills
yang dibutuhkan. Penulis memiliki
pendapat bahwa salah satu hal yang mendukung dalam keterampilan komunikasi
adalah kemampuan dari pengirim pesan dalam mengenali kebutuhan psikologis
manusia kepada penerima pesan. Harapan dari dampat tersebut adalah membuat
proses komunikasi antara pemandu wisata (pengirim pesan) dan wisatawan
(penerima pesan) menjadi lancar. Serta menciptakan situasi yang sesuai antara
permintaan informasi dari wisatawan dan persediaan informasi dari pemandu
wisata.
Penulis
memaparkan usulan mengenai pemahaman
kebutuhan manusia menurut Maslow seorang ahli psikologi humanis. Kiranya keterangan
tersebut dapat digunakan sebagai modal dasar pengetahuan untuk para pemandu
wisata dalam hal meningkatkan pelayanan terhadap wisatawan. Berdasarkan Santrock (2009) mengungkapkan bahwa terdapat
beberapa tingkatan kebutuhan manusia menurut Maslow, yakni: (1) Kebutuhan
fisiologis; (2) Kebutuhan perasaan aman; (3) Kebutuhan dicintai dan dimiliki;
(4) Kebutuhan penghargaan; (5) Kebutuhan aktualisasi diri. Selanjutnya, penulis
membahas satu per satu mengenai kebutuhan-kebutuhan psikologis menurut Maslow
dikaitkan dengan pelayanan dari pemandu wisata berikut saran yang dapat
dilakukan oleh pemerintah daerah guna mendukung pelayanan yang berkualitas.
Pertama, kebutuhan
Fisiologis, berikut keterangan dalam bentuk rubrik:
Kebutuhan manusia berdasarkan Maslow
|
Keterangan
|
Contoh perilaku wisatawan yang mencerminkan kebutuhan
fisiologis manusia.
|
Contoh perilaku yang dapat dilakukan oleh pemandu wisata
untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.
|
Kebutuhan fisiologis (physiological)
|
seperti rasa lapar, haus, kebutuhan
untuk tidur, kebutuhan untuk metabolism pencernaan (buang air kecil atau buang air besar),
kebutuhan untuk membersihkan diri (cuci muka, cuci kaki, mandi).
|
Para wisatawan membutuhkan informasi yang lengkap dan detail
mengenai kebutuhan dalam memilih tempat penginapan.
|
Pemandu wisata dapat inisiatif
bertanya kepada wisatawan mengenai persyaratan penginapan yang akan dipilih.
Misalnya: penginapan perlu ada fasilitas AC dan Wi-Fi, dan sebagainya.
|
Para wisatawan membutuhkan informasi yang lengkap mengenai
keterangan tempat makan dan minum di sekitar daerah wisata.
|
Pemandu wisata diharapkan mengenali
dengan baik wilayah yang menyediakan makan dan minum di daerah wisata.
|
||
Para wisatawan membutuhkan kamar mandi yang bersih sebagai
sarana untuk cuci kaki, cuci muka, metabolisme
pencernaan (buang air kecil atau buang air besar) saat di daerah wisata.
|
Pemandu wisata diharapkan mengenali lokasi kamar mandi yang tersedia
di daerah wisata.
|
Hal yang dapat
dilakukan oleh pemerintah daerah berkaitan dengan kebutuhan fisiologis yang
berupa kebutuhan untuk istirahat, maka pemerintah daerah dapat menyediakan
direktori yang lengkap dan valid mengenai tempat penginapan, berikut detail
fasilitas dan harga. Pemerintah juga dapat menyediakan informasi mengenai
bahasa asing yang dikuasai oleh pemilik penginapan, kemudian dapat juga diberi
keterangan seperti penguasaan bahasa asing pemilik penginapan mencapai level
cukup atau rata-rata atau sangat bagus. Direktori yang lengkap ini dapat berupa
situs atau buku, sehingga pemandu wisata dapat memiliki akses informasi untuk
wisatawan. Hal yang berkaitan dengan kebutuhan fisiologis berupa makan dan
minum di daerah wisata, pemerintah daerah dapat memberikan peta mengenai tempat
makan dan minum yang tersedia di daerah sekitar wisata. Keterangan tersebut
dapat berupa aneka ragam menu dan harga yang ditawarkan oleh rumah makan.
Selanjutnya, hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah berkaitan dengan
kebutuhan fisiologis yang berupa kebutuhan metabolisme pencernaan di daerah
wisata adalah terjaminnya kebersihan kamar mandi. Pemerintah perlu memastikan
bahwa kamar mandi selalu bersih dan tersedia air bersih.
Kedua, kebutuhan
perasaan aman, berikut keterangan dalam bentuk rubrik:
Kebutuhan manusia berdasarkan Maslow
|
Keterangan
|
Contoh perilaku wisatawan yang mencerminkan kebutuhan manusia
akan rasa aman.
|
Contoh perilaku yang dapat dilakukan oleh pemandu wisata
untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.
|
Keamanan (safety) seperti perasaan aman.
|
Kebutuhan untuk melakukan hal-hal
penting, juga kebutuhan untuk menghindari ancaman.
|
Para wisatawan perlu merasa aman membawa barang-barang
elektronik seperti mobile phone,
tablet, kamera digital dalam
merekam beberapa daerah wisata.
|
Pemandu wisata dapat memberi informasi
kepada wisatawan apa sajakah yang diperbolehkan dan tidak dalam mereka daerah
wisata.
|
Para wisatawan perlu merasa aman dalam hal mendapatkan
informasi. Artinya informasi yang diberikan oleh pemandu wisata merupakan
informasi yang valid mengenai daerah wisata yang hendak dituju atau yang
sedang dikunjungi.
|
Pemandu wisata perlu memiliki
pengetahuan yang benar dan tepat mengenai daerah wisata yang hendak
dikunjungi atau yang sedang dikunjungi.
|
Hal yang dapat
dilakukan oleh pemerintah daerah adalah memberikan keterangan kepada para
wisatawan mengenai keamanan akan daerah wisata. Misalnya: apakah daerah wisata
sudah layak dikunjungi, atau masih dalam perbaikan sehingga para wisatawan
perlu menggunakan beberapa alat pelindung, dan sebagainya. Perasaan aman
tersebut tidak hanya berupa fisik namun juga berupa informasi mengenai daerah
wisata yang dikunjungi. Para wisatawan perlu
merasa aman bahwa informasi yang ia dapat atau ia terima dari pemandu wisata
merupakan informasi yang benar dan tepat. Alangkah baiknya, apabila pemerintah
daerah memiliki buku panduan untuk para pemandu wisata mengenai tempat-tempat
bersejarah. Pemerintah daerah juga dapat menyediakan booklet, buku dan sejenisnya, hal tersebut untuk mendukung
pengetahuan baik dari pengunjung maupun pemandu. Baik yang memiliki tujuan
untuk melakukan riset suatu daerah wisata atau hanya sekedar berkunjung untuk
hiburan.
Ketiga, kebutuhan
dicintai dan dimiliki, berikut keterangan dalam bentuk rubrik:
Kebutuhan manusia berdasarkan Maslow
|
Keterangan
|
Contoh perilaku wisatawan yang mencerminkan kebutuhan
manusia akan dicintai dan dimiliki.
|
Contoh perilaku yang dapat dilakukan oleh pemandu wisata untuk
memenuhi kebutuhan wisatawan.
|
Dicintai dan dimiliki (love and belongingness)
|
seperti kebutuhan kasih sayang,
perhatian dari orang lain. Kebutuhan ini beruhubungan dengan afeksi atas
relasi dengan orang lain.
|
Wisatawan merasa senang saat ia disapa
atau diterima.
|
Pemandu wisata dapat mengungkapkan
sapaan dengan nada dan ekspresi yang sesuai.
|
Hal yang dapat
dilakukan oleh pemerintah daerah untuk menciptakan pemenuhan kebutuhan dicintai
dan dimiliki para wisatawan adalah memberikan pelatihan mengenai kebiasaan atau
etika pergaulan dari berbagai tempat atau negara. Sehingga, pemandu wisata
dapat memberikan respon atau memberikan perlakuan kepada para pengunjung dengan
baik.
Keempat, kebutuhan
akan penghargaan, berikut keterangan dalam bentuk rubrik:
Kebutuhan manusia berdasarkan Maslow
|
Keterangan
|
Contoh perilaku wisatawan yang mencerminkan kebutuhan
manusia akan penghargaan.
|
Contoh perilaku yang dapat dilakukan oleh pemandu wisata
untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.
|
Penghargaan (esteem)
|
Kebutuhan ini berhubungan dengan
menerima penghargaan sebagai seorang manusia yang patut untuk dihargai.
|
Para wisatawan juga memiliki kebutuhan untuk disambut sebagai
lambang untuk menghargai kehadirannya.
|
Pemandu wisata dapat melakukan
sambutan kepada para wisatawan baik dengan ucapan yang hormat, ataupun
memberi barang kenang-kenangan yang unik.
|
Hal yang dapat
dilakukan oleh pemerintah daerah adalah mengenal kebiasaan umum atau universal mengenai perilaku menghargai
wisatawan. Dalam hal ini baik wisatawan lokal maupun manca negara. Pemandu
wisata juga dapat dikenalkan mengenai cara bertutur kata yang mencerminkan
penghargaan kepada kehadiran para wisatawan. Istilah lainnya adalah nguwongke atau memanusiakan pengunjung
wisatawan baik dari aneka ragam kelas sosial, ras, suku bangsa.
