GERAKAN EKOFEMINISME DALAM BIDANG PENGELOLAAN SAMPAH
Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Topik |
Ekofeminisme, pengelolaan sampah, penelitian kualitatif. |
Sumber |
Yasin, F., Darvina, S.V. & Su’adah. (2021). Gerakan ekofeminisme melalui pengelolaan sampah rumah tangga pada komunitas Zona Bening di kota Batu Jawa Timur. Jurnal Perempuan dan Anak (JPA). 4(2), Agustus 2021, 104-119.
|
Perma- salahan |
Ini adalah penelitian dengan deviasi positif. Permasalahan pada umumnya adalah deviasi negatif. Komunitas perempuan di Kota Batu Malang, telah berhasil mengolah sampah secara ramah lingkungan. Dampaknya, jumlah sampah di lingkungan tersebut menjadi minim. Selain itu, komunitas perempuan juga bisa menciptakan komoditas ekonomi dari sampah yang bisa menolong situasi ekonomi keluarga. |
Tujuan penelitian |
Untuk mendeskripsikan gerakan ekofeminisme dalam kegiatan mengolah sampah level rumah tangga. |
Isi |
· Produksi sampah di Indonesia = 65,8 juta ton/tahun. Setiap orang rata-rata produksi sampah 1-2 Kg/hari. Jenis sampah 16% adalah sampah plastik dan 60% sampah organik. Penumpukan sampah terjadi karena gaya hidup yang kurang peduli pada lingkungan, yakni menggunakan plastik sekali pakai dan tidak membuat perencanaan yang baik ketika memasak makanan. · Ekofeminisme = sebuah ideologi yang membahas hubungan antara perempuan dengan alam tanpa adanya dominasi pada keduanya. Ini karena perempuan dianggap lebih sensitif, punya keahlian dan pengetahuan yang lebih baik tentang alam daripada laki-laki. Perempuan dianggap mampu menjadi pemimpin dalam menghadapi masalah ekologi, termasuk sampah. Perempuan juga lebih mampu melakukan revolusi ekologis untuk menyelesaikan berbagai masalah lingkungan hidup melalui komunitas-komunitas yang dibentuknya. Misalnya komunitas arisan. Komunitas-komunitas itu fleksibel dalam melibatkan masalah ekologi dalam kehidupan sehari-hari. Ekofeminisme ini juga merupakan gerakan untuk mendorong perempuan dari segi ekonomi tanpa merusak lingkungan. Ekofeminisme ini dikemukakan oleh Vandana Shiva dari India. · Laki-laki kurang mampu berinteraksi dengan alam, karena kurang waktu (sifat pekerjaannya) dan perilakunya yang cenderung menindas (mengeksploitasi) alam secara berlebihan. Ketika berhubungan dengan alam, maka laki-laki lebih mementingkan profit sebanyak-banyaknya. Bahkan kalau perlu, alam juga bisa dikorbankan. Ini adalah prinsip kapitalis. · Oleh karena perempuan menjadi pemimpin dalam pengelolaan lingkungan hidup, maka perempuan menjadi pihak yang lebih bisa memetik keuntungan namun juga menjadi pihak yang paling dirugikan ketika lingkungan rusak. · Pengelolaan sampah hendaknya dimulai dari sumbernya. Bagian rumah yang paling banyak memproduksi sampah adalah dapur, dan tokoh utama yang paling berperan di ruang dapur adalah perempuan. Bila semua perempuan bisa mengelola sampah dapur secara ramah lingkungan, maka 60% sampah di Indonesia akan teratasi. Sampah yang dikelola perempuan selain untuk kebaikan lingkungan, namun juga bisa untuk tambahan komoditas ekonomi. Contohnya adalah pendirian bank sampah. · Pada tingkat global, salah satu hasil dari Konferensi World Summit on Sustainable Developemnt Tingkat Tinggi Bumi di Afrika Selatan pada 2022 adalah bahwa pemberdayaan perempuan adalah penting. Ini karena perempuan berperan sangat signifikan dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. |
Metode |
· Ini penelitian kualitatif karena penelitian ini bisa mendiskripsikan peran perempuan dalam mengolah sampah secara ramah lingkungan. · Subjek penelitian adalah 11 perempuan yang dipilih secara purposive. Artinya peneliti sudah memilih perempuan tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian. Mereka adalah pengurus inti dari komunitas Zona Bening yang aktif paling tidak 7 tahun terakhir. · Metode pengambilan informasi adalah wawancara tidak berstruktur dan dokumentasi. Topik wawancara adalah program atau jenis-jenis kegiatan pro-lingkungan hidup yang dilakukan oleh komunitas tresebut. Dokumentasi berasal dari koleksi komunitas, dan yang dipotret adalah sarana dan prasarana pada base camp dari komunitas tersebut. · Validitas dan reliabilitas informasi yang diperoleh adalah dengan teknik (a) Reduksi data. Semua informasi yang diperoleh ditulis secara rinci, dipilih dan dipilah sesuai keperluan peneliti. (b) Penyajian data. Informasi yang diperoleh dari semua tahapan proses penelitian disajikan secara ringkas dan sistematis. Penyajian data itu akan memudahkan peneliti untuk fokus pada tujuan penelitian. (c) Pengambilan kesimpulan. Pembuatan kesimpulan akan membuat peneliti lebih mudah melihat apakah hasil penelitian bisa menjawab permasalahan penelitian. (d) Triangulasi data. Informasi dari subjek penelitian akan diuji oleh orang lain untuk memastikan bahwa subjek memang jujur dalam memberikan informasi. |
Hasil |
· Zona Bening = komunitas yang dibentuk para perempuan di Batu Malang, karena masyarakat kurang peduli pada lingkungan. Semula mereka hanya mengolah sampah organik saja, namun kemudian mereka bisa mengolah sampah anorganik menjadi komoditas ekonomi. Usia komunitas adalah lebih dari 10 tahun, menunjukkan anggota komunitas mampu melakukan revolusi ekologis. Mereka mampu dan berinovasi dalam mengolah sampah dengan memanfaatkan teknologi. Hasil inovasinya bernilai ekonomi yakni pembuatan cairan eco-enzym, lilin jelantah, sabun ampas kopi, lulur ampas teh dan ecobrick. Meskipun demikian, keuntungan finansial bukan menjadi tujuan utama inovasi ekonomi tersebut. Mereka lebih mementingkan solidaritas antar anggota. · Bagi komunitas Zona Bening, mengolah sampah dapur merupakan cara untuk berhubungan dengan alam secara harmonis (tidak mengeksploitasi secara berlebihan) dan berkelanjutan. Air, udara, bumi dan semua sumber alam adalah milik komunitas bukan milik perseorangan. · Komunitas Zona Bening juga berkolaborasi dengan komunitas lainnya untuk bersama-sama mengolah sampah secara ramah lingkungan. Ini membuktikan bahwa perempuan bisa menjadi pemimpin dalam menghadapi masalah ekologi dengan cara memberdayakan sesama perempuan. |
Dikusi |
· Kesuksesan komunitas perempuan dalam mengolah sampah secara ramah lingkungan menunjukkan bahwa ekofeminisme juga berlaku di Malang. Ekofeminisme lebih tertuju pada pemberdayaan perempuan untuk mengolah sampah secara ramah lingkungan dan sekaligus berinovasi memproduksi komoditas ekonomi. · Rendahnya minat masyarakat untuk membeli produk-produk inovatif komunitas Zona Bening menunjukkan kritik terhadap ekofeminisme. Artinya masyarakat lebih mementingkan profit sebanyak-banyaknya ketika berhubungan dengan alam. Peduli pada alam ternyata membutuhkan lebih banyak waktu dan energi. Masyarakat lebih senang dengan produk-produk instan, meskipun harganya mahal. Ketidakpedulian masyarakat pada pengolahan sampah menunjukkan bahwa masyarakat juga menganggap isu-isu lingkungan terlalu besar atau jangkauannya terlalu jauh sehingga tidak penting untuk dibahas. Isu-isu lingkungan yang berhubungan dengan sampah antara lain efek rumah kaca dan eksploitasi hutan yang terbukti telah membunuh masyarakat. · Kurang lakunya produk-produk inovatif dari pengolahan sampah tidak menunjukkan bahwa perempuan kurang mampu memproduksi barang ekonomi dibandingkan laki-laki. · Perempuan dan laki-laki harus sama-sama bertanggung jawab terhadap pengolahan sampah. Dalam isu-isu lingkungan hidup tidak ada fenomena gender stereotype. |
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji