Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

JANGAN ADA DUSTA DI ANTARA KITA




Nama : Dodi Hidayat
Fakultas Hukum
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta

       Dusta adalah suatu ungkapan yang apabila yang di tuduhkan tidak sesuai kebenaran. Dusta ada tiga macam yaitu dusta abapila seseorang berkata tidak benar, dusta jika seseorang berjanji diingkari, dan dusta bila seseorang diberi amanah (kepercayaan) di khianati. Dusta memang hanya sebuah ungkapan namun di balik itu semua ada suatu tekanan jiwa apabila seseorang itu tau dan memaknai apa itu arti dusta secara mendalam. Secara alasan, di dalam agama islam sangat melarang dengan adanya dusta. Namun dalam islam juga memberikan keringanan apabila seseorang dalam berdusta jika hanya untuk sewaktu-waktu terpojok saja dan berinisiatif untuk menjalin kebaikan kembali. Misalnya untuk memperbaiki hubungan suami dan istri yang sedang mengalami masalah, kemudian permasalahan itu di selesaikan dengan berdusta hal tersebut di perbolehkan namun dengan catatan hanya dilakukan dengan alasan dan niat yang baik. Jika hal dusta di persalah gunakan maka dalam agama akan melarang keras. Dusta merupakan perbuatan yang tak lagi susah dijumpai. Dengan banyak alasan, dusta merupakan hal yang juga dalam semua kebudayaan. Bahkan, masyarakat jahiliyah pun menggangap perbuatan ini sebagai perbuatan yang rendah. Sebaliknya, orang yang jujur dan amanah mereka anggap sebagai orang yang memiliki kemuliaan atau kebaikan. Kemudian berdusta dalam bergurau, sesungguhnya berdusta untuk bercanda itu tidak diperbolehkan juga. Karena, dalam bergurau akan mengakibatkan kebiasaan dalam bertingkahlaku. Yang awalnya seseorang berperilakunya baik tanpa di liputi hal-hal yang berbau kebohongan, namun dengan seseorang itu selalu melakukan dusta sebagai alat untuk bercanda. Maka bisa jadi seseorang itu akan terbiasa berbohong meski itu untuk membuat tertawa orang.
        Rasullulah SAW bersabda,”Celaka orang yang berbicara kemudian berdusta untuk membuat tertawa manusia, celakalah ia, celakalah ia.” (HR.Abu Dawud dan At-Tirmidzi dari sahabat mu’awiyah bin Haidah radiyallahu ‘anhu, hadis ini hasan menurut Syaikh Al-Albani rahimahullah),
        Sebab yang menjerumuskan manusia ke dalam lembah kemaksiatan adalah, karena manusia tidak menjaga dua hal, yang pertama yaitu lisan dan yang kedua yaitu kemaluan-nya sehingga manusia dapat terjerumus ke dalam lembah kemaksiatan. Kemaksiatan yang ditimbulkan dari lisan adalah dusta kemudian kemaksiatan yang ditimbulkan dari kemaluan adalah berzina. Terkadang dengan lisan seseorang mengucapkan kata-kata tanpa dipertimbangkan dan dipikirkan sebelumnya, sehingga menimbulkan fitnah dan kemudharatan yang banyak bagi dirinya maupun bagi orang lain. Menyebarkan keraguan kepada manusia keraguan artinya bimbang dan resah. Ini berarti seseorang pendusta selamanya menjadi sumber keresahan dan keraguan, serta menjatuhkan ketenangan pada orang yang berbuat jujur. Terjerumusnya seseorang ke dalam suatu hal termasuk tanda munafik. Hilangnya kepercayaan, sesungguhnya selama dusta menyebar dalam kehidupan masyarakat, maka hal itu akan menghilangkan kepercayaan di kalangan manusia yang berbuat jujur atau kebaikan, maka menjadi putuslah jalinan kasih sayang di antara mereka, sehingga menyebabkan tercegahnya kebaikan dan menjadi penghalang sampainya kebaikan kepada orang yang berhak menerimanya. Oleh karena itu jelaslah bahwa di antara keselamatan seseorang manusia adalah tergantung pada bagaimana seseorang itu menjaga dan membatasi terhadap lisannya atau cara berbicaranya bahkan cara berperilakunya. Maka dari itu, janganlah ada dusta di antara kita sesama manusia yang sama-sama beragama.

Daftar Pustaka :
http://abuzuhriy.com/bolehkah-berbohong/

Post a Comment

0 Comments