Kelima, kebutuhan
akan aktualisasi, berikut keterangan dalam bentuk rubrik:
Kebutuhan manusia berdasarkan Maslow
|
Keterangan
|
Contoh perilaku wisatawan yang mencerminkan kebutuhan
manusia akan aktualisasi diri.
|
Contoh perilaku yang dapat dilakukan oleh pemandu wisata
untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.
|
Aktualisasi diri (self-actualization)
|
seperti perkembangan yang paling
maksimal dalam diri seseorang. Aktualisasi diri ini dapat dicapai oleh suatu
individu apabila kebutuhan fisiologis, perasaan aman, dicintai dan dimiliki,
penghargaan terpenuhi. Dampaknya adalah seseorang tersebut akan memiliki
perasaan senang.
|
Para wisatawan melakukan kunjungan ulang ke daerah wisata.
|
Pemandu dapat menjalin networking atau tali silaturahmi
dengan pengunjung. Misalnya: Pemandu memberikan kartu nama apabila para
wisatawan hendak melakukan kunjungan ulang.
|
Ketika pemenuhan
kebutuhan psikologis yang meliputi kebutuhan fisiologis, perasaan aman,
dicintai dan dimiliki, penghargaan maka akan menimbulkan perasaan senang pada
pengunjung. Dampak lainnya adalah para wisatawan menemukan makna dari kunjungan
yang telah ia lakukan. Makna dalam hal ini dapat berupa para wisatawan ingin
melakukan kunjungan ulang pada tahun berikutnya, atau membukukan pengalamannya di
sebuah buku, menulis di sebuah artikel majalah, atau memuat perjalanannya di
blog.
Hal yang perlu
mendapat perhatian adalah perlu proses dan pengembangan yang bertahap dalam hal
memberdayakan pemandu, fasilitas pariwisata, inovasi dalam akses informasi
daerah wisata sehingga para wisatawan yang berkunjung ke daerah wisata selain
memperoleh hiburan dan pengalaman baru juga makna mendalam dalam hal kunjungan
ke daerah wisata. Penulis memiliki pendapat bahwa ketika wisatawan mencapai
aktualisasi diri dalam pengalaman melakukan kunjungan ke tempat wisata, maka ia
akan cenderung melakukan kunjungan kembali.
Referensi:
Ornstein, A. C. & Hunkins, F. P. (2009). Curriculum: Foundations, principles, issues. 5th ed. MA:
Pearson.
Catatan:
- Tulisan ini disiapkan untuk Lomba Karya Tulis Strategi Pemasaran dan Promosi Pariwisata 2013/14 DI Yogyakarta dan sekitarnya. Penyelenggara Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan World Heritage, pada 20 Desember 2012.
- Tulisan ini sudah diterbitkan di:
http://lusiagayatriyosef.wordpress.com/2012/12/20/mengenali-kebutuhan-psikologis-manusia-sebagai-modal-dasar-pengetahuan-untuk-pemandu-wisata/
3 Comments
trimakasih bwt artikelnya
ReplyDeletekunjungi blog saya juga jga, di lensa pelancong
Bu Lusia, keren deh tulisannya. Saya sangat senang. Kok sepertinya saya pernah kenal dengan nama bu Lusia, tetapi di mana ya? Sering menulis di media massa ya? Ditunggu ya, tulisan berikutnya.
ReplyDeletelensa pelancong: ya, sama-sama mas/mbak. terima kasih, saya sudah mengunjungi web lensa pelancong, bagus sekali informasi pariwisatanya.
ReplyDeleteanonim: terima kasih atas pujiannya. iya, saya sering menulis di media massa online (cybernews) seputar tema orang tua, guru dan anak. ini tulisan pertama saya mengenai pendekatan psikologi dibidang pariwisata. terima kasih atas motivasinya ibu/bapak/mas/mbak.
salam,
lusia
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji