Arni Dewi Boronnia
Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah
dan Kota
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Foto : Arni D.B |
Kota Jogja dan
Malioboro memang tidak ada habisnya untuk diamati, dinikmati, dan dibahas.
Beruntunglah kita yang tinggal di Jogja dan dapat menikmati keindahan dan
kenyamanannya setiap hari. Kali ini saya akan membahas mengenai pedagang
kerajinan tembaga yang beberapa waktu lalu sempat saya amati di Malioboro. Kali
ini saya mewawancarai Mas Jowe, penjaga kios kerajinan tembaga di Malioboro.
Kerajinan tembaga yang dijual di Malioboro rata-rata berbentuk sepeda, becak,
atau andhong dengan ukuran mini. Bentuknya sangat unik, namun harga yang
ditawarkan cukup membuat saya mengelus dompet. Rata-rata harga per buah
berkisar antara 50-200 ribu rupiah, bergantung ukuran dan tingkat kesulitan
pengerjaan. Bisa saya ambil kesimpulan bahwa kerajinan seperti ini yang banyak
dijual di Malioboro adalah untuk kolektor, dengan bentuk unik dan rumit serta
harga yang cukup tinggi.
Foto : Arni B.D. |
Kerajinan tembaga
yang ada di Malioboro ini mengingatkan saya pada kerajinan tembaga yang juga
dijajakan sebagai oleh-oleh di Chinatown Petaling Street, Malaysia. Petaling
Street adalah sederetan jalan yang banyak berisi kios-kios penjual oleh-oleh
khas Malaysia, yang mayoritas dimiliki oleh masyarakat keturunan Cina. Menariknya dari kios-kios tersebut
adalah barang dagangan dengan harga yang murah, termasuk salah satunya
kerajinan tembaga dalam berbagai bentuk dan ukuran. Hal menarik selanjutnya
yang saya temukan di Petaling Street adalah adanya penyajian barang yang bagus,
karena dibalut dengan kemasan yang menarik dan menimbulkan kesan eksklusif
bahkan untuk barang yang sangat simpel seperti gantungan kunci.
Beberapa hal yang
dapat dipelajari dari penjualan kerajinan tembaga di Petaling Street, Malaysia
untuk diterapkan di Malioboro adalah adanya keragaman jenis dan harga barang di masing-masing kios/lapak.
Dengan adanya pilihan akan jenis dan harga barang, pembeli akan semakin
dimanjakan dengan alternatif-alternatif pilihan tersebut. Ditambah, pangsa
pasar tidak hanya berkisar pada kolektor saja, namun juga wisatawan yang masih
berstatus pelajar yang memiliki kemampuan membeli terbatas. Mas Jowe dan
pedagang kerajinan tembaga lain di Malionboro dapat menambah keragaman barang
seperti gantungan kunci, bros, asbak, pen holder, vas, dan sebagainya. Untuk
menambah keunikan barang, dapat juga ditambahkan motif-motif seperti batik,
atau mengambil bentuk-bentuk seperti wayang atau keris. Kemudian satu hal lagi yang
dapat dijadikan bahan inspirasi bisnis dari Petaling Street adalah adanya packaging
yang menarik.
Misalnya untuk kemasan gantungan kunci, pedagang dapat
menyertakan gambar pemandangan Kota Jogja yang indah yang ditulis slogan Kota
Jogja bersama dengan gantungan kunci yang dimasukkan ke dalam satu kemasan
plastik yang bagus. Dengan packaging yang menarik, konsumen akan semakin
tertarik untuk membeli dan membayar lebih hanya untuk barang yang simpel
seperti gantungan kunci. Kemudian dalam bidang pemasaran, selain perlu memanfaatkan media sosial di internet,
pedagang juga dapat bekerjasama dengan
pelajar lokal misalnya untuk pembelajaran ekstrakurikuler, kerja praktek
sekolah ketrampilan, atau bisa juga menciptakan simbiosis mutualisme di mana
pelajar yang sedang belajar membuat film atau fotografi menjadikan pedagang
kerajinan tembaga tersebut sebagai
objeknya yang kemudian hasil karyanya dipublikasikan. Dengan tulisan ini,
diharapkan para pedagang kerajinan tembaga dan pembaca Kup45iana yang memiliki
minat untuk berdagang kerajinan tembaga mendapat tambahan inspirasi bisnis
serta semakin membuka pemikiran dan menambah kreativitas dalam mengembangkan
bisnisnya.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji