Toni Isbandi
Yogyakarta
merupakan tujuan wisata nomor dua di Indonesia setelah Bali. Dibandingkan
dengan Bali, pada dasar Yogyakarta mempunyai lebih banyak keunikan. Banyak
predikat yang telah disandang oleh Yogya, seperti kota pelajar, kota budaya,
kota gudeg dan ada juga yang menyebut sebagai kota perjuangan. Disamping
kelebihan tersebut tentu saja Yogya masih memiliki keraton yang merupakan salah
satu ikon Yogyakarta.
Karena
keistimewaanya tersebut Yogyakarta kemudian banyak dijadikan contoh dalam
mengembangkan pendidikan dan wisata, seperti kota Malang misalnya. Pengembangan
konsep mirip Yogya ini dimasa yang akan dating tentu saja akan bertambah
banyak, sehingga kemungkinan akan mengerus jumlah wisatawan yang dating ke Yogya.
Dari tipe
wisatawannya Yogyakarta lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan domestic
ketimbang asing. Hal seperti ini tentu saja disadari oleh banyak pihak, namun
belum menemukan konsep bagaimana Yogyakarta bisa menarik wisatawan asing datang
ke yogya. Meskipun ada orang asing yang datang ke Yogya, kebanyakan dari mereka
bertujuan untuk kepentingan pendidikan daripada mengkhususkan diri untuk berlibur ke Yogyakarta.
Untuk itulah kita
perlu belajar banyak ke Bali, dimana pada bulan-bulan tertentu, seperti bulan
ramadhan wisatawan asing lebih banyak daripada wisatawan lokal. Kenapa Bali
menjadi tujuan wisatawan asing daripada tempat lainnya di Indonesia? Hal ini
tidak lepas dari bagaimana Bali memanage konsep wisata begitu tersistematis.
Tidak hanya ditempat-tempat wisata yang siap melayani para wisatawan, namun
para masyarakat yang tidak terlibat secara langsung juga siap melayani sehingga
seolah-olah seluruh Bali merupaka tempat wisata yang siap dengan pelayanannya.
Keterpaduan
bangunannya dan pelestarian budaya adat Bali merupakan daya tarik yang luar bisaa
sehingga banyak wisatawan berkunjung kesana. Hal inilah yang belum digarap oleh
Yogyakarta secara serius, sehingga Yogyakarta masih terombang-ambing antara
unsur tradisional dan modernsasi yang sampai saat ini belum disinergikan secara
baik.
Yogyakarta pasti
mampu mengembangkan konsep modernsasi parawisata yang didalamnya sarat dengan
unsur-unsur ketradisional masyarakat,
budaya, sejarah dan keindahan alamnya. Yang perlu dilakukan hanya mereset ulang
pengembangan wisata saat ini yang belum tertata secara sistematis sehingga
Yogyakarta mampu menjadi daerah tujuan wisata nomor satu di Indonesia. Dan
tentunya lebih kondusif dari Bali.
1. Melibatkan berbagai unsur masyarakat dalam mengembangkan tempat
wisata.
2. Membentuk tim untuk menarik
investor ke Yogyakarta.
3. Melibat unsur keagamaan dalam menjaga, merawat dan melestariakan
candi-candi yang ada, sehingga aura kesakralan candi tersebut bisa muncul.
3 Comments
Mungkin Pak Toni Isbandi dapat memasukkan ide tentang Yogyakarta sebagai tujuan untuk pertemuan atau seminar. Jadi peserta seminar dari berbagai kota/negara dapat menikmati wisata Yogya sebagai selingan seminar, gitu lho pak!.
ReplyDeleteSeminar di Yogya memang enak. Hotelnya bagus-bagus dna murah. Apalagi hotel kecil-kecil di dekat Malioboro, bagus, dan murah. Beda dengan harga hotel di Jakarta. Makanannya pun enak-enak, murah. Setuju Pak Toni Isbandi?
ReplyDeleteJOGJA memang kota yang INDAH dan MENAKJUBKAN, cocok untuk PELANCONG - PELANCONG yang ingin menikmati KEINDAHANNYA.
ReplyDeletesemoga JOGJA akan terus MAJU dan menjadi kota ISTIMEWA.
087 860 534 593 (XL)
0274 743 4961 (Flexi)
http://homestayyogyakarta.com/
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji