Sigit
Meliyanto
Foto : Sigit M |
Bimbingan
Manajemen Karang Taruna yang diselenggarakan pada 7-9 Maret 2013, menjadi
hari-hari yang sangat berharga bagi penulis. Kenapa? Dihari itulah banyak
sekali pengalaman baru yang sangat berguna bagi penulis. Pnulis mencoba share tentang Karang Taruna (KT)
ditempat tinggal penulis kepada teman-teman. Bimbingan manajemen karang taruna
tahun 2013 ini, terselenggara atas kerjasama beberapa pihak, diantaranya adalah
Dinas Sosial DIY dan Karang Taruna DIY, bertempat di wisma Melati, Jl. Pakel
Baru, No. 34 Yogyakarta.
Karang
Taruna (KT) berasal dari kata, Karang
yaitu tempat berseminya tanaman sehingga tumbuh subur menjadi tanaman yang bermanfaat dan Taruna yang berarti remaja. Secara lengkapnya, Karang Taruna (KT)
adalah Organisasi Sosial kemasyarakatan wadah pengembangan generasi muda, yang
lahir, tumbuh dan berkembang atas kesadaran sendiri oleh generasi muda
desa/kelurahan yang bergerak dan fokus bidang Usaha Kesejahteraan Sosial. Pada
dasarnya, semua remaja dengan usia antara 13-45 tahun termasuk dalam
keanggotaan KT. Secara umum KT memiliki beberapa pembina. Pembina utama adalah Presiden,
Pembina umum yaitu Menteri Dalam Negeri, Gubernur,Bupati/Walikota/Camat/Kepala
Desa/Lurah, tergantung KT tersebut berkedudukan dimana. KT juga memiliki
Pembina Teknis yakni meliputi seluruh instansi yang dimungkinkan memanfaatkan
keberadaan KT, dan terakhir adalah Pembina Fungsional, yaitu Depsos, Dinsos
Prov, Dinsos Kab/Kota. Dari sini jelas, keberadaan KT adalah sebagai organisasi
sosial yang tidak perlu diragukan lagi kelegalanya.
Bimbingan manajemen KT angkatan kedua diikuti
dari 15 karang taruna kelurahan/desa dari Kota Yogyakarta, Kab. Bantul, dan
Kab. Kulon Progo. Setiap KT diwakili oleh 2 delegasi. Salah satu yang menarik
adalah partisipasi KT Jaya Kusuma, dari Singosaren, Banguntapan, Bantul, yang
menjadi juara 1 Nasional 2012.
Selama 3 hari, mereka di gembleng dengan
berbagai materi yang berkaitan dengan KT yang di sampaikan oleh
pemateri-pemateri handal dan professional, baik dari pelaku karang taruna,
pejabat instansi pemerintahan, akademisi dan lain-lain.
Dihari pertama, acara dibuka oleh
pejabat Dinas Sosial DIY, dilanjutkan dengan beberapa materi pembuka,
diantaranya adalah wawasan kebangsaan, teknik pendampingan sosial. Pada materi
wawasan kebangsaan ini, dibukalah pintu hati dan jiwa nasionalisme, dengan berbagai
bahasan tentang bangsa Indonesia. Materi teknik pendampingan sosial disampaikan
oleh Dra. Sri Supartini, M.Si dari BBPPKS Yogyakarta. Dalam sesi ini dikupas
secara menyeluruh tentang peran KT sebagai Potensi Sosial Masyarakat (PSM) yang
harus berperan aktif dalam berbagai pendampingan dalam masyarakat, khususnya
kepada Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Dimana PMKS ini terdiri
dari 27 kategori atau pengelompokan yang termasuk dalam PMKS ini seperti anak
terlantar, anak jalanan, penyandang cacat, dll. Tentunya setiap wilayah tidak
sama, baik masalah yang dihadapi dan solusi/pendampingan yang harus dilakukan.
Dihari kedua, materi dimulai dengan
bahasan tentang manajemen organisasi, bisa dibilang inilah meteri utamanya.
Sesi ini disampaikan oleh Bpk. Sugiyanto, MM. dosen dari APMD. Sesi ini menjadi
sangat menarik karena disertai beberapa games
kreativitas pengembangan organisasi.
Kesehatan reproduksi remaja, menjadi materi yang menjadikan suasana
lebih cair. Ya, tentu saja karena temannya yang cocok untuk semua peserta yang
tentunya sudah dewasa, dan penyampaian materi yang interaktif. Saling tukar
fikiran dan sharing dari KT Singosaen, Banguntapan, Bantul yang
menjadi juara 1 Nasional tahun 2012 adalah sesi yang ditunggu-tunggu. Disini
banyak sekali hal-hal yang menjadi bahasan tukar ide dan saling memberi masukan
kaitanya dalam pengembangan dan memajukan KT. Hari kedua ditutup dengan materi
yang cukup berat, strategi pengembangan karangtaruna dan program pembangunan
kesejahteraan sosial yang keduanya disampaikan dari Dinas Sosial DIY.
Masuk dihari terakhir, materi dipagi
hari dibuka dengan tema upaya penanggulangan HIV AIDS. Dijelaskan secara rinci
mengenai sseluk beluk HIV AIDS, dan realita yang terjadi di masyarakat kita.
Pada intinya, kita tidak boleh takut dan mengghindari para penderita HIV AIDS
ini, justru merekalah yang sangat membutuhkan dampingan dan support dari
masyrakat sekitarnya. Materi terakhir disampaikan oleh Sekretaris Komisi D DPRD
DIY, Bpk. Nur Sasmito, ST. MM. Begitu jelas beliau memaparkan peran DPRD DIY
dalam pembangunan Kesos. Acarapun berlanjut hingga pembulatan dan ppengukuhan
oleh Kepala Dinsos DIY.
Dalam pelatihan ini,
ada banyak hal yang dapat di peroleh dan sangat aplikatif dalam pengembangan
KT. Diantaranya, kita semua warga Negara Indonesia, yakni remaja dengan usia
13-45 tahun adalah anggota karang taruna dan wajib hukumnya kita untuk
berkontribusi. Melalui karang taruna inilah kita bisa mendedikasikan segala
potensi diri, kaitanya dalam pengembangan masyarakat dan ligkungan sekitar
kita. Intinya jangan kita menutup mata akan hal-hal yang menjadi kewajiban kita
sebagai remaja yang memiliki banyak kewajiban sebagai warga Negara. Mulailah
sadar akan apa peran kita dan lakukan apa yang kita bisa dengan segera.
Lingkungan dan masyarakat sekitar kita menunggu peran dan kontribusi nyata kita
kawan-kawan. Salam ADHITYA KARYA MAHATVA YODHA….!!!
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji