Rina Hartatik
13.310410.1037
Fakultas Proklamasi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Perkembangan
kognitif merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam perkembangan
peserta didik. Kita ketahui bahwa peserta didik merupakan objek yang berkaitan
langsung dengan proses pembelajaran, sehingga perkembangan kognitif sangat
menentukan keberhasilan peserta didik dalam sekolah. Dan guru sebagai tenaga
kependidikan yang bertanggung jawab penuh dalam pengembangan kognitif seorang
peserta didik. Oleh karena itu guru harus mempunyai kemampuan yang lebih
ketimbang anak didiknya, sehingga dapat memberikan pemahaman yang sangat strategis
untuk mengembangkan kemampuan kognitif peserta didik.
Kemampuan
yang terdapat dalam diri seorang anak itu berbeda – beda. Di satu sisi ada anak
yang lebih menyukai sistem penerapan pemahaman yang menekan. Anak yang menyukai
system penerapan seperti itu beranggapan bahwa dengan begitu akan memaksa anak
untuk lebih rajin dan tidak membuang – buang waktu kosongnya dalam melakukan
kegiatan yang tidak penting. Karena menurutnya kebiasaan itu berawal dari
pemaksaan diri untuk melakukan suatu hal yang berguna sehingga dapat membentuk
kepribadian dan kebiasaan yang cukup
membantu dalam proses pembentukan perkembangan kognitif anak dengan baik. Tapi
disisi lain, lebih banyak anak yang cenderung menyukai system pengajaran yang memberi
kebebasan. Baik kebebasan dalam berfikir, ataupun kebebasan dalam berpendapat.
Anak yang memilih system seperti itu lebih menyukai cara belajar yang sesuai
dengan kemampuan dan kenyamanan yang dimiliki oleh anak tersebut. Dengan begitu
akan lebih membantu perkembangan kognitif anak karena anggapannya system
penerapan pemahaman yang seperti itu lebih santai dan tidak ada istilah paksaan
yang membuat diri seorang peserta didik merasa tertekan dan tidak nyaman dalam
menjalani proses pembelajaran. Tapi yang lebih penting seorang guru itu harus lebih tegas dalam membimbing
anak didiknya. Karena selain penyesuaian antara bahan yang diajarkan dengan
kemampuan yang dimiliki anak, seorang guru juga harus faham terhadap tingkat
perkembangan pemikiran peserta didiknya. misalnya anak yang baru bisa membaca
jangan diberi tugas untuk berdiskusi. Begitu pula sebaliknya, anak yang sudah
bisa lari jangan tetap dilatih untuk merangkak. Karena hal itu yang membuat
anak menjadi kurang semangat dalam belajar, yang akhirnya berdampak tidak baik
terhadap perkembangan kecerdasan anak.
Selain
guru, orang tua juga berperan penting dalam proses pembentukan perkembangan
kognitif anak. Orang tua juga harus berpartisipasi dalam memahami tentang
tingkatan pemikiran anak yang sedang berkembang. Pengasuhan orang tua terhadap
anak juga merupakan cikal – bakal kognitif anak, karena anak yang diasuh tidak
sesuai dengan semestinya, ini akan berakibat terhadap perkembangan kognitif
anak, dan bahkan akan berdampak tidak baik terhadap kesehatan mental seorang
anak.
Piaget
meyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang dari bayi sampai dia dewasa.
Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang
baru di lahirkan sampai mengijak usia dewasa mengalami empat tingkat
perkembangan kognitif.
·
Tahap Sensori-Motorik
(usia 0-2 tahun)
Desmita (2009:101) Dikatakan bahwa bayi bergerak
dari tindakan reflex instinktif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran
simbolis.
·
Tahap Pra-Operasional (usia 2-7 tahun)
Patahap yang kedua ini seorang anak sudah tidak menggunakan
symbol lagi dalm mengenal sesuatu, tapi sudah berkembang sehingga mampu
mempresentasikan dunia dengan kata –
kata dari berbagai gambar. Kata dan gambar-gambar ini menunjukkan adanya
peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi indrawi dan
tindakan fisik (Desmita, 2009).
·
Tahap Konkret-Operasional
(usia 7-11 tahun)
Sekarang sudah mulai berfikir secara lebih meningkat lagi
seorang anak dalam perkembangannya dalam berfikir. Ditahap ini anak dapat
berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda
(Desmita, 2009).
·
Tahap
Operasional
Formal (usia 11 tahun-dewasa)
Yang terakhir adalah tahapan yang paling
sempurna dari pada tahapan - tahapan yang sebelumnya. Karena pada tahap ini
remaja sudah mulai berfikir lebih logis, lebih konkrit, dan lebih idealistik.
.
Penulis
memprediksikan bahwa guru dan orang tua yang mampu mengetahui dan menyesuaikan
cara mereka mendidik dan mengsuh anak dengan tahap karakteristik perkembangan
anak tersebut, maka hal itu akan mempermudah anak dalam proses perkembangan
kognitifnya tumbuh lebih baik.
dan dalam peristiwa yang seperti itu penulis
juga memberi pengendalian respon agar perkembangan kognitif anak tumbuh secara baik,
Maka dibutuhkan adanya pemahaman terhadap perkemangan kognitif anak, dan untuk
mengkaji hal tersebut pengajar dan orang tua dapat melakukan alternativ sebagai
berikut. Yaitu dengan adanya pendekatan orang tua atau guru terhadap anak
tersebut, dari itu orang tua maupun guru dapat mengetahui karakteristik yang
sedang berkembang dalam diri anak – anaknya. Sehingga baik guru ataupun orang
tua dapat secara mudah mendidik dan mengasuh sesuai dengan kemampuan yang
dimilki anak – anaknya.
Daftar
Pustaka :
Desmita.(2009). Psikologi Perkembangan
Peserta Didik Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA.