Singgih Purwanto
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Nilai ujian nasional yang
sering kita sebut dengan NEM adalah nilai yang kita dapat setelah kita
menggikuti ujian nasional yang diselenggarakan Dinas terkait secara serentak
seluruh Indonesia. Bicara Ujian Nasional adalah berbicara menggenai momok yang
menakutkan bagi sebagian besar pelajar di Negara kita tercinta ini. Seperti
yang kita ketahui, Nilai Ujian Nasional merupakan salah satu syarat seorang
pelajar untuk menamatkan pembelajaran, selain itu NEM juga sebagai salah satu
pertimbangan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Banyak cara-cara yang
dilakukan baik dari pihak sekolah maupun siswa itu sendiri untuk memperoleh NEM
yang mereka harapkan. Seperti, kalau dari pihak sekolah diadakan tutorial dan
motivasi, dari pihak siswa ada yang mengikuti les di luar sekolah dan
sebagainya. Tidak dipungkiri, setiap tahun Ujian Nasional selalu saja ada
tindak kecurangan seperti kerja sama dalam mengerjakan ujian, hingga isu-isu
adanya kebocoran kunci jawaban.
Mencoba menelaah, apa yang
menjadi tujuan utama diadakannya Ujian Nasional ini pada intinya adalah upaya
membuat pembelajaran yang homogen serta pemerataan standar pendidikan kita.
Dengan nilai yang didapat itu dapat diketahui kemampuan siswa tersebut
berdasarkan tolak ukur yang sama, dan layak tidaknya siswa itu melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi. Lantas dimanakah sekolah jenjang yang lebih tinggi
itu?, pada dasarnya mereka berhak menimba ilmu yang sesuai dengan kemampuan.
Dengan demikian sekolah lanjutan itu akan menerima siswa dengan tingkat
kecerdasan yang kurang lebih sama atau disebut juga kelompok homogen.
Kelompo homogen dengan
kecerdasan yang hampir sama tersebut akan tercipta suatu pembelajaran yang
lebis efisien dan terkondisi, sehingga dapat menciptakan suatu pembelajaran
yang maksimal. Hal ini juga mempermudah proses penyampaian materi pembelajaran.
Dengan kata lain, hal ini bisa meningkatkan kualitas pendidikan kita.
berbicara realitas tentang
ada tidaknya kecurangan dalam ujian nasional ini, maka bukankah sia-sialah
Ujian Nasional. Selain merugikan dalam segi financial negara, sebenarnya juga
merugikan siswa itu sendiri. Sebagai contoh, seorang siswa memperoleh NEM yang
tinggi, namun bukan dari kemampuannya sendiri, sehingga dia diterima di sekolah
lanjutan yang bisa dikatakan terbaik. Lalu apa yang terjadi? Selain dia
kesulitan menerima pelajaran, dia juga telah mengeleminasi siswa yang
seharusnya dia diterima disekolah itu. Mensiasati hal itu, ada sekolah yang tidak
mau mempertimbangkan NEM sebagai syarat penerimaan peserta didik baru. Kalau
sudah begitu bukankah kurang maksimal manfaat dari ujian tersebut, bahkan
mungkin sia-sia.
Saya setuju dengan upaya
pemerintah yang tetap menyelenggarakan ujian nasional dan terus berupaya dalam
mengantisipasi tindak kecurangan ujian, salah satunya dengan cara membuat
bermacam-macam kode soal dalam ujian tersebut. Namun tidak cukup berhenti
disitu saja, perubahan itu dimulai dari diri kita, dengan bersifat jujur dalam
ujian saja kita sebenarnya telah ikut memajukan pendidikan kita. Majunya
pendidikan kita mendorong majunya Indonesia.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji