Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

INSPIRASI BISNIS KERAJINAN TEMBAGA DI MALIOBORO DARI CHINATOWN PETALING STREET, MALAYSIA



Arni Dewi Boronnia
Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Foto : Arni D.B
Kota Jogja dan Malioboro memang tidak ada habisnya untuk diamati, dinikmati, dan dibahas. Beruntunglah kita yang tinggal di Jogja dan dapat menikmati keindahan dan kenyamanannya setiap hari. Kali ini saya akan membahas mengenai pedagang kerajinan tembaga yang beberapa waktu lalu sempat saya amati di Malioboro. Kali ini saya mewawancarai Mas Jowe, penjaga kios kerajinan tembaga di Malioboro. Kerajinan tembaga yang dijual di Malioboro rata-rata berbentuk sepeda, becak, atau andhong dengan ukuran mini. Bentuknya sangat unik, namun harga yang ditawarkan cukup membuat saya mengelus dompet. Rata-rata harga per buah berkisar antara 50-200 ribu rupiah, bergantung ukuran dan tingkat kesulitan pengerjaan. Bisa saya ambil kesimpulan bahwa kerajinan seperti ini yang banyak dijual di Malioboro adalah untuk kolektor, dengan bentuk unik dan rumit serta harga yang cukup tinggi.

Foto : Arni B.D.
Kerajinan tembaga yang ada di Malioboro ini mengingatkan saya pada kerajinan tembaga yang juga dijajakan sebagai oleh-oleh di Chinatown Petaling Street, Malaysia. Petaling Street adalah sederetan jalan yang banyak berisi kios-kios penjual oleh-oleh khas Malaysia, yang mayoritas dimiliki oleh masyarakat keturunan Cina. Menariknya dari kios-kios tersebut adalah barang dagangan dengan harga yang murah, termasuk salah satunya kerajinan tembaga dalam berbagai bentuk dan ukuran. Hal menarik selanjutnya yang saya temukan di Petaling Street adalah adanya penyajian barang yang bagus, karena dibalut dengan kemasan yang menarik dan menimbulkan kesan eksklusif bahkan untuk barang yang sangat simpel seperti gantungan kunci.
Beberapa hal yang dapat dipelajari dari penjualan kerajinan tembaga di Petaling Street, Malaysia untuk diterapkan di Malioboro adalah adanya keragaman jenis dan harga barang di masing-masing kios/lapak. Dengan adanya pilihan akan jenis dan harga barang, pembeli akan semakin dimanjakan dengan alternatif-alternatif pilihan tersebut. Ditambah, pangsa pasar tidak hanya berkisar pada kolektor saja, namun juga wisatawan yang masih berstatus pelajar yang memiliki kemampuan membeli terbatas. Mas Jowe dan pedagang kerajinan tembaga lain di Malionboro dapat menambah keragaman barang seperti gantungan kunci, bros, asbak, pen holder, vas, dan sebagainya. Untuk menambah keunikan barang, dapat juga ditambahkan motif-motif seperti batik, atau mengambil bentuk-bentuk seperti wayang atau keris. Kemudian satu hal lagi yang dapat dijadikan bahan inspirasi bisnis dari Petaling Street adalah adanya packaging yang menarik
Misalnya untuk kemasan gantungan kunci, pedagang dapat menyertakan gambar pemandangan Kota Jogja yang indah yang ditulis slogan Kota Jogja bersama dengan gantungan kunci yang dimasukkan ke dalam satu kemasan plastik yang bagus. Dengan packaging yang menarik, konsumen akan semakin tertarik untuk membeli dan membayar lebih hanya untuk barang yang simpel seperti gantungan kunci. Kemudian dalam bidang pemasaran, selain perlu memanfaatkan media sosial di internet, pedagang juga dapat bekerjasama dengan pelajar lokal misalnya untuk pembelajaran ekstrakurikuler, kerja praktek sekolah ketrampilan, atau bisa juga menciptakan simbiosis mutualisme di mana pelajar yang sedang belajar membuat film atau fotografi menjadikan pedagang kerajinan tembaga tersebut  sebagai objeknya yang kemudian hasil karyanya dipublikasikan. Dengan tulisan ini, diharapkan para pedagang kerajinan tembaga dan pembaca Kup45iana yang memiliki minat untuk berdagang kerajinan tembaga mendapat tambahan inspirasi bisnis serta semakin membuka pemikiran dan menambah kreativitas dalam mengembangkan bisnisnya.

Post a Comment

0 Comments