Sigit
Meliyanto
Fakultas
Teknik Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Ajarkan Tertib Lalu Lintas Sejak Dini (Foto : Sigit M) |
Angka kecelakaan di jalan raya makin
meningkat setiap tahunnya. Tidak hanya di Indonesia. Kecelakan ini sebagai penyumbang
paling banyak. Taat peraturan, berhati-hati, dan saling menghormati antar
pengguna jalan adalah kunci utama keselamatan berlalu lintas. Sekalipun kita
berhati-hati dalam berkendara, mungkin pengguna jalan yang lain sebaliknya.
Sehingga kewaspadaan dan kehati-hatian wajib bagi semua pengendara. Beberapa
hal tersebut tidak serta merta dimiliki oleh semua orang. Butuh waktu dan
sarana untuk mewujudkanya.
Faktor Kecelakaan di jalanan
disebabkan oleh dua hal, pengguna jalan, dan faktor kendaraan yang digunakan. Maraknya
kecelakaan akibat kelalaian pengendara, seperti tidak konsentrasi, mengantuk,
dalam keadaan mabuk atau di bawah pengaruh narkoba. Masih segar di dalam
ingatan kita tentang kecelakaan yang terjadi di Tugu Tani, Jakarta Pusat yang
menelan korban sebanyak 9 pejalan kaki. Mobil Xenia hitam yang dikemudikan
seorang wanita bernama Afriyani Susanti, dimana pada waktu itu dalam keadaan
terpengaruh narkoba. Tentu masih banyak lagi contoh-contoh lainya, seperti
kecelakaan bus Sumber Kencono, yang sekarang sudah
Faktor
kendaraan juga penyumbang terjadinya kecelakaan di jalan raya. Mesin kendaraan tidak
kalah pentingnya, seperti rem blong, ban gundul
(terkikis dan hampir habisnya grid
ban), lampu sein mati dan sebagainya
merupakan contoh penyebab kecelakaan dari faktor kendaraan tersebut. Ironisnya,
masa kini tidak sedikit anak muda yang justru malah memodifikasi motor atau
mobil mereka dengan perubahan yang membahayakan keselamatan berkendara. Seperti
ban yang diganti dengan ukuran kecil jauh dari standard, diceper, dan
sebagainya. Mereka ingin tampil beda namun di jalur yang salah. Di samping itu
tidak memperhitungkan efek akibat ubahan yang dilakukan, pastilah tidak sehebat
perhitungan mekanik-mekanik perancang aslinya.
Kedua factor di atas, bisa diatasi
dengan memberi pendidikan berlalu lintas kepada warga Indonesia, dan hendaknya
dimulai sejak dini. Seperti diperlihatkan foto di atas, dimana seorang anak SD
membonceng sepeda motor dengan sangat ceroboh menghadap ke belakang. Terlihat
santai dan orang tuanya pun seakan tidak mau tau anaknya membonceng dengan
posisi seperti itu yang jelas-jelas membahayakan diri anak itu sendiri. Foto
ini penulis ambil beberapa waktu lalu di daerah kampus Sanata Dharma
Yogyakarta. Hal itu memperlihatkan bahwa budaya berkendara dengan aman
sebaiknya ditanamkan sejak dini, bahkan sedini mungkin.
Alangkah
baiknya mulai pendidikan sekolah dasar atau bahkan taman kanak-kanak (TK) sudah
di masukan dalam kurikulum seperti hal-hal tersebut. Kerjasama dengan
kepolisian mungkin bisa menjadi alternative.
Apabila pendidikan tentang berkendara sudah ditanamkan sejak dini dan dipupuk
seiring berjalanya waktu hingga usia dewasa, bukan tidak mungkin akan
mengurangi tingkat resiko kecelakaan lalu lintas. Sehingga tujuan akhirnya,
kecelakaan lalu lintas berkurang dengan signifikan dan hilangnya nyawa manusia
yang sangat tidak perlu di jalan raya bisa ditekan seminim mungkin. Semoga..
Ingat..
Keluarga yang anda sayangi dan sangat menyayangi anda menanti di rumah, berhati-hatilah
saat berkendara!!
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji