MAHASISWA UP45 BERLATIH MENJADI PEMIMPIN
DAN ANAK BUAH YANG BAIK
Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Untuk menjadi
pemimpin suatu kelompok teman-teman sendiri ternyata tidak gampang, meskipun
tujuannya sederhana dan menyenangkan yaitu mencari tempat makan yang enak. Satu
kendaraan mobil dan dana pun sudah disediakan oleh sponsor. Variasi-variasi
pendapat yang muncul antara lain ada yang hanya bisa kumpul-kumpul setengah jam
saja; ada yang ingin makan enak tetapi harus di pinggir sawah; ada yang ingin
makan di kota saja sehingga bisa dijemput oleh orangtuanya; ada juga yang ingin
makan belalang goreng di Gunung Kidul padahal sekarang sedang tidak musim; ada
yang ingin makan sup durian padahal ada anggota lain yang sering mabuk bila
mencium bau durian. Bahkan ada anggota yang agak aneh yaitu ingin makan soto
namun nasinya dipisah dan hanya separuh piring saja supaya harganya murah. Variasi-variasi
itu akan bertambah banyak seiring dengan jumlah anggota. Jadi semakin banyak
anggota suatu kelompok, maka semakin banyak variasi keinginannya. Bila terlalu
banyak variasi, maka mungkin saja kendaraan dan dana dari sponsor itu urung
digunakan. Mubadzir.
Pengelolaan
pendapat orang-orang, sering dihadapi oleh pemimpin. Semakin pemimpin itu
berkualitas, berwibawa, dan disukai, maka semakin mudah ia ’menggiring’
pendapat anggotanya ke arah tertentu. Semakin pemimpin itu tidak dipercaya dan
perilakunya munafik, maka semakin instruksi-instruksinya dianggap angin saja. Kelompok
menjadi berjalan tidak terarah, dan besar kemungkinannya bubar.
Persoalan yang
relevan dengan kepemimpinan adalah semua orang ingin menjadi pemimpin. Semua orang
ingin digunakan idenya untuk kejayaan kelompok. Semua orang ingin didengarkan,
ingin diunggulkan, dan ingin dipuja. Padahal kelompok itu mungkin saja tidak
menghasilkan uang / keuntungan apa pun. Bisa dibayangkan, bila kelompok itu
menghasilkan uang yang berlimpah maka perseteruan orang-orang untuk menempati
posisi pertama (sebagai pemimpin) akan semakin sengit. Mungkin saja akan
terjadi pembunuhan.
Bila semua orang
ingin menjadi pemimpin maka siapa yang akan menjadi anak buah? Menjadi pemimpin
yang baik berarti ia juga bersedia dipimpin oleh orang lain / menjadi anak buah
yang baik. Menjadi anak buah yang baik ternyata jauh lebih sulit daripada
menjadi pemimpin yang baik. Hal ini karena menjadi anak buah yang baik berarti
ia harus mampu mengalahkan egonya.
Menjadi pemimpin yang
berkualitas dan menjadi anak buah yang baik, ternyata merupakan hasil latihan
yang dilakukan secara tekun. Semakin ia tekun mengikuti latihan dan mencoba
mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, maka semakin ia siap menjadi
pemimpin. Menjadi pemimpin memang harus dihadapkan dengan berbagai persoalan,
sehingga ia menjadi tangguh mentalnya dan siap menghadapi berabgai persoalan
dan sekaligus mampu membawa kelompok mencapai tujuannya.
Pelatihan menjadi pemimpin dan anak buah yang baik bagi mahasiswa, telah dilakukan oleh manajemen Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta pada Kamis 24 Maret 2016, pukul 13.00-selesai, di ruang A101. Kesempatan belajar yang gratis ini merupakan upaya dari para dosen dari berbagai fakultas untuk mempersiapkan mahasiswa UP45 menjadi anggota masyarakat yang dibanggakan. Para trainer yang bertugas membagi ilmunya adalah Ibu Dewi Handayani (dosen Fakultas Psikologi UP45 sekaligus Wakil Rektor II), Ibu Melda (dosen Fakultas Teknik UP45), dan Bapak Ilmal (dosen Fakultas Hukum UP45). Acara ini memang baru pertama kali diadakan, sehingga animo mahasiswa sangat tinggi.
1 Comments
Maju Terus UP 45 Yogyakarta
ReplyDeleteTidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji