Amir Hendarsyah & Nurul Istiyani
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Latar Belakang Masalah
Melihat angka pengangguran yang begitu tinggi di negeri ini sedikit membuat miris. Angka produktif menempati urutan tertinggi dalam menyumbang pengangguran yang semakin hari semakin membengkak. Apabila kita runut lebih dalam akar permasalahan pengangguran disebabkan pendidikan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, terlebih kesadaran pendidikan di negeri ini dibumbui masalah klasik kaum pinggiran, rendahnya nilai eknomi masyarakat.
Tragis memang kenyataan yang melanda negeri ini, bagaikan lingkaran setan yang semakin melingkar tidak jelas, saling tumpang tindih dan semakin kompleks.
Timbullah pertanyaan apakah selamanya akan terus menerus bertambah angka-angka yang sudah tinggi tersebut. Saat Amerika mengalami krisis eknomi pasca perang dunia I selesai, psikologi industri memberikan solusi untuk mengatasi pengangguran di Amerika pada saat itu. Seorang magician Amerika asal Huinggaria Herry Hudini pun memberikan sugesti kepada masyarakat Amerika untuk keluar dari belenggu masalah yang melanda hebat. Dengan mempertontonkan dirinya yang diikat dengan rantai Hudini berusaha melepaskan diri dari rantai yang melilit dirinya. Sugesti Hudini berhasil menyadarkan kepada masyarakat Amerika bahwa manusia dengan segala kemampuannya mampu untuk melepaskan diri dari masalah yang dihadapinya.
Cerita di atas menunjukkan bahwa peranan model sangat berpengaruh dalam memotivasi masyarakat untuk mengatasi angka penggangguran yang tinggi di Amerika. Lalu bagaimana dengan lingkungan sekitar kita?
Keadaannyapun tidak lebih baik dari apa yang terjadi di Amerika pasca perang dunia I. Banyak faktor yang melatar belakangi angka pengangguran di negeri ini yang begitu tinggi. Salah satu penyebab masalah tersebut diatas diantaranya mengenai pendidikan. Ungkapan-ungkapan sinis mengkambing hitamkan pendidikan sebagai dalang penggangguran di negeri ini. Dunia pendidikan di negara ini kurang memberikan jawaban terhadap industri kerja. Kalau memang hal tersebut yang menjadi biang keladi dari masalah tersebut, tentunya ada solusi terhadap pendidikan di negeri ini. Lepas masalah pendidikan yang kurang mengakomodir dari kebutuhan industri tentunya gebrakan cara mengatasinya tidak mungkin dari orang-orang yang telah menzolimi dunia pendidikan tersebut. Mulailah dari diri kita untuk melakukan tindakan mengatasi masalah pendidikan yang berbasis kepada enterpreuneurship. Meniru Hudini yang menjadi model dalam mengatasi masalah, diri kita pulalah yang menjadi garda depan dalam menyelesaikan dan member solusi dari dunia pendidikan yang lebih mengedepankan enterpreneurship.
Harapan-harapan dari pendidikan yang mengedepankan enterpreneurship mampu mengatasi penggangguran dan sekaligus mengubah pola pikir masyarakat kita yang cenderung feodal, ingat pepatah jawa “Mangan ra mangan sik penting kumpul” (makan nggak makan yang penting kumpul). Pepatah usa ng tersebut harus kita ubah melalui pendidikan berbasis enterpreneurship yang akan kita terapkan nantinya.
Tidak mudah memang untuk megubah pola pikir masyarakat kita yang feodal, bagaimana tidak 350 tahun bangsa ini terbiasa dengan pola pikir feodal (Seokarno, 1947). Manusia dalam menjalani hidupnya memiliki motif-motif untuk mencapai tujuannya, masalahnya manusia itu tidak menyadari adannya kekuatan dalam dirinya. Hal tersebut di atas akan disinggung nanti pada pembahasan mengenai penerapan pendidikan berbasis enterpreneurship. Vroom (1964) menyarankan perlunya individu untuk di upgrade/dilatih. Pelatihan-pelatihan yang berkesinambungan mempunyai peranan penting dalam pembentukan pendidikan yang berbasis enterpreneurship.
Rumusan Masalah
Angka-angka pengangguran terus beranjak ke titik tertinggi, pengangguran yang kian merajalela disebabkan salah satunya oleh pendidikan yang kurang menjawab kebutuhan industri.
Fokus pembahasan pada kasus di atas adalah bagaimana kita menemukan formula yang tepat mengenai masalah dunia pendidikan untuk diaplikasikan kepada masyarakat kita yang cenderung memegang prinsip-prinsip feodal/priyayi (Arundati, 2012)
Selain itu perencanaan yang tidak kalah pentingnya adalah figure seorang model , dimana modal tersebut memiliki peranan yang sangat penting dalam memberikan sugesti kepada masyarakat untuk menjawab keraguan masyarakat terhadap masalah yang membelenggu untuk bisa diatasi dengan pendidikan yang mampu menjawab kebutuhan industri.
Daftar Pustaka
As’ad, Moh. SU Psi. Psikologi Industri. 2008. Yogyakarta : Liberty
Moekijat. Analisa Jabatan, 2001. Bandung : Mandamaju
Shinta, Arundati Dr. MA. Diktat Psikologi Inovasi. 2012. Yogyakarta : UP 45
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji