Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

KEHIDUPAN SOSIAL MANUSIA



Singgih Purwanto
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Berkumpul bagian dari bersosial (Foto : Amir H.)
Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang unik dan fleksibel. Keunikan manusia itu tercermin dari pola tingkah laku manusia dalam menjalani hidup. Berbicara mengenai hidup, dimana didalam kehidupan manusia tidak terlepas yang namanya sebuah proses interaksi dan penyesuaian, yang selanjutnya hal itu menjadi jalan untuk memenuhi kebutuhan.
Bagaimanakah gambaran keunikan manusia dalam menjalani hidupnya? Dalam hal ini, penulis telah berbincang dengan seorang anak remaja, Ia bernama Yanto. Pada perbincangan itu penulis sempat menanyakan beberapa hal mengenai kehidupannya, diantaranya adalah bagaimana pendapatnya tentang kata kehidupan. Hal apa saja yang sulit dalam hidupannya?, kemudian langkah apa saja yang dilakukan untuk keluar dari kesulitan?.
Yanto saat ditanya mengenai pertanyaan yang penulis ajukan, menyatakn bahwa kehidupan merupakan suatu aktifitas manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Yanto juga menjelaskan bahwa proses penyesuaian diri terhadap keadaan lingkungan sosial mengalami banyak kendala dalam hidupnya. Mengatasi kendala tersebut Yanto bisa belajar bersikap lebih fleksibel, dalam artian bersikap sesuai dengan yang diminta oleh suatu lingkungan sosial tersebut. Selain itu, kontrol emosi juga diperlukan, yang dimaksud dalam kontrol emosi di sini adalah proses penerimaan diri dari suatu realita yang kurang menyenangkan.

Berbincang bersama Yanto telah mengambarkan bahwa manusia memiliki keunikan dalam kehidupan. Melihat pada teori psikologi, bahwa manusia dalam berinteraksi terhadap lingkungan sosialnya menurut Kurt Lewin dalam persamaanya menyatakan B=f(P,E). Dimana B adalah behavior (perilaku individu), P = personal (Variabel individu), E = environment (variabel luar individu dan lingkungan), sedangkan (f) sebagai fungsi. Dengan demikian, perilaku sosial individu sangat dipengaruhi oleh interaksi variabel individu dan juga variabel lingkungan (Fisher, 1982:24-25 dalam Shinta, 2013). Dalam persamaan di atas variabel P dan E saling mempengaruhi.
Persamaan di atas menjelaskan bahwa, keadaan seseorang merupakan fungsi dari lingkungannya, begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan keadaan Yanto. Oleh karena itu, penulis mengambil kesimpulan bahwa perilaku yang ditimbulkan seseorang terhadap lingkungan sosial disebabkan oleh variabel individu (orang itu sendiri) dan juga variabel luar individu atau lingkungan. Proses interaksi manusia terhadap lingkungan sosialnya akan lebih mudah jika individu dapat menerima semua kenyataan yang ada pada dirinya dan juga lingkungannya.

Daftar Pustaka:
Shinta, A. (2013). Pengantar psikologi sosial (Edisi Kedua). Yogyakarta: Universitas Proklamasi 45.

Post a Comment

0 Comments