Richanatus Syarifah
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Ketegangan memicu Stress (Foto : Elisa) |
Bekerja merupakan
hal yang terpenting dan sangat dibutuhkan oleh setiap orang, dari yang kecil
sampai dewasa. Tanpa bekerja seseorang tidak akan bisa memenuhi kebutuhan
hidupnya. Setiap orang dapat menikmati hidup yang di inginkan perlu melakukan bekerja keras. Pribadi yang
aktif dalam organisasi maupun loyalitas
bekerja diperusahaan
senantiasa tidak akan tinggal diam, dia pasti selalu memikirkan cara untuk
mendapatkan sesuatu yang baru.
Contohnya mendapatkan ide bagus untuk memajukan suatu perusahaan.
Dia begitu semangat untuk memberikan yang terbaik bagi seluruh karyawan dan
semua orang yang aktif bekerja.
Saat
melakukan
pekerjaans berdasarkan seberapa besar niat dan keinginan untuk bekerja. Saat bergabung dengan perusahaan,
tentunya kita juga pasti harus mengikuti aturan-aturan yang ada dalam
perusahaan tersebut, karena setiap perusahaan memiliki aturan sendiri-sendiri. Oleh karena itu, memenuhi keputusan atasan sangat diperlukan, bahkan
terkadang merelakan kepentingan
lain demi
mendapatkan profesi dalam bekerja. Berbeda, apabila seseorang yang tidak suka dengan aturan-aturan maupun kekangan berupa aturan yang ada akan
mengalami kekagetan. Bahkan bisa menjadi dampak
negatif bagi si pekerja tersebut, stress bisa saja terjadi padanya. Karena
hal-hal yang tidak dia inginkan telah terjadi secara tiba-tiba.
Stress
atau sering disebut sebagai ketegangan adalah suatu kesatuan fisik yang
dikaitkan dengan perubahan yang terjadi didalamnya. Menurut Handoko (1997), stress
adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi,
proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress
yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi
lingkungannya. Setiap
orang memiliki watak yang berbeda-beda, jika seseorang yang terlalu dalam
memikirkan pekerjaan yang tidak sesuai dengan keinginanya, dia pasti akan mudah
terkena stress, pikirannya penuh
dengan kejar waktu dan bayangan-bayangan takut gagal dalam bekerja. Begitu juga
sebaliknya, jika seseorang suka dan
menggeluti bidang kerjanya, dia pasti akan merasa nyaman, tenang dan tentram
dalam bekerja. Stres senantiasa muncul bila terdapat suatu tuntutan pada setiap
bagian tubuh.
Stres ada dua
macam yaitu stres ringan dan stres berat. Stres ringan meliput sakit kepala (migren), sakit perut (maag), dan lain sebagainya.
Sedangkan stres berat meliputi gangguan
jiwa yang disebut penyakit gila. Seseorang yang stres hingga ketingkat
tertinggi dia tidak dapat menemukan cara untuk memecahkan masalah, dalam
pikiranya hanya terdapat tekanan yang mengganggu aktifitas.
Seseorang yang
dapat mengatur waktunya
dengan baik sesuai kemampuannya, dia tidak akan merasa lelah meski banyak
rintangan yang datang, pasti dia bisa dengan mudah mengatasinya. Segala macam
bentuk stres pada dasarnya disebabkan oleh ketidakpahaman manusia akan keterbatasan-keterbatasannya sendiri. Ketidakmampuan
untuk melawan keterbatasan ini menimbulkan
frustasi, konflik, gelisah, dan rasa bersalah yang merupakan tipe-tipe dasar
stres. Stres tidak hanya menuju pada gangguan jiwa seperti gila.
Daftar Pustaka :
Fraser,
T.M. (1992). Stres dan Kepuasan Kerja.
Yogyakarta. Penerbit: PT Pustaka Binaman Pressindo
Aneraga,
P.S.E, M. M. (2001). Psikolgi Kerja.
Jakarta. Penerbit: PT rineka Cipta
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji