IMPLEMENTASI KERJASAMA DENGAN RADIO EMC MINGGU KE-66
Fx. Wahyu Widiantoro
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Pesatnya kemajuan di dunia kesehatan berdampak
pada semakin tingginya usia harapan hidup berarti jumlah individu lanjut usia di
Indonesia akan terus meningkat. Kenyataan yang terjadi individu lanjut usia
menjadi sangat rentan terhadap gangguan kesehatan yang disebabkan oleh stres
menghadapi perubahan-perubahan kondisi yang disebut golden age (tahun emas).
Perubahan kondisi pada usia lanjut diantaranya
adalah tumbuhnya uban; kulit yang mulai keriput; penurunan berat badan;
tanggalnya gigi geligi sehingga mengalami kesulitan makan. Perubahan yang
menyangkut kehidupan psikologis lanjut usia, seperti perasaan tersisih, tidak
dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan baru misalnya penyakit yang
tidak kunjung sembuh atau kematian pasangan (Munandar, 2001).
Santrock (2002), mengungkapkan bahwa masa lanjut
usia dimulai ketika seseorang mulai memasuki usia 60 tahun. Sejalan dengan apa
yang dikemukakan oleh Santrock, Hurlock (2001), juga mengemukakan bahwa yang
disebut lanjut usia adalah orang yang berusia 60 tahun ke atas. Menurut
Hurlock, lanjut usia merupakan tahap akhir siklus perkembangan manusia, masa di
mana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang, damai, serta
menikmati masa pensiun bersama anak dan cucu tercinta dengan penuh kasih
sayang.
Prawitasari (1993), menjelaskan agar tidak
menjadi masalah besar kelak, hendaknya perlu dilakukan upaya-upaya antisipatif
agar individu lanjut usia dapat sehat fisik maupun mentalnya. Upaya yang dapat
dilakukan yaitu dengan adanya dukungan sosial yang baik, sehingga dapat
meningkatkan kesehatan fisik dan kesehatan mental bagi para lanjut usia (Santrock,
2002).
Menurut Sarafino (1998), dukungan atau bantuan
yang dibutuhkan oleh lanjut usia bisa didapatkan dari bermacam-macam sumber
seperti keluarga, teman, dokter atau profesional dan organisasi kemasyarakatan.
Dukungan sosial didefinisikan sebagai keberadaan orang lain yang dapat
diandalkan untuk memberi bantuan, semangat, penerimaan dan perhatian, sehingga
bisa meningkatkan kesejahteraan hidup bagi individu yang bersangkutan (Johnson
& Jhonson, 1991).
Peran dukungan sosial bagi lanjut usia di golden age sangatlah diharapkan agar
individu lanjut usia mampu menerima diri dengan berbagai perubahan kondisi yang
ada. Adanya ikatan sosial yang terbentuk dengan individu-individu lain yang
dapat diajak sharing, saling memperhatikan, menghargai serta mencintai ini diharapkan
dapat meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri lanjut usia.
Tulisan ini adalah materi siaran di Radio EMC
Yogyakarta, pada 10 Januari 2017. Siaran ini merupakan implementasi kerjasama
antara Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta dengan Radio EMC
Yogyakarta. Kerjasama ini sudah berlangsung hingga minggu ke-66. Semoga kerjasama
ini berlangsung terus, karena sangat membantu melatih mahasiswa dalam
ketrampilan public speaking.
Referensi:
Hurlock, E.B. (2001).
Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Johnson, D.W. & Jhonson, F.P. (1991). Joining together: Group theory and group skills.
4th Ed. London: Prentice Hall International.
Munandar, U. (2001). Bunga
rampai psikologi perkembangan dari bayi sampai dengan lanjut usia. Dalam U.
Munandar (Ed.). Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Prawitasari, J.E. (1993). Aspek sosio-psikologis usia lanjut
di Indonesia. Buletin Penelitian
Kesehatan. 21 (4). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Santrock, J.W.
(2002). Life span development. 8th Ed. New York: Mc Graw-Hill
Companies.
Sarafino, E. P. (1998). Health
psychology: Biopsychososial interactions. 3rd Ed. New York: John
Wiley and Sons, Inc.
Suggested citation:
Widiantoro, F. W. (2017). Peran dukungan sosial bagi
lanjut usia di golden age, Radio EMC
Yogyakarta., 10 Januari 2017.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji