Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

PROKRASTINANSI DALAM DUNIA KERJA



Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta

Prokrastinansi adalah perilaku yang mana individu senang menunda-nunda tuntasnya suatu pekerjaan secara sengaja dan berulang-ulang (Steel, 2007). Perilaku ini sangat menjengkelkan dan tentu saja merugikan organisasi serta memperlemah semangat kerja karyawan. Apalagi bila karyawan yang berperilaku prokrastinansi itu mempunyai posisi penting, maka kinerja organisasi akan terganggu. Bila tidak ada tindakan yang jelas dari pimpinan, maka karyawan lainnya cenderung meniru. Hal ini karena menunda-nunda pekerjaan memang merupakan perilaku yang sering dilakukan oleh hampir semua orang.


Apa saja yang mempengaruhi perilaku prokrastinansi di tempat kerja? Perilaku menjengkelkan itu dipengaruhi antara lain perilaku berhati-hati (conscientiousness). Perilaku berhati-hati ini terdiri dari beberapa aspek yaitu perilaku berhati-hati, kontrol diri, kecenderungan untuk mudah terganggu (distractability), perencanaan (organization) dan dorongan untuk berprestasi tinggi (Steel, 2007). Perilaku berhati-hati berarti individu terus menerus memperhatikan visi dan misi hidupnya, sehingga perilakunya tidak melenceng. Variabel perilaku berhati-hati ini korelasinya negatif dengan prokrastinansi. Hal itu artinya, orang yang berperilaku berhati-hati cenderung untuk tidak melakukan prokrastinansi dalam bekerja.

Kontrol diri berarti tidak adanya kesenjangan antara segala sesuatu yang diucapkan dengan tindakannya. Ia akan selalu menepati janjinya. Variabel kontrol diri ini korelasinya negatif dengan prokrastinansi. Orang yang kontrol dirinya bagus, cenderung untuk tidak melakukan prokrastinansi.

Organisasi yaitu perencanaan. Orang yang terlatih untuk melakukan perencanaan hidup, akan rendah kecenderungannya melakukan prokrastinansi. Hal ini karena hidupnya selalu berdasarkan perencanaan. Dalam rencana itu juga tercakup hal-hal yang mungkin menghambat tujuannya, sehingga ia sudah menyiapkan antisipasi.

Orang yang berperilaku prokrastinansi juga cenderung untuk mudah beralih fokus perhatiannya (distractability). Bila ia sedang mengerjakan suatu hal, dan ada hal lain yang menarik, maka ia terganggu dan beralih mengerjakan tugas lain yang menarik. Tugas utamanya menjadi terlantar. Konsentrasinya terhadap pekerjaan utama rendah.

Orang yang mempunyai doorngan berprestasi tinggi cenderung rendah (korelasi negatif) dengan perilaku prokrastinansi. Orang yang need of achievement nya tinggi, cenderung tidak menunda-nunda penyelesaian tugasnya. Hal ini karena tugas yang selesai adalah bagian dari prestasi kerjanya. Hasil yang diperoleh akan menjadi optimal. Cara yang biasa dilakukannya adalah mencicil atau mengerjakan sedikit demi sedikit sehingga pekerjaannya tuntas.

Topik prokrastinansi dalam pekerjaan ini telah menjadi tema ke-26 siaran di Radio EMC Yogyakarta, dan disiarkan secara langsung (life) pada Selasa, 2 Februari 2016. Siaran ini merupakan hasil kerjasama antara Radio EMC dengan Fakultas Psikologi Universita Proklamasi 45 Yogyakarta. Siaran dilakukan pada setiap hari Selasa, pukul 20.00-21.00. Ada hal yang menarik pada siaran pada hari tersebut yaitu pembawa acaranya (host) adalah Tri Welas Asih, mahasiswa Fakultas Psikologi UP45 yang terkenal dengan keluwesannya dalam berbicara. Ia juga piawai dalam mengelola anak buahnya di tempat kerja, sehingga organisasinya terbebas dari perilaku prokrastinansi. Organisasi tempatnya berkarya adalah PGTK Khalifah Nogotirto Yogyakarta. Nampaknya Tri Welas Asih sudah mampu menyerap ilmu-ilmu psikologi dan langsung menerapkannya mulai dari diri sendiri dan anak buahnya.

Topik prokrastinansi tersebut ternyata menarik perhatian para pendengar. Hal itu terbukti dari banyaknya SMS yang memberikan komentar tentang cara-cara mengatasi prokrastinansi. Pendengar yang paling setia memberi komentar adalah Pak Hasan dari Kotagede Yogyakarta, dan mas Andrey.


Daftar pustaka

Steel, P. (2007). The nature of procrastination: A meta-analytic and theoretical review of quintessential self-regulatory failure. Psychological Bulletin. 133(), 65-94. DOI. 10.1037/0033-2909.133.1.65

Post a Comment

0 Comments