PRAMUKA DAN PENDIDIKAN KERUMAHTANGGAAN
Fx. Wahyu Widiantoro
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Pendidikan sebagai sarana dalam mencerdaskan
generasi muda dan menyiapkan sumber daya manusia agar lebih berkembang guna menghadapi
persaingan bebas antar negara. Tujuan dari pendidikan yaitu untuk meningkatkan
kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian,
dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan individu-individu
yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas
pembangunan bangsa.
Pentingnya pendidikan juga untuk menghadapi ketatnya
persaingan di dunia kerja yang menuntut setiap individu memiliki serangkaian kemampuan
dan kompetensi baru yang lebih luas. Banyak individu yang tidak mampu memenuhi
tuntutan yang dikehendaki oleh dunia kerja. Beberapa di antara tuntutan
tersebut adalah individu harus menguasai keterampilan-keterampilan dasar
kepemimpinan, menguasai keterampilan berfikir seperti memecahkan masalah, mengambil
keputusan, berfikir analitis, berfikir kreatif: menguasai keterampilan
interpersonal seperti kemampuan bekerja di dalam tim.
Foster, dkk (2008), menjelaskan bahwa kemampuan
interpersonal yang dimiliki seseorang dapat diidentifikasi sehingga membuat pelatihan
dan pengembangan kepemimpinan yang sukses sangat diperlukan. Pendidikan
kepemimpinan yang mengajarkan pendidikan kerumahtanggaan yang terkenal di
Indonesia yaitu Pramuka atau Praja Muda Karana. Pramuka di Indonesia menjadi populer dikarenakan
perannya sebagai pendidikan luar sekolah. Pemuda dapat mengembangkan karakter
yang baik, dapat dipercaya, disiplin, cerdas, terampil, ringan tangan, sehat
jasmani, dan peduli terhadap kebaikan (komunitas Baden Powell, 2004; Rosenthal,
1984; Pramuka, 1969 dalam Semedi, 2011).
Kegiatan Pramuka dalam upaya melaksanakan pendidikan
kepemimpinan yaitu dengan mengajarkan melalui tugas dan peran sederhana di
lingkup kecil dalam kelompok yang terus meningkat seiring dengan peningkatan
kelompok. Demikian pendidikan kerumahtanggaan yang berisi kemampuan konseptual,
apresiasif, dan kreatif, mengolah dan mengembangkan kecakapan dan keterampilan
dalam hal kerapian, keindahan, mengerjakan sesuatu hingga tuntas, kedisiplinan
dan kemandirian. Nilai tanggungjawab sebagai anggota keluarga ditekankan
sehingga individu mau serta mampu melakukan pekerjaan kerumahtanggaan. Pramuka
merupakan pendidikan karakter diharapkan mampu menciptakan generasi yang
mempunyai karakteristik individu yang memiliki ketrampilan dasar, ketrampilan
berfikir dan ketrampilan interpersonal yang menjadi penentu keunggulan dan
prasarat bagi kesuksesan hidup individu.
Tulisan tentang Gerakan Pramuka ini merupakan
tema siaran di RRI, sebagai implementasi kerjasama antara RRI Yogyakarta dengan
Fakultas Psikologi UP45. Siaran kali ini sudah masuk pada minggu ke-167, dan
siaran ini berlangsung pada 12 Oktober 2016. Pihak-pihak yang terlibat dalam
siaran ini adalah dua mahasiswa Psikologi Yang cemerlang yaitu Wahyu Relisa
Ningrum dan Subur Triyono. Mereka didampingi oleh dosen Wahyu Widiantoro. Sbeleum
siaran, dua mahasiswa tersebut sudah memndapatkan pengarahan terlebih dahulu
dari dosen Wahyu Widiantoro. Hal ini penting, agar mahasiswa lebih siap memberikan
informasi pada masyarakat Yogyakarta. Ini adalah bentuk pertanggungan jawab
dosen Wahyu Widiantoro terhadap kualitas mahasiswa yang diajak berpartisipasi
di dunia luar UP45. Semoga ekrjasama yang baik ini terus belangsung.
Referensi:
Foster, M. K., & Angus, B. B., & Rahinel,
R. (2008). “All in the hall” or “Sage on the stage”: Learning in Leadership
Development Programmes. Leadership &
Organization Development Journal, 29 (6), 504-521.
Semedi, P. (2011). Padvinders, Pandu, Pramuka:
Youth and State in the 20th Century Indonesia. Africa Development, 36 (3 & 4), 19-38.
Suggested citation:
Widiantoro, Fx. Wahyu. (2016). Pramuka dan
Pendidikan Kerumahtanggaan. RRI
Yogyakarta. 21 September 2016.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji