By : Aristanti Oktavia Dewi
Petroleum Engineering Department/ University of Proklamasi 45 Yogyakarta
1.1. Penyemenan
Dalam suatu operasi pemboran,
penyemenan suatu sumur merupakan salah satu faktor yang tidak kalah
pentingnya karena berhasil atau tidaknya suatu pemboran, salah satu diantaranya
adalah tergantung dari berhasil atau tidaknya penyemenan sumur tersebut.
Pada umumnya operasi penyemenan
bertujuan untuk melekatkan casing
pada dinding lubang sumur, melindungi casing
dari masalah-masalah mekanis sewaktu operasi pemboran (misalnya getaran),
melindungi casing dari fluida formasi
yang bersifat korosi dan memisahkan zona yang satu terhadap zona yang lain di
belakang casing.
1.2. Jenis-jenis
Penyemenan
1.2.1 Primary
Cementing
Primary
Cementing adalah penyemenan yang
pertama kali dilakukan setelah casing diturunkan ke dalam sumur. Pada primary cementing, penyemenan casing pada dinding lubang sumur
dipengaruhi oleh jenis casing yang
akan disemen.
a.
Penyemenan conductor casing bertujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi
fluida pemboran terhadap lapisan tanah permukaan.
b.
Penyemenan surface casing bertujuan untuk melindungi air tanah agar tidak
tercemar dari fluida pemboran, memperkuat kedudukan surface casing sebagai tempat dipasangnya alat BOP (Blow Out Preventer).
c.
Penyemenan intermediate casing bertujuan untuk menutup tekanan formasi
abnormal atau untuk mengisolasi daerah lost
circulation.
d.
Penyemenan production casing
bertujuan untuk mencegah terjadinya aliran antar formasi ataupun aliran fluida
formasi yang tidak diinginkan, yang akan memasuki sumur. Selain itu, untuk
mengisolasi zona produktif yang akan diproduksikan fluida formasi (perforated completion) dan juga untuk
mencegah terjadinya korosi pada casing yang
disebabkan oleh material-material korosif.
Adapun
fungsi dari primary cementing yaitu :
melekatkan casing ke formasi,
melindungi casing dari cairan
korosif, mencegah hubungan formasi-formasi di belakang casing, melindungi casing
dari tekanan formasi dan menutup formasi-formasi yang membahayakan operasi
pemboran selanjutnya.
1.2.2 Secondary
Cementing
Secondary
cementing adalah penyemenan kedua atau perbaikan pada casing yang sebelumnya telah disemen
tapi belum sempurna atau penyemanan pada sumur pemboran untuk keperluan
lainnya. Berikut adalah jenis secondary
cementing, yaitu re-cementing, squeeze cementing, dan plug-back cementing.
(a)
Squeeze
Cementing
Operasi Squeeze
Cementing dilakukan selama operasi pemboran berlangsung, komplesi dan saat workover. Squeeze Cementing bertujuan untuk :
· Mengurangi
water-oil ratio atau gas-oil ratio
· Menutup
formasi yang sudah tidak lagi produktif
· Menutup
zona lost circulation
· Memperbaiki
kebocoran yang terjadi pada casing
· Memperbaiki
primary cementing yang kurang
memuaskan
(b)
Re-Cementing
Re-Cementing
dilakukan
untuk menyempurnakan primary cementing yang gagal dan untuk
memperluas perlindungan casing diatas
top semen.
(c)
Plug
Back Cementing
Plug
back cementing dilakukan untuk :
· Menutup
atau meninggalkan sumur (abandonment well).
· Melakukan
directional drilling sebagai landasan
whipstock yang dikarenakan adanya
perbedaan compressive strength antara
formasi maka akan mengakibatkan bit
berubah arahnya.
· Menutup
zona air di bawah zona minyak agar water-oil
ratio berukuran pada open hole
completion.
1.3. Mekanika
Penyemenan
Bubur semen disiapkan dengan mencampurkan semen kering dengan sebuah water jet. Hasil campuran diarahkan ke
dalam sebuah tangki, dimana akan diuji densitas dan viskositasnya. Bubur semen
kemudian dihisap oleh sebuah pompa tripleks yang kuat dan dipompakan pada
tekanan tinggi sehingga masuk ke dalam casing
melalui cementing head.
Cementing head menghubungkan top dari casing dengan
unit pompa. Pada alat ini terdapat dua katup penahan yang berfungsi menahan top dan bottom wiper plugs. Alat ini juga dilengkapi dengan sebuah manifold yang dapat dihubungkan dengan
unit pompa semen atau sebuah pompa rig.
Operasi penyemenan berlanjut dengan membuka katup penahan bottom wiper plugs dan mengarahkan bubur
semen melewati top valve. Kemudian
bubur semen akan mendorong bottom plug
masuk ke dalam casing sampai plug
duduk diatas float collar. Pemompaan
diteruskan hingga meruntuhkan diafragma sentral pada plug yang akan
memungkinkan semen agar dapat mengalir lewat dan menempati sekeliling casing. Jika volume keseluruhan semen
telah tercampur, maka pemompaan dihentikan dan top wiper plug ditempatkan pada cementing
head. Kemudian lumpur pemboran dipompakan melalui top valve, yang akan mendorong top
wiper plug turun ke dalam casing.
Jika top plug telah mencapai bottom plug maka sumur ditutup dan bubur
semen dibiarkan agar mengeras.
1.4. Skema
Peralatan Surface dan Subsurface Pada Primary Cementing
Gambar 1.1. Peralatan Surface dan Subsurface Pada Primary
Cementing 4)
Gambar 1.2.
Detail Peralatan-Peralatan Pada Cementing
Unit 4)
Referensi :
Anonim.
“Modul Resmi Praktikum Analisa Semen
Pemboran”. Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta, 2014.
Oktaviani,
Mega. Laporan Kerja Praktek PUSDIKLAT
MIGAS Cepu, Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta. 2013.
Rubiandini,
Rudi R.S, Prof. Dr.-Ing.Ir. “Teknik
Operasi Pemboran Volume 1”.
Institut Teknologi Bandung, 2012.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji