Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

DUTA HUBUNGAN INTERNASIONAL



Sinta Mayasari
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Otonomi berasal dari dua kata : auto berarti sendiri, nomos berarti rumah tangga atau urusan pemerintahan. Otonomi dengan demikian berarti mengurus rumah tanggasendiri. Dengan mendampingkan kata otonomi dengan kata Daerah, maka istilah “mengurus rumah tangga sendiri” mengandung makna memperoleh kekuasaan dari pusat dan mengatur atau menyelenggarakan rumah tangga pemerintahan daerah sendiri. Sedangkan yang di maksud Otonomi Daerah adalah wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerah, yang melekat pada Negara kesatuan maupun pada Negara federasi. Di Negara kesatuan otonomi daerah lebih terbatas dari pada di Negara yang berbentuk federasi. Kewenangan mengantar dan mengurus rumah tangga daerah di Negara kesatuan meliputi segenap kewenangan pemerintahan kecuali beberapa urusan yang dipegang oleh Pemerintah Pusat seperti :
1.   Hubungan luar negeri
2.   Pengadilan
3.   Moneter dan keuangan
4.   Pertahanan dan keamanan
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerahnya masing-masing.

Dampak Positif Otonomi Daerah
Dampak positif otonomi daerah adalah memunculkan kesempatan identitas lokal yang ada di masyarakat. Berkurangnya wewenang dan kendali pemerintah pusat mendapatkan respon tinggidari pemerintah daerah dalam menghadapi masalah yang berada di daerahnya sendiri. Bahkan dana yang diperoleh lebih banyak daripada yang didapatkan melalui jalur birokrasi dari pemerintah pusat. Dana tersebut memungkinkan pemerintah lokal mendorong pembangunan daerah serta membangun program promosi kebudayaan dan juga pariwisata. Kebijakan-kebijakan pemerintah daerah juga akan lebih tepat sasaran dan tidak membutuhkan waktu yang lama sehingga akan lebih efisien.

Dampak negatif dari otonomi daerah adalah munculnya kesempatan bagi oknum-oknum di tingkat daerah untuk melakukan berbagai pelanggaran, munculnya pertentangan antara pemerintah daerah dengan pusat, serta timbulnya kesenjangan antara daerah yang pendapatannya tinggi dangan daerah yang masih berkembang (Agus Salim, dkk, 2009).
Masa kecil saya sering menonton televisi dengan berbagai macam acara, dan saya lebih suka menonton sinetron dengan dibintangi orang-orang dari luar negeri. Dari kecil selalu terlintas dalam diri saya untuk menirukan gaya artis-artis pemain sinetron tersebut, termasuk dalam mimpi-mimpi saya untuk pergi keliling luar negeri, mempunyai teman-teman dari luar negeri, dan menikah dengan orang asing. Saya selalu berkhayal dan bermimpi berhubungan internasional sewaktu kecil, hingga akhirnya semakin bertambahnya umur saya ingin mewujudkannya, sampai terfikirkan juga melanjutkan kuliah untuk memilih fakultas HI (Hubungan Internasional) di salah satu perguruan tinggi di luar negeri. Tetapi keadaan dan keputusan yang berkehendak lain, dan akhirnya saya memilih fakultas psikologi di Yogyakarta.
Beranjak dewasa saya sudah bekerja berganti-ganti pekerjaan dari berbagai tempat dan kemudian sambil mengikuti les bimbingan belajar atau bisa disebut kursus privat dengan bahasa Inggris yang saya ambil dari akademik di  salah satu sebuah perguruan tinggi bahasa asing di Yogyakarta, waktu itu sebelum memasuki dunia perkuliahan di kampus saya sekarang ini dengan fakultas psikologi. Selepas ikut bimbingan belajar, saya mencoba melamar dari berbagai tempat yang berhubungan dengan orang-orang asing seperti travel tour, guiding, dan termasuk jadi staf di kafe standar internasional. Tidak lain karena saya ingin ilmu bahasa Inggris saya pakai terus dan praktek berbicara langsung dengan orang-orang luar negeri, kemudian menjadi sebuah kebiasaan berbicara menggunakan bahasa inggris.
Di kafe banyak pelanggan orang-orang luar negeri. Disitulah saya harus beradaptasi dengan orang-orang luar negeri, dan disitu juga saya banyak mengenal orang-orang luar Indonesia. Hari berganti hari saya selalu bertemu orang-orang asing dengan berganti-ganti orang atau terkadang sama yang sudah menjadi pelanggan sebagai tamu di kafe. Saya bisa komunikasi dan mengenal orang dari berbagai macam negara. Menjaga nama baik negera Indonesia ini di mata orang-orang luar negeri yang menjadi pedoman saya agar Indonesia dikenal baik di setiap negara dari segala penjuru dunia, karena saya berfikir jika setiap saya berhadapan dengan orang luar negeri waktu itu dan disitu saya mewakili orang-orang Indonesia dalam bersikap. Disitu saya bersikap ramah, sopan, rendah hati dan menjaga etika-etika yang ada di Indonesia dengan menghargai perbedaan budaya dan adat istiadat antar negara, tidak lupa jika saya harus menjaga tutur kata dan memperhatikan bahasa yang saya gunakan.
Banyak sudah saya kenal dengan orang-orang luar sekarang. Berbagai macam dari negara luar yang sudah menjadi teman dalam hidup saya. Ada yg menjadi teman, menganggap anak atau saudara, ada juga yang menarik hati. Mereka mayoritas mempunyai kepribadian baik, ramah-ramah, royal, menghargai orang, seringkali mengucap kata maaf dan terima kasih kepada orang dalam pembicaraan, dan masih banyak lagi yang berbeda dengan kebribadian orang-orang Indonesia termasuk perbedaan budaya. Mengenai budaya dan adat istiadat ada perbedaan-perbedaan yang lebih baik di luar negeri dan juga ada lebih baik di dalam negeri. Itu semua menjadi pengetahuan bagi saya dalam adat istiadat dan budaya tentang perbedaan secara langsung dengan bertatap muka langsung menghadapi mereka kemudian saya menjadi tahu kepribadian mereka. Hal yang tidak disengaja dan sengaja ketika saya masuk fakultas psikologi menjadi sebuah ilmu pengetahuan dan menjadi pengamatan perilaku tentang bagaiman orang-orang luar berperilaku kesehari-hariannya dengan seringnya bertemu dan bercakap-cakap langsung.
Dalam budaya adat istiadat di setiap daerah pasti mempunyai perbedaan, ada sisi lain yg lebih baik dan ada pula sisi yg tidak baik, semua itu penuh warna tinggal bagaimana kita mau melakukan yang mana yang akan kita lakukan dengan pola pikir kita dan respon atau tidaknya kita terhadap stimulus-stimulus yang ada di depan kita baik yang positif maupun negatif. Akan lebih baiknya jika kita mengambil untuk meniru budaya dan adat istiadat Indonesia dari sisi baiknya dan meninggalkan yang buruk, begitu juga sebaliknya kita menyaring dalam hal baik dan buruknya budaya dan adat istiadat dari luar negara lain. Contohnya saja dalam segi baik dari Indonesia yang memegang peran hidup teratur dan tidak berprinsip dengan sistem kebebasan, sedangkan dari segi buruknya Indonesia terkenal dengan pola pikir dan gerak lambat sehingga menimbulakan perilaku lambat atau sering disebut dengan lemot. Sebaliknya dari segi baik orang luar negeri yang hampir semua cerdas-cerdas dan intelektual biasanya bergerak cepat dengan pola pikir dan perilaku dalam melakukan suatu tindakan sehingga lebih banyak kesuksesan termasuk dalam segi hal materi yang sudah sangat terlihat menonjol, tetapi juga ada sisi buruknya termasuk sistem kebebasan termasuk sex pranikah di luar negeri dan ada beberapa memutuskan untuk tidak menikah atau bisa disebut dengan free sex seperti yang biasa dilakukan dari negara Belanda. Dalam contoh ini begitu keterbalikan budaya dan adat istiadat antara negara Indonesia dengan luar negeri khususnya orang-orang barat atau bisa disebut dengan perbedaan antara budaya barat dan timur yang menonjol dan terlihat. Tetapi tidak lain juga dalam hal sex pranikah dilakukan di Indonesia, menutup kemungkinan jika itu disebabkan karena pengaruh budaya barat atau bisa jadi dari pribadi sendiri. Adapun juga orang Indonesia yang bersikap gesit atau dalam berperilaku seperti orang-orang luar negeri, biasanya orang tersebut cerdas dan intelektual.
Begitu bedanya budaya dan adat istiadat yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan antar negara berbeda juga, khususnya negara Indonesia dengan negara lain. Pertumbuhan dan perkembangan dari luar negeri sangatlah pesat jika dibandingkan dengan negara Indonesia yang ketinggalan baik dari segi materi maupun fasilitas yang ada di negara. Seperti perkembangan teknologi di Indonesia sangatlah ketinggalan dengan negara-negara lain, termasuk ilmu bagaimana mengolah teknologi yang sangatlah penting bagi pertumbuhan dan perkembangan Indonesia. Banyak dari negara lain yang dibiayai pemerintah untuk sekolah ke perguruan tinggi, bahkan sampai ada dana dari pemerintah untuk biaya ke luar negeri atau keliling dunia termasuk ke Indonesia. Jadi tidak mustahil jika pertumbuhan dan perkembangan negara di luar negeri sangatlah bagus dan tinggi, sedangkan pertumbuhan dan perkembangan negara di Indonesia rendah atau kurang bisa tersaingkan dengan negara-negara lain. Dalam prosentase negara-negara yang ada di dunia, Indonesia termasuk lima besar negara termiskin di dunia.
Pengetahuan-pengetahuan yang saya dapatkan tentang perbedaan budaya dan adat istiadat luar negeri bahkan antar negara itu dari komunikasi saya dengan orang lain dan juga dalam pendidikan. Kepribadian mereka juga berbeda-beda seperti di Indonesia yang beranekaragam kepribadian. Setiap negara berbeda-beda dari sebagian mayoritas yang ada dalam kepribadian individu. Seperti orang-orang dari negara Australia yang baik-baik, lembut, sangat menghargai orang, royal, dan hatinya perasa atau sensitif. Begitu juga dengan orang Kanada yang baik, ramah-ramah, tidak bermalas-malasan, suka bekerja dan mempunyai motivasi tinggi dalam hidup. Dari Amerika juga terkenal dengan keramahan dan keroyalannya. Beda lagi dengan orang-orang China yang paling terkenal dengan kepandaian dan kecerdasannya, walaupun ada Taiwan, Jepang dan daerah sekitarnya yang terkenal pandai tetapi juga sangat perhitungan. Termasuk juga orang-orang Jerman yang berpendidikan. Kemudian Prancis yang terkenal dengan orang-orang yang perhitungan khususnya dalam hal materi dan acuh tak acuh terhadap orang lain atau yang ada di sekitarnya. Dalam hal fanatik tentang agama, negara-negara Islam seperti Saudi Arabia, Bangladesh, Pakistan, Palestina, Afghanistan terkenal dengan kefanatikannya dalam agama Islam dan peperangan yang hampir terjadi setiap hari karena agama. Ini sebagian contoh kepribadian dari berbagai negara, dan masih banyak lagi bermacam-macam kepribadian yang menyenangkan dan menarik dari orang-orang luar negeri yang tidak didapatkan di Indonesia.
Hal yang saya ketahui tentang kehidupan dari berbagai negara di dunia ini membuat saya merasa termotivasi dengan kehidupan. Hal yang sangat menyenangkan dan menarik dalam kehidupan saya yaitu menyelami kehidupan manusia dari berbagai negara. Maka dari itu saya akan terus melakukan hal-hal yang memberikan motivasi dalam hidup saya dan membuat kesuksesan termasuk dengan tetap berhubungan internasional. Itu bermula dari mimpi dan khayalan waktu saya masih kecil hingga menjadi kenyataan setelah dewasa ini. Seperti yang dikatakan oleh seorang penulis untuk memotivasi kita agar terus meraih cita-cita sampai tercapai.
Jangan berhenti bercita-cita dan kejarlah terus mimpimu!
Itulah prinsip hidupku, hanya seorang anak biasa yang diperhadapkan pada berbagai macam kesulitan dan rintangan, yang mengakibatkanku tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang suka tantangan. Dari kecil aku suka bermimpi, menghayal bisa terbang, bisa keluar negeri dan mimpi itu kutanam kuat dihatiku. Bahwa ketika aku bisa memikirkannya, maka ada jalan untuk bisa mendapatkannya. Yang dibutuhkan selanjutnya adalah bekerja keras untuk bisa mewujudkannya.  (Andi M. Imran Zulkarnain, 2012)
     Jika ingin berkomunikasi dengan orang luar negeri termasuk hubungan internasianal agar etika kita terjaga dan tidak menimbulkan kesalahpahaman. Demikian hal-hal yang diperhatikan dalam berkomunikasi dengan orang luar negeri. Kita dilarang untuk menanyakan kepada orang luar negeri yang baru kenal dengan pertanyan agama, pekerjaan, umur dan alamat tempat tinggal orang asing tersebut. Kemudian di sisi lain untuk terus menjalin komunikasi dengan lebih peduli dan hal yang baik-baik yang sewajarnya dilakukan tidak jauh seperti biasanya yang dilakukan di Indonesia, dengan tidak lupa menghargai perbedaan termasuk budaya dan adat istiadat yang berbeda. Ramah, perhatian termasuk pujian, dan tepat waktu dalam segala hal itu mayoritas yang diharapkan dari kita yang membuat mereka senang dan akan terus menjalin hubungan baik dengan kita.

DAFTAR PUSTAKA
Agus Salim, dkk (2009). Sayembara Tertulis Nasional (Otonomi Daerah). Retrieved from:
Andi M. Imran Zulkarnain (2012). Sayembara Tertulis Nasional (Otonomi Daerah). Retrieved from:




Citation:
Sita Mayasari, I. (2013). Duta Hubungan Internasional. Tulisan ini dipersiapkan untuk Lomba Penulisan Otonomi Daerah, yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Isran Noor), pada Desember 2013 – Maret 2013.

 

Post a Comment

0 Comments